Panjang Urusan Pandji Pragiwaksono Diduga Hina Adat Toraja Meski Minta Maaf

Tim detikcom - detikSulsel
Rabu, 05 Nov 2025 08:30 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Toraja -

Pandji Pragiwaksono menyampaikan permintaan maaf setelah materi stand up comedy-nya menuai kecaman karena dianggap menyinggung budaya Toraja. Meski begitu, permintaan maaf itu belum meredakan polemik di kalangan masyarakat.

Dalam permintaan maafnya, Pandji Pragiwaksono mengakui bahwa materi stand up yang dibawakannya pada 2013 lalu dibuat tanpa pemahaman yang cukup tentang budaya Toraja. Karena itu, ia meminta maaf kepada masyarakat Toraja yang merasa tersinggung.

"Selamat pagi, Indonesia. Terutama untuk masyarakat Toraja yang saya hormati. Dalam beberapa hari terakhir, saya menerima banyak protes dan kemarahan dari masyarakat Toraja terkait sebuah joke dalam pertunjukan Mesakke Bangsaku tahun 2013. Saya membaca dan menerima semua protes serta surat yang ditujukan kepada saya," ujar Pandji di Instagram pribadinya, dilihat detikSulsel, Selasa (4/11/2025).


Pandji mengaku telah berbicara dengan Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi, untuk memahami lebih jauh kebudayaan Toraja yang sempat ia jadikan bahan lawakan. Dari percakapan itu, Pandji merasa mendapat banyak pelajaran.

"Tadi malam, saya berdialog dengan Ibu Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Dalam pembicaraan kami lewat telepon, Ibu Rukka menceritakan dengan sangat indah tentang budaya Toraja-tentang maknanya, nilainya, dan kedalamannya," tuturnya.

"Dari obrolan itu, saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant, dan untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai," ungkapnya.

Aliansi Pemuda Toraja Ogah Cabut Laporan

Aliansi Pemuda Toraja memastikan tetap melanjutkan laporan terhadap Pandji Pragiwaksono meski sang komika sudah meminta maaf atas materi lawakannya yang dinilai menghina adat Toraja. Aliansi ini ingin memastikan proses hukum dan adat tetap berjalan.

"Dengan senang hati kita menerima permintaan maaf Pandji Pragiwaksono, tapi proses hukum dan sanksi adat harus tetap berjalan," kata perwakilan Aliansi Pemuda Toraja Ricdwan Abbas kepada detiksulsel, Selasa (4/11/2025).

Ricdwan menegaskan Aliansi Pemuda Toraja ini menginginkan ada efek jera terhadap Pandji terkait kasus ini. Pihaknya tidak ingin ada oknum lain yang melakukan hal serupa.

"Jangan sampai, karena permintaan maaf kita mengabaikan masa ke depan. Karena ini akan menjadi pintu orang-orang merendahkan adat budaya kita jika tidak ditegasi," terangnya.

Namun dia mengapresiasi sikap Pandji yang telah meminta maaf. Apalagi Pandji disebut siap menerima sanksi adat maupun sanksi hukum nantinya.

"Karena beliau gentle mengakui kesalahan dan berani minta maaf, kami juga dengan gentle menghadapi keberanian beliau," tegas Ricdwan.

Jika proses hukum dihentikan, pihaknya khawatir ada oknum lain menghina adat dan budaya Toraja. Dia kembali menegaskan persoalan ini tidak cukup diselesaikan dengan meminta maaf.

"Yang kita tidak mau nanti akan ada oknum lagi yang merasa cukup dengan maaf, akan terlepas dari hukum positif dan hukum adat," jelasnya.

Pandji Siap Hadapi Proses Hukum & Adat

Pandji Pragiwaksono secara terpisah mengakui sedang menghadapi dua proses hukum, yakni hukum negara dan adat. Dia pun mengakui siap menghadapi kedua proses tersebut.

"Saat ini ada dua proses hukum yang berjalan: proses hukum negara, karena adanya laporan ke kepolisian, dan proses hukum adat," kata Pandji di Instagramnya dilihat detiksulsel, Selasa (4/11).

Pandji mengatakan penyelesaian secara adat memiliki aturan tersendiri. Prosesnya, kata dia, harus dilakukan langsung di Toraja.

"Berdasarkan pembicaraan dengan Ibu Rukka, penyelesaian secara adat hanya dapat dilakukan di Toraja. Ibu Rukka bersedia menjadi fasilitator pertemuan antara saya dengan perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja," ujar Pandji.

Dia mengaku siap menghadapi proses hukum adat dalam penyelesaian masalah ini. Hanya saja, jika nantinya waktu tidak memungkinkan, Pandji mengaku akan menghormati proses hukum negara yang berlaku.

"Saya akan berusaha mengambil langkah itu. Namun bila secara waktu tidak memungkinkan, saya akan menghormati dan menjalani proses hukum negara yang berlaku," terangnya.

Di sisi lain, Pandji mengaku kisruh ini menjadi pelajaran berharga bagi dirinya. Dia berharap kejadian ini bisa membuatnya lebih baik hingga lebih peduli.

"Saya akan belajar dari kejadian ini, dan menjadikannya momen untuk menjadi pelawak yang lebih baik-lebih peka, lebih cermat, dan lebih peduli. Saya juga berharap kejadian ini tidak membuat para komika berhenti mengangkat nilai dan budaya dalam karya mereka," ucapnya.

"Menurut saya, anggapan bahwa pelawak tidak boleh membicarakan SARA kurang tepat. Indonesia adalah negara dengan keragaman luar biasa: suku, agama, ras, dan antargolongan adalah bagian dari jati diri bangsa ini," imbuhnya.

Pandji berharap kejadian ini bukan membuat pembicaraan mengenai SARA terhenti. Dia menekankan SARA bisa dibicarakan tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan.

"Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan. Semoga para komika di Indonesia terus bercerita tentang adat dan tradisi bangsa ini-dengan cara yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih menghormati," pungkasnya.



Simak Video "Video Pandji Pragiwaksono Ditantang Stand Up Comedy di Sidang DPR"

(hmw/hmw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork