Renungan Harian Katolik Selasa, 23 September 2025: Siapa Saudara Yesus?

Renungan Harian Katolik Selasa, 23 September 2025: Siapa Saudara Yesus?

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Selasa, 23 Sep 2025 08:30 WIB
Renungan harian Katolik
Ilustrasi (Foto: jcomp/Freepik)
Makassar -

Injil hari ini mengajak kita merenungkan pertanyaan penting: siapa sebenarnya yang disebut sebagai saudara-saudara Yesus? Yesus menjawab dengan tegas bahwa saudara, saudari, dan ibu-Nya adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Pesan ini bukan sekadar tentang hubungan darah, tetapi tentang kedekatan rohani yang lahir dari ketaatan dan kesetiaan kepada kehendak Bapa. Renungan hari Selasa, 23 September 2025 menantang kita untuk menilai, apakah kita sudah sungguh menjadi "saudara" Yesus melalui hidup yang berakar pada firman-Nya.

Renungan hari ini mengangkat tema "Yesus Mendefinisikan Siapa Saudaranya" dikutip dari buku Renungan tiga TiTik oleh Dewi Mulyati S. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk, disimak!

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 23 September 2025

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

ADVERTISEMENT

Bacaan I: Ezr. 6:7-8, 12b, 14-20

Biarkanlah pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula.

Lagipula telah dikeluarkan perintah olehku tentang apa yang harus kamu perbuat terhadap para tua-tua orang Yahudi mengenai pembangunan rumah Allah itu, yakni dari pada penghasilan kerajaan, dari pada upeti daerah seberang sungai Efrat, haruslah dengan seksama dan dengan tidak bertangguh diberi biaya kepada orang-orang itu.

Maka Allah, yang sudah membuat nama-Nya diam di sana, biarlah Ia merobohkan setiap raja dan setiap bangsa, yang mengacungkan tangan untuk melanggar keputusan ini dan membinasakan rumah Allah yang di Yerusalem itu. Aku, Darius, yang mengeluarkan perintah ini. Hendaklah itu dilakukan dengan seksama."

Para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah Koresh, Darius dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia.

Maka selesailah rumah itu pada hari yang ketiga bulan Adar, yakni pada tahun yang keenam zaman pemerintahan raja Darius.

Maka orang Israel, para imam, orang-orang Lewi dan orang-orang lain yang pulang dari pembuangan, merayakan pentahbisan rumah Allah ini dengan sukaria.

Untuk pentahbisan rumah Allah ini mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, domba jantan dua ratus ekor dan anak domba empat ratus ekor; juga kambing jantan sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel.

Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa.

Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan merayakan Paskah.

Karena para imam dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri, sehingga tahirlah mereka sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para imam, dan bagi dirinya sendiri.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 122:1-2,3-4a, 4b-5

Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."

Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.

Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat,

ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.

ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.

Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.

Bacaan Injil: Luk. 1:8:19-21

Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.

Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau."

Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

Renungan Hari Ini: Yesus Mendefinisikan Siapa Saudaranya

"Jawab-Nya kepada mereka, "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

(Luk. 8:21)

Definisi 'cantik' sekarang adalah hasil pembaruan. Cantik bukan lagi diukur dengan parameter fisik baku, tetapi dengan menghargai keunikan setiap individu wanita.

Pengakuan atas kualitas pribadi, 'mindset' positif dan percaya diri telah menjadikan wanita cantik. Cantik bisa dicapai oleh semua wanita.

Fenomena inklusivitas cantik ini masih berlanjut dan berkembang sampai sekarang. 'Inner' dan 'Outer beauty' berjalan berdampingan, wanita ingin pintar tetapi juga belajar 'skin care-an.

Zaman dahulu ada pandangan bahwa wanita cantik itu karena faktor genetik. Seperti orang tuanya berwajah rupawan, atau keturunan dari suku tertentu yang terkenal karena paras cantiknya seperti Sunda dan Manado.

Karenanya wajah cantik menjadi utopia bagi banyak wanita, diimpikan namun muskil tercapai karena melawan kodrat, yang mendefinisikan cantik identik dengan kulit putih, bibir tipis merona, rambut lurus hitam dan lain-lainnya.

Sampai pada suatu masa, ada merek perawatan kulit yang mendobrak idiom cantik dengan slogan bahwa setiap wanita unik, dan justru cantik dalam keunikannya. Merek tersebut beriklan dengan menggunakan model orang-orang biasa dengan berbagai warna kulit, usia, bentuk tubuh, dan fitur wajah, sebagai selebritas.

Karunia kecantikan unik pribadi haruslah dijaga.

Seperti analogi di atas, Yesus mendefinisikan kemuridan secara baru, bukan semata-mata satu darah atau keluarga melainkan mereka yang mendengarkan firman-Nya dan melaksanakannya. "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda-Ku dan melaksanakannya." Yesus menghendaki inklusivitas, bukan eksklusivitas.

Keselamatan untuk semua orang yang melakukan sabda-Nya, siapa pun silahkan untuk mendekat dan berjumpa dengan-Nya.

Yesus sudah meruntuhkan eksklusivitas Kerajaan Surga dengan memberikan definisi baru bagi yang mau tinggal bersama Dia dan Bapa. Di mata-Nya, kita pantas dan bisa untuk selalu mendengar dan mengamalkan firman Allah.

Doa:

Tuhan Yesus, betapa besar kasih-Mu kepada manusia. Tak hentinya Kau mencarikan jalan agar manusia selamat sampai ke rumah Bapa. Engkau telah mengangkat harkat manusia agar sederajat dengan saudara-saudara-Mu, bahkan Ibu-Mu. Kuatkanlah kehendak kami untuk selalu mendengarkan firman-Mu dan terutama melaksanakannya. Amin.

Kisah Orang Kudus Hari Ini

Santo Linus, Paus dan Martir

Linus adalah Paus kedua yang menggantikan Santo Petrus Rasul sebagai Paus pertama. Ia memimpin Gereja Kristus dari tahun 67 sampai tahun 76. Sangat sedikit berita yang diketahui tentang kisah hidupnya. Menurut Buku para Paus (Liber Pontificalis), Linus lahir di Tuscany, Italia.

Kemungkinan juga Linus ini adalah orang yang sama dengan yang dikatakan Santo Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Timotius: "Salam dari Ebulus dan Pudes dan Linus dan Klaudia dan dari semua saudara" (2 Tim 4:21).

Umumnya Linus dihormati sebagai martir, namun tentang hal ini tidak ada informasi terpercaya yang mendukungnya. Namanya tercantum juga di dalam Kanon Misa.

Santa Tekla, Perawan

Kemungkinan besar Tekla adalah murid Santo Paulus Rasul. Konon ia membatalkan pertunangannya dengan seorang pemuda, dengan maksud supaya dapat mempersembahkan dirinya kepada Tuhan secara total.

Ketika Paulus berada di penjara, Tekla sering mengunjunginya. Suatu ketika ia ditangkap dan diancam hukuman mati. Tetapi ia dapat meloloskan diri dan kemudian tinggal di dalam sebuah gua dekat Seleukia.

Demikian renungan harian Katolik Selasa, 23 September 2025 dengan bacaannya. Semoga bermanfaat!




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads