Renungan Harian Katolik Minggu, 21 September 2025: Bertindak yang Cerdik

Renungan Harian Katolik Minggu, 21 September 2025: Bertindak yang Cerdik

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Minggu, 21 Sep 2025 08:00 WIB
Renungan Harian Katolik
Ilustrasi (Foto: David Besh/Pexels)
Makassar -

Renungan Harian Katolik Minggu, 21 September 2025 mengajak kita untuk merenungkan panggilan Tuhan agar mampu bertindak dengan cerdik dalam menjalani kehidupan iman, tanpa kehilangan hati yang tulus.

Dalam perjalanan hidup, kita kerap dihadapkan pada situasi yang menuntut kebijaksanaan sekaligus keteguhan iman. Bacaan hari ini menjadi pengingat agar kita tidak hanya menjadi orang beriman yang taat, tetapi juga cerdas dalam menanggapi berbagai situasi hidup.

Renungan hari Minggu, 21 September 2025 mengangkat tema "Bertindak yang Cerdik" dikutip dari buku Renungan Tiga TiTik oleh Ari Susanto. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk, disimak!

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 21 September 2025

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

ADVERTISEMENT

Bacaan I: Am. 8:4-7

Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini

dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,

supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?"

TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: "Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!

Mazmur Tanggapan: Mzm. 113:1-2,4-6,7-8

Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN!

Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.

TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.

Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi,

yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,

untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya.

Bacaan II: 1 Tim 2:1-8

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,

untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.

Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,

yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,

yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.

Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul?yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta?dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.

Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

Bacaan Injil: Luk.16:1-13

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.

Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.

Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.

Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.

Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?

Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.

Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?

Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Renungan Hari Ini: Bertindak yang Cerdik

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik.

(Luk. 16:8a)

Kali ini, yang dipuji bukan perbuatan seorang bendahara yang tidak jujur, namun kecerdikannya mempersiapkan masa depannya. Di sisa waktu yang ada, dengan kewenangannya, ia membangun relasi persahabatan dengan orang-orang yang berhutang pada tuannya.

Berharap jika kelak ia dipecat oleh tuannya dan tidak bekerja lagi, akan ada sahabat yang menampung untuk melanjutkan kehidupannya. Demikianlah bendahara ini memotong jumlah hutang masing-masing orang, guna menanam budi demi masa depannya kelak.

Seorang bendahara dalam masyarakat Yahudi kuno bukan sekedar memegang keuangan saja. Namun lebih dari itu, yakni mengelola harta kekayaan tuannya.

Termasuk jual-beli properti ataupun hutang-piutang. Seorang bendahara tidak digaji, namun berdasarkan komisi dari keuntungan yang diperolehnya.

Ketidakjujuran bendara ini didengar oleh tuannya, sehingga tuannya hendak memecatnya. Mendengar hal itu, bendahara ini sangat khawatir akan hidupnya kelak.

Karena ia bukan seorang upahan atau budak yang dapat dijual ke pasar budak atau pindah pekerjaan. Secara fisik ia tidak kuat untuk mencangkul, sedang secara moral tidak sampai hati untuk mengemis.

Dengan kecerdikaannya ia memanggil para penghutang tuannya, untuk dipotong jumlah hutangnya, sehingga para penghutang senang. Dengan demikian, jika ia kelak sebagai penganggur, pasti ada salah satu dari para penghutang yang telah dikurangi hutangnya, akan menerimanya.

Ada pendapat seorang pengusaha beberapa puluh tahun yang lalu, bahwa uang bukan segalanya, namun segalanya perlu uang.

Karena dengan uang, ia bisa membeli kekuasaan bahkan kebahagian demi kehidupan keluarganya. Yesus dalam pengajarannya meminta para pengkut-Nya sebagai anak-anak terang untuk berlaku cerdik sebagaimana anak-anak dunia dalam menyiapkan masa depannya.

Bukan sekedar kehidupan di dunia ini, namun lebih dari itu, yakni kehidupan di surga kelak. Maka selagi masih hidup di dunia ini, para pengikut Kristus hendaklah menggunakan segala anugerah dari Tuhan.

Baik harta dan kepandaian, maupun apa saja untuk mendapatkan keselamatan yang sejati kelak. Marilah bertindak dengan cerdik, dengan segala anugerah yang telah kita terima, guna melangkah dengan pasti memasuki Kerajaan Allah!

Doa:

Ya Allah Yang Maha Bijaksana, curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hati serta akal budi kami. Agar kami dimampukan untuk bertindak cerdik dan bijaksana dalam memanfaatkan segala anugerah-Mu.

Sehingga menjadi pedoman yang menuntun arah kehidupan kami. Amin.

Kisah Orang Kudus Hari Ini: Santo Mateus, Rasul dan Pengarang Injil

Murid-murid Yesus berasal dari berbagai lapisan masyarakat dengan pekerjaan dan gaya hidup masing-masing: rakyat jelata dan pegawai, miskin dan kaya, nelayan dan pemungut cukai.

Hari ini Gereja merayakan pesta Santo Mateus, Rasul dan Pengarang Injil. Ayahnya bernama Alpheus.

Ia sendiri pun disebut juga Levi. Mateus dikenal luas sebagai pemungut cukai di kota Kapernaum, daerah Galilea.

Di kalangan masyarakat Yahudi, terutama para pemimpinnya, jabatan pemungut cukai dipandang sebagai jabatan kotor. Para pemungut cukai dipandang sebagai pendosa, yang dapat disejajarkan dengan pembunuh, perampok, penjahat, pelacur dll.

Alasannya ialah mereka itu adalah sahabat dan kaki-tangan Romawi, bangsa kafir yang menjajah mereka. Meskipun tuduhan itu tidak seluruhnya benar, namun Mateus jelas digolongkan dalam kelompok yang tak terhormat ini.Apa boleh buat karena itulah pandangan umum masyarakat Yahudi.

Segera terlihat bahwa Mateus masih berharga di mata Tuhan. Yesus memanggil dia: "Ikutilah Aku!" Panggilan ini menunjukkan bahwa bagi Yesus, Mateus masih memiliki titik-titik kebaikan yang dapat diandalkan.

Peristiwa panggilan Mateus sempat mencengangkan banyak orang: "Bagaimana mungkin Yesus memanggil dan memilih seorang pendosa menjadi muridNya?" Ketika Mateus mengadakan perjamuan besar di rumahnya bagi Yesus dan murid-muridNya, banyak pemungut cukai hadir juga.

Kaum Farisi dan orang-orang lain yang tidak menyukai Yesus semakin membenci Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama dengan para pendosa?" Pada saat itulah, Yesus mengatakan: "Bukan orang sehat yang memerlukan dokter, melainkan orang sakit.

Aku datang bukan untuk memanggil orang saleh, melainkan orang berdosa."Terhadap panggilan Yesus "Ikutilah Aku!", Mateus segera bangun dan mengikuti Yesus.

Ia meninggalkan seluruh hartanya yang banyak itu, dan dengan rela memulai suatu hidup yang baru bersama Yesus dan murid-murid lainnya. Sikap tegas Mateus menunjukkan bahwa ia memiliki sifat-sifat Kerajaan Allah: semangat kemiskinan dan pelayanan, terutama cinta dan iman-kepercayaan akan Yesus.

Mateus, seorang terpelajar. Ia dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Yunani dan Aramik, suatu dialek bahasa Ibrani. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui, baik sebelum maupun sesudah dipanggil Yesus.

Menurut tradisi lisan purba, setelah Yesus naik ke surga, Mateus mewartakan Injil dan berkarya di tengah kaum sebangsanya: orang-orang Kristen keturunan Yahudi di Palestina atau Siria selama kira-kira 15 tahun.

Selama itulah ia menulis Injilnya yang berisi pengajaran agama dan kesaksian tentang Yesus kepada orang-orang Kristen keturunan Yahudi. Injilnya ditulis kira-kira antara tahun 50-65.

Dalam Injilnya, Mateus menegaskan bahwa Yesus dari Nazareth itu adalah benar-benar Mesias yang dijanjikan Allah dan dinubuatkan para nabi dalam masa Perjanjian Lama: la membuka Injilnya dengan membeberkan silsilah Yesus Kristus mulai dari Abraham sampai Maria yang melahirkan Yesus.

Dengan silsilah itu, ia mau menunjukkan dengan tegas kemanusiaan Yesus dan kedudukanNya sebagai Penyelamat (terakhir!) yang dijanjikan Allah. Itulah sebabnya, Injil Mateus dilambangkan dengan 'manusia bersayap'.

Setelah menuliskan Injilnya, Mateus pergi ke arah timur: ke Masedonia, Mesir, Etiopia dan Persia. Konon ia mati sebagai martir di Persia karena mewartakan Injil tentang Yesus Kristus.

Demikian renungan harian Katolik Minggu, 21 September 2025 dengan bacaannya. Semoga bermanfaat!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads