Renungan Harian Katolik Sabtu, 6 September 2025: Melakukan yang Dilarang

Renungan Harian Katolik Sabtu, 6 September 2025: Melakukan yang Dilarang

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Sabtu, 06 Sep 2025 07:30 WIB
Ilustrasi renungan harian Katolik
Foto: Unsplash/Josh Applegate
Makassar -

Dalam perjalanan hidup, sering kali kita dihadapkan pada pilihan untuk melakukan hal-hal yang menyentuh batas aturan iman dan moral. Ada saatnya kita tergoda untuk menuruti keinginan, meski hati kecil menyadari bahwa itu bukanlah jalan yang benar.

Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bagaimana Yesus menghadapi orang-orang yang menuduh murid-muridnya berbuat yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat. Peristiwa ini bukan hanya tentang aturan, tetapi juga tentang makna kasih dan kebebasan sejati dalam Allah.

Renungan hari Sabtu, 6 September 2025 mengangkat tema "Berbuat Sesuatu yang Tidak Diperbolehkan" dikutip dari buku Inspirasi Pagi (LBI) oleh Oki Dwihatmanto OFC. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk, disimak!

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 6 September 2025

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

ADVERTISEMENT

Bacaan I: Kol. 1:21-21

Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 54;3-4,6,8

Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah. Sela

Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku.

Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya TUHAN.

Bacaan Injil: Luk.6:1-5

Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.

Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,

bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"

Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

BcO: Am. 5:18-6:14

Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan terang!

Seperti seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia!

Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya?

"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.

Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.

Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.

Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."

"Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?

Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu itu,

dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik," firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam.

"Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!

Menyeberanglah ke Kalne, dan lihat-lihatlah; berjalanlah dari sana ke Hamat yang besar itu, dan pergilah ke Gat orang Filistin! Adakah mereka lebih baik dari kerajaan-kerajaan ini, atau lebih besarkah daerah mereka dari daerahmu?

Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, tetapi mendekatkan pemerintahan kekerasan;

yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun;

yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya;

yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!

Sebab itu sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu."

Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diri-Nya, ?demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam?:"Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya."

Dan jika masih tinggal sepuluh orang dalam satu rumah, mereka akan mati.

Dan jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang mengangkat dan mengeluarkan mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang ada di bagian belakang rumah: "Adakah lagi orang bersama-sama engkau?" dan dijawab: "Tidak ada," ia akan berkata: "Diam!" Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama TUHAN!

Sebab sesungguhnya, TUHAN memberi perintah, maka rumah besar dirobohkan menjadi reruntuhan dan rumah kecil menjadi rosokan.

Berlarikah kuda-kuda di atas bukit batu, atau dibajak orangkah laut dengan lembu? Sungguh, kamu telah mengubah keadilan menjadi racun dan hasil kebenaran menjadi ipuh!

Hai kamu, yang bersukacita karena Lodabar, dan yang berkata: "Bukankah kita dengan kekuatan kita merebut Karnaim bagi kita?"

"Sebab sesungguhnya, Aku akan membangkitkan suatu bangsa melawan kamu, hai kaum Israel," demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam, "dan mereka akan menindas kamu dari jalan yang menuju ke Hamat sampai ke sungai yang di Araba."

Renungan Hari Ini: Berbuat Sesuatu yang Tidak Diperbolehkan

Hidup kita tidak mungkin lepas dari hukum dan peraturan. Tanpa hukum dan peraturan, pasti hidup bersama akan kacau.

Dengan adanya hukum dan peraturan, orang disadarkan bahwa dia hidup bersama yang lain. Tentu saja hal itu akan terjadi kalau hukum sungguh bersifat adil, dan prinsip bahwa semua orang sama di mata hukum bisa terjaga.

Namun, hukum bisa menjadi berbahaya ketika tidak netral, juga ketika digunakan sebagai alat untuk menindas dan menjerat. Lebih repot lagi kalau hukum ternyata malah dimanipulasi untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

Karena itu, pentinglah bagi kita, sebagaimana diajarkan Yesus hari ini, untuk menempatkan kemanusiaan di atas hukum dan peraturan. Menanggapi tuduhan orang Farisi, Yesus menjelaskan makna Sabat yang sebenarnya, sambil mengutip sebuah contoh dari Perjanjian Lama tentang Daud yang kelaparan.

Daud masuk ke dalam Bait Allah, mengambil roti persembahan yang hanya boleh dimakan oleh para imam, memakannya dan membagi-bagikannya kepada teman-temannya. Kisah ini seperti mengantisipasi pengajaran Yesus.

Ia mengajarkan makna ketetapan ilahi tentang Sabat. Allah menetapkan hukum Sabat demi kebaikan manusia, yakni agar mereka dapat beristirahat dan mengabdikan waktu mereka dengan penuh sukacita untuk beribadah.

Yesus mengoreksi penafsiran orang Farisi yang telah mengubah Sabat menjadi hari kesedihan dan kekhawatiran karena banyaknya perintah dan larangan. Cara pandang orang Farisi itu pada akhirnya akan memuncak pada mentalitas "boleh dan tidak boleh" yang masih ada sampai sekarang ini.

Selain mengajar, dalam momen ini, Yesus juga menunjukkan identitas diri-Nya. Dengan menyatakan diri-Nya sebagai "Tuhan atas hari Sabat", Ia secara terbuka menyatakan bahwa diri-Nya adalah Allah yang sama, yang memberikan perintah Sabat kepada bangsa Israel.

Dengan demikian, Yesus meneguhkan keilahian-Nya dan kuasa-Nya. Hukum-hukum lain dapat ditetapkan-Nya, seperti yang dilakukan-Nya dalam Perjanjian Lama. Ia dapat menetapkan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.

Yesus tidak menentang atau menghapus hukum Sabat. Ia mengembalikan ke tujuan awalnya, yaitu kebebasan dan keselamatan manusia karena kasih Allah.

Orang yang mengenal Allah akan mengenal kasih. Kasih pasti melampaui hukum, bukan melanggar hukum.

Demikian renungan harian Katolik Sabtu, 6 September 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads