Sebanyak tiga guru Sekolah Rakyat Terintegrasi 19 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengundurkan diri. Mereka mundur karena lokasi sekolah jauh dari kampung halaman hingga tidak mendapatkan izin dari orang tua (ortu).
"Betul, ada tiga guru mundur. Alasannya lokasi jauh dari domisili, dan tidak ada izin dari orang tua," ujar Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 19 Wajo, Asri kepada detikSulsel, Senin (4/8/2025).
Asri mengatakan, ketiga guru yang mundur itu masing-masing guru Bimbingan Konseling (BK), guru ekonomi, dan guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Asri mengaku telah bermohon ke Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mencari guru baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Guru BK, IPS, dan Ekonomi yang mundur. Kami sudah bermohon ke Kemensos terkait pergantian tersebut," katanya.
Sementara itu, Bupati Wajo Andi Rosman mengungkapkan para guru yang mengundurkan diri berdomisili di luar Wajo. Dia menduga guru itu mundur karena belum bersedia meninggalkan kampung halaman.
"Yang mengundurkan diri semua guru yang domisili di luar Kabupaten Wajo, alasan tidak siap mungkin tinggalkan kampungnya," katanya.
Rosman menuturkan guru pengganti bukan kewenangan pihak sekolah. Sebab perekrutan guru Sekolah Rakyat ada di Kementerian Sosial.
"Untuk pengganti definitif, hal tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat sebagai penentu kebijakan. Perekrutan guru terbuka secara nasional oleh pemerintah pusat," jelasnya.
(hsr/hsr)