Bupati Mamasa, Welem Sambolangi mencopot Kepala Puskesmas (Kapus) Nosu, Adolfina setelah seorang wanita meninggal diduga karena tidak mendapat penanganan medis. Kebijakan itu berdasarkan hasil pemeriksaan tim investigasi.
"Saya telah menandatangani surat pemberhentiannya (Kepala Puskesmas Nosu)," kata Welem dalam keterangannya, Senin (4/8/2025).
Welem menyebut Adolfina bertanggung jawab atas insiden tersebut. Pihak puskesmas diduga lalai sehingga tidak memberikan penanganan kepada pasien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim menemukan bahwa saat pasien tiba di UGD (unit gawat darurat), tidak ada petugas yang memberikan pelayanan," ungkapnya.
Menurut Welem, pihak puskesmas harusnya bisa memastikan kesiapan tenaga medis di UGD untuk memberikan pelayanan kepada warga. Dia menegaskan persoalan ini terkait dengan nyawa manusia.
"Ini menyangkut nyawa manusia dan sebagai pimpinan konsekuensinya harus dicopot. Pihak puskesmas seharusnya memastikan kesiapan tenaga medis di UGD, baik saat merujuk pasien ke tempat lain maupun saat jam dinas berakhir," tegasnya.
Welem mengimbau seluruh tenaga medis di Mamasa menjadikan persoalan ini sebagai pembelajaran. Dia memastikan akan terus mengevaluasi layanan di setiap fasilitas kesehatan.
"Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi di masa depan," imbuh Welem.
Sebelumnya diberitakan, seorang wanita meninggal setelah tidak mendapat penanganan medis di Puskesmas Nosu pada Jumat (1/8) malam. Peristiwa memilukan ini beredar di media sosial setelah kerabat korban memviralkan kejadian tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamasa, dr Ratna Dewi Sari mengatakan, puskesmas saat itu sedang dalam waktu jeda menunggu pergantian petugas yang berjaga. Saat itu hanya ada bidan yang juga menangani pasien lain.
"Di situlah titik kelemahannya, karena sebenarnya ini Puskesmas rawat inap, jadi (petugas) harus standby 24 jam, jadi tidak boleh ada kekosongan petugas," kata Ratna kepada wartawan, Sabtu (2/8).
Ratna juga mengakui jumlah petugas medis di Puskesmas Nosu memang terbatas. Lima perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN) yang satu di antaranya sedang cuti.
"Untuk tenaga perawat itu ada lima orang yang ASN. Cuman satu lagi cuti menurut informasi dari pak kapus, jadi hanya empat orang yang aktif untuk melayani rawat inap, poli, dan lain-lain," imbuhnya.
(sar/asm)