Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat terkait prakiraan cuaca saat musim mudik Lebaran 2025. Pemprov Sulsel pun akan menyiapkan alat berat di jalur mudik yang rawan terjadi longsor.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel Jufri Rahman mengatakan berdasarkan prakiraan BMKG cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi pada puncak musim hujan pada Maret dan April. Periode tersebut bertepatan dengan puncak arus mudik Lebaran 2025.
"Kami menerima kunjungan Kepala BMKG Pusat dan menerima data terkait potensi daerah rawan, khususnya untuk mudik Lebaran nanti. Seperti kita ketahui, di daerah utara Provinsi Sulawesi Selatan ini kemiringan medannya cukup ekstrim sehingga potensi longsor sangat besar," kata Jufri dalam keterangannya yang dikutip detikSulsel, Senin (17/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jufri mengatakan Pemprov Sulsel akan segera melakukan mitigasi melalui Tim Terpadu Tanggap Bencana berdasarkan dari dari BMKG. Data tersebut sudah tersedia sejak 6 hari, 3 hari, bahkan real-time mulai terlihat sejak 3 jam hingga 30 menit sebelumnya.
"Dengan demikian, potensi bencana sudah dapat diketahui lebih awal," imbuhnya.
Jufri menjelaskan bahwa data potensi longsor yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, agar alat berat dapat disiapkan di sekitar lokasi potensi longsor. Kemudian, Dinas Perhubungan bersama Polres setempat dapat melakukan rekayasa lalu lintas untuk menghindari bencana bagi para pemudik.
"Kemudian BPBD dan Dinas Sosial juga dapat melakukan evakuasi jika terjadi longsor. Data ini sangat penting karena menyangkut keselamatan manusia," jelasnya.
Selain itu, kata Jufri, BMKG juga berupaya menjamin keselamatan pelayaran di selat antara Selayar dan Jeneponto. BMKG akan membangun radar untuk mendeteksi gelombang laut.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melakukan pertemuan dengan Sekda Sulsel Jufri Rahman di Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel pada Minggu (16/3). Pertemuan tersebut membahas upaya antisipasi, mitigasi, dan peringatan dini terhadap cuaca ekstrem di wilayah Sulsel.
"Karena wilayah Sulawesi Selatan bagian utara, seperti Toraja, Luwu, Enrekang, dan Bone, termasuk wilayah Timur Tenggara, saat ini memasuki puncak musim hujan pada bulan Maret dan April. Di wilayah utara, dikhawatirkan terjadi banjir bandang dan longsor, yang juga terdapat jalur mudik," kata Dwikorita dalam keterangannya diterima detikSulsel, Senin (17/3).
"Wilayah Tenggara rawan banjir, bahkan mungkin banjir rob. Oleh karena itu, penting untuk berkoordinasi dalam mengamankan dan mengelola risiko, misalnya dengan rekayasa lalu lintas buka tutup,"tambahnya.
(hsr/hsr)