Warga Dusun Bonto-Bonto, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku resah dengan keberadaan pemimpin aliran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa, Petta Bau (59) yang tinggal serumah dengan seorang pria bernama Petta Tinggi. Status pria tersebut hingga kini masih misterius bagi warga.
Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bonto-Bonto, Marzuki mengungkapkan bahwa pria tersebut sudah tinggal bersama Petta Bau sejak tahun lalu. Hanya saja sampai saat ini status hubungan mereka masih menjadi tanda tanya.
"Kami resah. Dia sama-sama terus datang dari tahun lalu, satu rumah dan tidak jelas apakah suami istri atau bukan," ujar Marzuki kepada detikSulsel, Sabtu (15/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah dipertanyakan, tetapi sebagian dari anggotanya bilang suaminya, sebagainya bilang bukan cuman anggota, sebagian bilang itu cuman mantannya. Kalau memang mantannya, kenapa satu rumah?" sambung Marzuki.
Marzuki menuturkan, kondisi ini menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat, terutama karena keberadaan Petta Bau dan Petta Tinggi tidak dilengkapi dengan surat nikah maupun laporan resmi ke pihak RT atau dusun setempat. Bahkan, ketika dipanggil untuk dimintai klarifikasi, pengikut mereka justru bersikap emosional dan membawa benda tajam.
"Tidak ada surat nikah, tidak ada ke Pak RT atau Pak Dusun. Malah kemarin (waktu itu) dipanggil pengikutnya itu malah marah-marah mereka membawa semua benda tajam," tuturnya.
Marzuki juga menerangkan, dari pihak Petta Bau maupun Petta Tinggi tidak pernah memberikan keterangan terkait ini ke pihak desa setempat. Mereka berdua lebih memilih bungkam, hingga bersembunyi saat akan dimintai keterangan atau bukti surat menikahnya.
"Petta Bau tidak pernah sampaikan itu Petta Tinggi itu siapa. Kalau Petta Tinggi, tidak pernah bicara, dia malahan sembunyi," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa Bonto Somba, Suparman mengatakan pengikut aliran sesat itu menelantarkan keluarganya. Hal tersebut dialami wanita berinisial J sejak suaminya mengikuti aliran yang dipimpin Petta Bau.
Suparman mengaku bertemu dengan J di rumah Petta Bau di Desa Bonto Somba pada Oktober 2024 lalu. Dia mengatakan J bukan pengikut aliran tersebut namun suami dan keluarganya sudah masuk.
"Ada wanita dia tidak masuk (aliran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa), tetapi keluarganya semua ikut masuk dengan dua orang anaknya. Dia datang ke saya menangis," kata Suparman kepada detikSulsel, Jumat (14/3).
(asm/hsr)