Pimpinan aliran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa, Petta Bau (59) buka suara terkait dugaan kembali menyebarkan aliran sesat tersebut di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia mengaku tidak lagi mengajarkan aliran tersebut usai dilarang pada 2024 lalu.
"Tidak pernah, karena disuruh berhenti," ujar Petta Bau saat ditanya soal kembali mengajarkan aliran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa kepada wartawan, Selasa (11/3/2025).
Dia mengatakan dirinya dituding kembali mengajarkan aliran tersebut karena diduga menggelar acara maulid pada 1 Januari 2025. Saat itu, Petta Bau dan pengikutnya hendak menyembelih seekor sapi namun tidak jadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sapi (yang mau) dipotong waktunya tahun baru tidak jadi, karena ini dia larang saya," lanjut Petta Bau.
Di sisi lain, Petta Bau mengaku tidak menambah rukun Islam menjadi 11 dan mengajarkan pengikutnya haji di Gunung Bawakaraeng. Dia menyebut foto yang beredar bukan dirinya.
"Tidak pernah, biar sumpah apa saya mau sumpah, tidak pernah (tambah rukun Islam). Itu bukan foto saya yang di atas (Gunung Bawakaraeng), dia kasih masuk semua orang," bebernya.
Dia pun mengaku kaget dengan informasi yang beredar terkait dirinya dan pengikutnya. Dia kembali menegaskan bahwa foto sejumlah orang beribadah di Gunung Bawakaraeng bukan dirinya.
"Kagetlah saya," katanya singkat.
Petta Bau menambahkan polemik aliran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa telah diselesaikan di Polsek Tompobulu pada 28 Oktober 2024 lalu. Dia pun menanggapi santai soal dirinya kembali dituding menyebarkan paham tersebut.
"Ini kan sudah selesai di kantor polisi, di sana sudah dijempol," tegasnya.
Diketahui aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana' Loloa pertama kali muncul di Dusun Bonto-bonto, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Maros pada 2024. Belakangan, aliran tersebut diduga kembali diajarkan oleh Petta Bau hingga menuai sorotan.
(hsr/hsr)