Penegasan Kemenag Pemimpin Aliran Sesat di Maros Hanya Mau Cari Duit

Penegasan Kemenag Pemimpin Aliran Sesat di Maros Hanya Mau Cari Duit

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 07 Mar 2025 06:30 WIB
Pemimpin aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana Loloa, Patta Bau saat menghadiri pemanggilan di Polsek Tompobulu.
Foto: Pemimpin aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana' Loloa, Patta Bau saat menghadiri pemanggilan di Polsek Tompobulu. (Dok. Istimewa)
Maros -

Warga Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), kembali dibuat resah oleh munculnya aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana' Loloa. Kemenag Maros pun menegaskan aliran sesat itu muncul kembali karena pemimpinnya butuh uang.

Dalam catatan pemberitaan detikSulsel, aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana' Loloa pertama kali muncul di Dusun Bonto-bonto, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros pada 2024.

Aliran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa dianggap sesat setelah menambahkan rukun Islam menjadi 11. Kemunculannya tepat pada bulan Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak bulan puasa tahun lalu sudah ada, tapi saya di Kalimantan dulu, dibiarkan oleh warga dulu, setelah saya datang baru saya protes," ujar Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bonto-bonto, Marzuki kepada wartawan, Selasa (4/3/2025).

Aliran itu telah dinyatakan sesat karena ajarannya menyalahi akidah agama Islam. Pengikut aliran diajarkan untuk tidak menunaikan ibadah haji di Makkah.

ADVERTISEMENT

"Rukun Islamnya ada 11, terus kalau ibadah haji di tanah suci (Makkah) tidak sah, kecuali ke tanah Gunung Bawakaraeng," ungkapnya.

Pemimpin aliran sesat ini juga terindikasi mencari keuntungan dengan mewajibkan pengikutnya membeli benda pusaka. Mereka yang membeli benda pusaka tersebut dijanjikan masuk surga.

"Harus beli pusaka untuk dipakai selama nanti di akhirat. Anggotanya mau bangun rumah dilarang karena alasannya sudah mau kiamat dan uangnya untuk beli pusaka," beber Marzuki.

Aliran sesat tersebut sendiri sudah ditutup sejak kemunculannya pada 2024 silam. Namun pemimpin aliran sesat itu kembali muncul dengan mengaku sebagai ibu angkat Presiden Prabowo Subianto hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Nama Seskab Mayor Teddy Indra Teddy sampai dibawa-bawa.

"Dia mengaku sebagai mama angkatnya Pak Prabowo. Katanya waktu masih kecil Pak Prabowo dia yang jaga sampainya besar," ujar Marzuki.

Kemenag Maros Turun Tangan

Aliran sesat yang meresahkan warga tersebut membuat Kemenag Maros turun tangan. Hingga akhirnya diketahui pemimpin aliran sesat tersebut, Petta Bau (59) muncul kembali karena kehabisan uang belakangan ini.

Kepala Kemenag Maros Muhammad menjelaskan pihaknya sebenarnya langsung melakukan pembinaan sejak aliran ini disetop pada 2024 lalu. Dia pun mengakui kemunculan aliran sesat ini menjadi masalah baru.

"Sudah dua tahun terakhir. Menurut staf KUA kami di sana sudah sempat berhenti itu, hanya muncul lagi," ujar Muhammad kepada detikSulsel, Kamis (6/3).

Muhammad pun membenarkan bahwa aliran itu muncul lagi setelah pimpinannya kehabisan uang. Aliran sesatnya kembali diajarkan demi meraih keuntungan dari berjualan benda pusaka.

"Karena persoalan ekonomi, dia mungkin mau jual pusakanya untuk dapat uang lagi. Iya begitu modusnya, hampir semua aliran sesat ada modusnya untuk kepentingan ekonomi di belakangnya," katanya.

Warga yang percaya atau pengikutnya diimingi-imingi masuk surga hanya dengan membeli benda pusaka tersebut. Harganya diperkirakan mencapai Rp 500 ribu.

"Iya (meraih keuntungan), masyarakat yang dibodoh-bodohi, mereka percaya saja. Tidak perlu salat apalah, cukup beli pusaka bisa masuk surga. Iya (setelah diperiksa) begitu, kalau habis uangnya dia jual pusaka lagi. Saya juga tidak lihat (benda pusakanya), biasanya badik," jelasnya.

"Sekarang tidak tahu berapa mi harganya dia jualkan, tapi dulu biasanya Rp 500 ribu. Sebelumnya begitu rata-rata," tutur Muhammad.

Benda pusaka itu, kata Muhammad, dimaknai sebagai kunci untuk membuka pintu surga. Jadi pengikutnya tetap bisa masuk surga hanya dengan membeli pusaka itu.

"Katanya untuk kunci masuk surga. Jadi tidak perlu mi salat kalau beli pusaka itu," katanya.

Dia memastikan petugasnya sudah turun ke lokasi melakukan pembinaan kepada warga setempat. Pengikutnya akan disadarkan agar kembali ke jalan yang benar.

"Penyuluh kami sangat aktif itu, termasuk dari Babhinkantibmas, Baninsa, aparat desa semua sudah melakukan pembinaan. Saya kira sudah tidak berkembang lagi, sudah dikepung kan. (Pengikutnya) Ditangani oleh penyuluh, mereka dibina untuk disadarkan," pungkas Muhammad.




(hmw/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads