BMKG melaporkan gempa bumi berkekuatan magnitud (M) 6,0 yang mengguncang Tutuyan, Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut), dipicu aktivitas Subduksi Sangihe. Gempa turut dirasakan di sejumlah daerah di Sulut hingga Gorontalo.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Subduksi Sangihe," kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Rabu (26/2/2025).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daryono mengatakan gempa dirasakan di Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, dan Minahasa Tenggara dengan skala intensitas IV MMI. Kemudian di Manado, Minahasa, Minahasa Utara, Kotamobagu, Gorontalo, Minahasa Selatan, Bitung, dan Gorontalo Utara dengan skala intensitas III MMI.
Selanjutnya dirasakan di Boalemo, Taliabu, dan Tagulandang II-III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, gempa terjadi Bolaang Mongondow Timur pada Rabu (26/2) 07.00 Wita. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 6,1.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,50 lintang utara dan 124,89 bujur timur. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 42 Km arah Tenggara Kota Tutuyan, Sulawesi Utara pada kedalaman 11 km.
(hsr/hsr)