BMKG mencatat sebanyak 55 kali gempa susulan terjadi usai gempa magnitudo (M) 6,0 mengguncang Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut). Dari 55 gempa susulan tersebut, terdapat 11 gempa yang dirasakan.
"Sampai 27 Februari 2025 pukul 08.30 Wita telah terjadi 55 gempa susulan. Dan diantara gempa susulan tersebut terdapat 11 gempa yang dirasakan," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Manado, Tony Agus Wijaya kepada detikcom, Kamis (27/2/2025).
Tony Agus mengatakan 55 gempa susulan itu terhitung sejak gempa utama M 6,0 yang terjadi pada Rabu (26/2) pukul 05.55 WIB atau 06.55 Wita. Episenter gempa tersebut terletak pada koordinat 0,50° LU ; 124,89° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 42 Km arah Tenggara Kota Tutuyan, Sulawesi Utara pada kedalaman 11 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa di Kota Tutuyan ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Subduksi Sangihe. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, dan Minahasa Tenggara dengan skala intensitas IV MMI. Artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Kemudian daerah Manado, Minahasa, Minahasa Utara, Kotamobagu, Gorontalo, Minahasa Selatan, Bitung, dan Gorontalo Utara dengan skala intensitas III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah,terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Selanjutnya daerah Boalemo, Taliabu, dan Tagulandang dengan II-III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.
(ata/ata)