Warga yang mengaku keluarga buaya di wisata Cimory Land, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), kini hilang kabar setelah pawang yang diutus diterkam sang buaya. Keluarga pawang bernama Baco Dg Rani itu pun menuntut tanggung jawab pihak keluarga buaya.
Menantu Baco Dg Rani, Nurmiati (42) mengatakan hingga saat ini tidak lagi mendapat kabar dari keluarga buaya yang menjemput korban. Sejak insiden terjadi, mereka disebut sudah tidak pernah muncul lagi.
"Tidak ada mi, tidak ada mi yang mau tanggung jawab. Kita tidak tahu ke mana itu yang mengaku-mengaku katanya cucunya (buaya)," kata Nurmiati kepada detikSulsel, Rabu (19/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurmiati menyebut pihak keluarga buaya sudah berjanji untuk bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap sang pawang. Makanya, tawaran untuk ikut menjemput buaya di Cimory Land itu dipenuhi Baco Dg Rani.
"Padahal ada pengakuan yang katanya 'iya nanti kami tanggung jawab kalau ada apa-apa', ada yang berkata seperti itu dan tidak tahu di mana mi sekarang," tambahnya.
Dia menuturkan keluarganya masih terus mencari siapa pihak yang bertanggung jawab atas insiden yang menimpa mertuanya itu. Nurmiati berharap ada niat baik dari pihak keluarga buaya karena korban juga dijemput baik-baik sebelum kejadian.
"Itu yang kami cari (warga yang mengaku sebagai keluarga buaya). Beberapa hari ini tidak ada kabarnya padahal yang kami tahu itu kan (korban) dijemput, dijemput baik-baik itu bapak, dijemput untuk ke sana (Cimory)," ucap Nurmiati.
Nurmiati menyampaikan bahwa korban dijemput menuju Cimory Gowa menggunakan mobil. Namun setelah kejadian korban diterkam buaya justru tidak ada pihak dari warga tersebut. Korban justru dijemput keluarganya sendiri menggunakan sepeda motor.
"Naik mobil (dijemput untuk ke Cimory Land), pulangnya sisa naik motor, keluarga sendiri yang jemput," ungkap Nurmiati.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pawang Terkendala Biaya Operasi Rp 40 Juta
Bcao Dg Rani diterkam buaya di Cimor Gowa pada Senin (17/2) sekitar pukul 22.30 Wita. Sang pawang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah sebelum akhirnya dipulangkan karena terkendala biaya operasi Rp 40 juta yang tidak ditanggung BPJS.
"Kalau operasi batal memang, iya batal, karena di mana ki mau ambil uang (Rp 40 juta) dalam waktu dekat, sementara tidak ditanggung BPJS. Jadi memang terpaksa dipulangkan," ujar Nurmiati.
Nurmiati mengatakan kondisi korban saat ini masih belum pulih. Sang pawang harus menahan sakit dari luka gigitan pada tangan kanannya dan sakit akibat tulang yang patah.
"Gawat karena memang kan dia istilahnya memikul dua rasa sakit ini. Sakit patah tulang sama cabikan, dan cabikannya itu dalam sampai terbuka itu daging," ucap Nurmiati.
Nurmiati menyebut Baco Dg Rani saat ini dilarikan ke RSUD Daya, Makassar. Namun dia belum mengetahui apakah operasi bisa dilakukan di sana sebab masih belum memiliki biaya.
"Belum ada kejelasan ini apakah berkasnya sampai atau tidak. Yang jelas masih di rumah sakit, masih menerima, cuma perawatannya. Operasinya belum," imbuhnya.
Diketahui, buaya tersebut dievakuasi dari lokasi banjir Antang, Makassar. Belakangan buaya tersebut dititipkan BKSDA ke objek wisata Cimory Land di Kabupaten Gowa.