Polisi turun tangan menyelidiki dugaan tambang yang sisa materialnya menghambat saluran air baku di Sungai Lekopancing, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Lumpur sisa tambang yang terbawa masuk ke saluran air baku berimbas pada terganggunya debit dan suplai air PDAM Makassar.
Diketahui, lumpur sisa material tambang terbawa masuk dan menutup saluran air baku Sungai Lekopancing seksi 7 dan 8. Saluran seksi 7 berada di Patontongan Kecamatan Mandai, sedangkan saluran seksi 8 di Kurrusumange Kecamatan Tanralili.
Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Aditya Pandu mengatakan, pihaknya meninjau langsung saluran air baku Sungai Lekopancing pada Senin (17/2) sore. Polisi turut mendalami dugaan adanya aktivitas tambang ilegal di daerah aliran sungai tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menindaklanjuti terkait informasi yang beredar tentang pernyataan PDAM Makassar terkait diduga adanya tambang ilegal yang mengakibatkan material tambang tersebut menutupi saluran," kata Aditya kepada detikSulsel, Senin (17/2/2025).
Dari hasil penelusuran sementara, pihaknya menemukan ada lahan bekas galian tanah di sebuah bukit yang tidak jauh dari saluran seksi 7. Namun tidak ada lagi aktivitas penggalian saat polisi tiba di lokasi.
Aditya menduga material tanah bekas galian itu yang terbawa masuk ke saluran air baku. Material tanah itu diduga terbawa masuk ke saluran saat hujan deras.
"Terkait adanya material yang turun ke saluran, disinyalir karena bagian atas bendungan (Lekopancing) tersebut belum dibuatkan tanggul, sehingga material ikut turun," bebernya.
Namun dia menegaskan belum ada temuan aktivitas tambang ilegal di kawasan tersebut. Aditya menuturkan aktivitas eksploitasi lahan di daerah aliran Sungai Lekopancing sudah berhenti.
"Untuk saat ini tidak ada aktivitas tambang ilegal atau eksploitasi lahan di sana," ungkap Aditya.
Aditya berharap agar dugaan aktivitas tambang bisa dilaporkan ke pihak berwajib jika ada pihak yang merasa dirugikan. Pihaknya memastikan akan mengusut laporan tersebut lebih lanjut.
"Bila dalam hal ini ada pihak yang merasa dirugikan atas peristiwa eksploitasi lahan tersebut bisa mengadu atau lapor," harap Aditya.
Debit Air Baku PDAM Makassar Menurun
Petugas Operasional Bendung Lekopancing Maros, Makmur menuturkan, lumpur dari sisa material tambang mengendap di saluran Sungai Lekopancing kerap terjadi ketika hujan. Sedimen lumpur kembali menumpuk sejak hujan deras yang memicu banjir di Maros beberapa waktu lalu.
"Hampir setiap turun hujan begitu kondisinya, material tanah dari tambang itu terbawa masuk saluran. Mau tidak mau kita sebagai petugas di sini yang bersihkan," kata Makmur saat dihubungi wartawan, Minggu (16/2).
Petugas Bendung Lekopancing bersama personel PDAM Makassar masih melakukan pengerukan sedimen lumpur beberapa hari terakhir. Endapan lumpur di saluran Sungai Lekopancing membuat debit air baku untuk sampai ke instalasi pengolahan air di Makassar menurun.
"Normal itu (debit air) di angka 1.100 liter per detik. Kalau sekarang 70 persennya, di angka 700 sampai 800 liter per detik saja," ungkapnya.
PDAM Makassar selama ini mengolah air baku dari Lekopancing untuk menyuplai wilayah utara dan timur Kota Makassar. Namun suplai air di wilayah itu terganggu karena debit air menurun imbas tumpukan sedimen lumpur di saluran air baku.
"Debit air yang masuk tidak seimbang dengan yang mau dikasih keluar. Otomatis air yang masuk berkurang, output-nya juga berkurang," ungkap Direktur Teknis PDAM Makassar Asdar kepada detikSulsel, Minggu (16/2).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...