Nisfu Syaban 1446 H jatuh pada 14 Februari 2025. Mengejar kemuliannya, umat muslim dapat meningkatkan ibadah dengan mengerjakan amalan-amalan sesuai sunnah.
Lantas, apa saja amalan Nisfu Syaban sesuai sunnah yang bisa dikerjakan?
Mengutip buku Mana Dalil Nishfu Syaban oleh Ustaz Ma'ruf Khozin, Nisfu Syaban merupakan hari pertengahan bulan Syaban yang memiliki kemuliaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda pada malam Nisfu Syaban Allah SWT akan mengampuni semua makhluk-Nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diriwayatkan Mu'adz bin Jabal:
عَنْ مُعَاذِ بْن جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلا لِمُشْرِكِ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya: Dari Mu'adz bin Jabal, "Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nisfu Sya'ban, kemudian la akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat Islam)'".
Nah, bagi detikers yang hendak memperbanyak amalan pada Nisfu Syaban, berikut ulasan selengkapnya. Yuk, disimak!
Amalan Nisfu Syaban Sesuai Sunnah
Dikutip dari Rumaysho, tidak ada amalan spesifik yang dikhususkan untuk Nisfu Syaban. Pun tak ada dalil sahih dari Rasulullah SAW terkait amalan khusus di hari ini.
Meski begitu, umat muslim tetap bisa mengerjakan sejumlah amalan sunnah untuk meraih pahala dan keberkahan. Amalan-amalan ini sebagaimana dicontohkan oleh para ulama salaf terdahulu yang senantiasa menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan ibadah.
Dalam buku berjudul Malam Nishfu Syaban karya Hanif Luthfi Lc MA, Ibnu Rajab Al-Hanbali menceritakan bahwa para ulama salaf dari kalangan tabi'in menjalankan ibadah-ibadah sunnah pada malam Nisfu Syaban. Sebagaimana Ibnu Rajab menyebutkan bahwa:
وليلة النصف من شعبان كان التابعون من أهل الشام كخالد بن معدان ومكحول ولقمان بن عامر وغيرهم يعظمونهاويجتهدون فيها في العبادة وعنهم أخذ الناس فضلها
Artinya: Pada malam Nisfu Sya'ban, para tabiin dari Ahli Syam seperti Khalid bin Miʼdan, Makhul, Luqman bin Amir dan lainnya mereka sangat mengagungkan malam itu dan bersungguh-sungguh dalam ibadah. Dari merekalah orang-orang mengambil fadhilahnya.
Berikut sejumlah amalan-amalan sunnah yang bisa dikerjakan pada Nisfu Syaban:
1. Mengkhatamkan Al-Qur'an
Terdapat kebiasaan dari penduduk Mekah dahulu pada malam Nisfu Syaban. Mereka menghabiskan malam di dalam masjid dengan membaca Al-Qur'an sampai mengkhatamkannya untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban.
Sebagaimana penuturan Muhammad bin Ishaq Al-Fakihani berikut:
وَأَهْلُ مَكَّةَ فِيمَا مَضَى إِلَى الْيَوْمِ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، خَرَجَ عَامَّةُ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَصَلَّوْا، وَطَافُوا، وَأَحْيَوْا لَيْلَتَهُمْ حَتَّى الصَّبَاحَ بِالْقِرَاءَةِ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامٍ، حَتَّى يَخْتِمُوا الْقُرْآنَ كُلَّهُ، وَيُصَلُّوا، وَمَنْ صَلَّى مِنْهُمْ الله تِلْكَ اللَّيْلَةَ مِائَةَ رَكْعَةٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِالْحَمْدُ، وَقُلْ هُوَ أَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ، وَأَخَذُوا مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ، فَشَرِبُوهُ، وَاغْتَسَلُوا بِهِ، وَخَبَّؤُوهُ عِنْدَهُمْ لِلْمَرْضَى، يَبْتَغُونَ بِذَلِكَ الْبَرَكَةَفِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ، وَيُرْوَى فِيهِ أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ 27
Artinya: Penduduk Makkah sejak dahulu sampai hari ini, jika malam Nisfu Sya'ban hampir kebanyakan mereka, baik laki-laki maupun perempuan itu keluar rumah menuju masjid. Mereka shalat, thawaf, menghidupkan malam itu sampai pagi, dengan membaca Al-Qur'an di dalam Masjid al-Haram, sampai mereka mengkhatamkan Al-Qur'an.
2. Dzikir dan Membaca Istighfar
Ulama terdahulu juga menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Sebagaimana dicontohkan disebutkan Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitabnya:
- من وكان كثير النوافل والأذكار، ويحيى ليلة النصفشعبان - والعيدين بالصلاة والذكر
Artinya: (Ibnu Asakir) itu banyak melakukan amalan sunnah dan dzikir, beliau menghidupkan malam Nisfu Syaban dan malam id dengan sholat dan dzikir.
Adapun bacaan dzikir yang bisa dibaca sebagai berikut, dikutip dari Kalender Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid:
Istighfar ini dibaca sebanyak 70 kali:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ.
Arab Latin: Astaghfirullaaha wa as-aluhut taubah.
atau bisa membaca istighfar berikut:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Arab Latin: Astaghfirullaahaladzii laa ilaaha illaa huwar rahmaanur rahiimul hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
Kemudian membaca bacaan dzikir ini sebanyak 70 kali:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ.
Arab Latin: Laa ilaaha illallaahu wa laa na'budu illaa iyyahu mukhlishiina lahud diina wa lau karihal musyrikuuna.
3. Bersedekah
Bersedekah merupakan salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Syaban, tentunya bisa pula dikerjakan pada Nisfu Syaban. Amalan ini dianjurkan sebagaimana riwayat dari Imam Shadiq berikut:
"Bershadaqah dan membaca istighfar. Barang siapa bershadaqah di bulan Sya'ban, maka Allah SWT akan memelihara shadaqah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya, sehingga pada hari kiamat, shadaqah tersebut sampai di tangan pemiliknya sebesar Gunung Uhud."
4. Mendirikan Sholat Sunnah
Dijelaskan dalam buku Mana Dalil Nishfu Syaban, umat muslim juga dapat melaksanakan sholat sunnah mutlak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akan tetapi, niatnya harus diperhatikan yakni dengan niat sholat sunnah mutlak dan bukan diniati sholat khusus tanpa tuntunan.
Adapun para ulama menganjurkan sholat sunnah mutlak didasarkan pada sabda Rasulullah SAW:
قَوْله صلى الله عليه وسلم : " الصَّلَاةُ خَيْرُ مَوْضُوعٍ ، فَمَنْ شَاءَ اسْتَكْثَرَ وَمَنْ شَاءَ اسْتَقل " قال الحافظ في " الفتح " 2 / 479 : صححه ابن حبان
Artinya: Sabda Nabi, "sholat adalah sebaik-baik syariat, siapa yang ingin memperbanyak maka perbanyaklah, dan siapa yang ingin melakukan sedikit maka lakukanlah" (Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadis ini dinilai sahih oleh Ibnu Hibban. Fath Al-Bari 2/479)
5. Membaca Yasin
Sebagian ulama membaca Yasin pada malam Nisfu Syaban setelah Magrib sebagai bentuk ijtihad. Yasin bisa dibacakan sebanyak 3 kali dengan niat meminta panjang umur, terhindar dari bencana, dan agar tidak bergantung kepada orang lain.
Sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Fathu Al-Malik Al-Majid, yakni:
(وَمِنْ خَوَاصِ سُوْرَةِ يس) كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ أَنْ تَقْرَأَهَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْأَوْلَى بِنِيَّةِ طُولِ العُمْرِ وَالثَّانِيَةُ بِنِيَّةِ دَفْعِ الْبَلَاءِ وَالثَّالِثَةُ بِنِيَّةِ الإِسْتِغْنَاءِ عَنِ النَّاسِ.
Artinya: "Di antara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana menurut sebagian para Ulama, adalah dibaca pada malam Nishfu Sya'ban sebanyak 3 kali. Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat terhindar dari bencana dan ketiga niat agar tidak bergantung kepada orang lain". (Fathu al-Malik al-Majíd, 19)
6. Berdoa di Malam Nisfu Syaban
Di malam Nisfu Syaban umat muslim juga dapat memanjatkan doa untuk meminta ampunan kepada Allah SWT maupun meminta hajat tertentu. Sebab, malam Nisfu Syaban termasuk pada malam Allah SWT akan mengabulkan doa hambanya.
Sebagaimana penjelasannya berikut:
قَالَ الْبَيْهَقِي قَالَ الشَّافِعِي وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمْعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ (أخرجه البيهقي في السنن الكبرى رقم 6087 وفي معرفة السنن والآثار رقم 1958 وذكره الحافظ ابن حجر في تلخيص الحبير رقم (675)
Artinya: Ahli hadis al-Baihaqi mengutip dari Imam Syafi'i: "Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam, yaitu awal malam bulan Rajab, malam Nisfu Sya'ban, dua malam hari raya dan malam Jumat" (as-Sunan al-Kubra No 6087, Ma'rifat as-Sunan wa al-Atsar No 1958, dan dikutip oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis al-Habir No 675)
Adapun doa yang bisa dibacakan sebagai berikut:
يَا ذَا الْمَنِّ فَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، ظَهْرَ اللَّاحِئِينَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ ، إِنْ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمَّالْكِتَابِ شَقِيًّا فَامْحُ عَنِّي اسْمَ الشَّقَاءِ ، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرِ ، فَإِنَّكَ تَقُوْلُ في كِتَابِ { يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ }.
Artinya: "Wahai Dzat pemberi anugerah, maka tak ada yang mampu memberi anugerah pada Mu. Wahai Dzat yang agung dan mulia, pemberi anugerah dan nikmat. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Wahai penolong pengsungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan. Jika Engkau menakdirkan aku di Lauh Mahfudz sebagai orang yang celaka, maka hapuskanlah. Dan tetapkanlah aku disisi Mu sebagai hamba yang beruntung dan mendapat pertolongan pada kebaikan. Engkau berfirman dalam Al-Quran: "039. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)" (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf 7/85)
7. Puasa Sunnah
Menukil buku Panduan Praktis Ibadah Puasa oleh Drs E Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim LC, puasa sunnah di bulan Syaban dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagaimana dikatakan Ummu Salamah bahwa:
كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَلَمْ أَرَهُ يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا، بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ
Artinya: "Rasulullah berpuasa sampai kami mengira ia tidak berbuka, dan beliau berbuka sampai kami mengira ia tidak berpuasa, dan saya tidak melihat satu bulan yang paling banyak puasanya (selain bulan Sya'ban). Dan beliau berpuasa Sya'ban kecuali sedikit (beberapa hari saja tidak berpuasa), bahkan (pernah) ia berpuasa seluruhnya." (HR. Ahmad, An-Nasa'i, dan Ibnul Jarud)
Dalil tersebut merujuk pada anjuran berpuasa sepanjang bulan Syaban. Meski begitu, umat muslim tetap bisa melaksanakan puasa pada Nisfu Syaban karena hari ini termasuk di dalam bulan Syaban.
Dijelaskan pula dalam buku Mana Dalil Nishfu Syaban bahwa Nisfu Syaban merupakan salah satu dari hari-hari purnama atau Ayyamul Bidh tanggal 13, 14, dan 15. Puasa di waktu tersebut dianjurkan untuk dilaksanakan setiap bulannya termasuk di bulan ini yang bertepatan dengan Nisfu Syaban.
Demikianlah ulasan mengenai amalan Nisfu Syaban sesuai sunnah. Jangan lupa diamalkan, ya!
(edr/alk)