- Peristiwa Isra Miraj dalam Surah Al-Isra Surah Al-Isra Ayat 1 Tafsir Surah Al-Isra Ayat 1: Surah Al-Isra Ayat 36 Tafsir Surah Al-Isra Ayat 36: Surah Al-Isra Ayat 85 Tafsir Surah Al-Isra Ayat 85:
- Peristiwa Isra Miraj dalam Surah An-Najm Surah An-Najm Ayat 13-14 Tafsir Surah An-Najm Ayat 13-14: Surah An-Najm Ayat 15 Tafsir Surah An-Najm Ayat 15 Surah An-Najm Ayat 16 Tafsir Surah An-Najm Ayat 16: Surah An-Najm Ayat 17 Tafsir Surah An-Najm Ayat 17: Surah An-Najm Ayat 18 Tafsir Surah An-Najm Ayat 18:
- Hadits tentang Isra Miraj 1. Hadits Riwayat Al-Hakim 2. Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan Ahmad 3. Hadits Riwayat Al-Bukhari
- Hikmah Peristiwa Isra Miraj 1. Isra Miraj Mukjizat Nabi Muhammad SAW 2. Pentingnya Tolong Menolong 3. Lantang Menyampaikan Kebenaran 4. Kewajiban Sholat 5. Ketinggian Allah
Isra Miraj merupakan peristiwa penting bagi seluruh umat Islam. Peristiwa ini mengisahkan tentang dua perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW hingga bertemu Allah SWT.
Perjalanan pertama yaitu Isra yang dimulai dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis. Selanjutnya yaitu Miraj yang merupakan perjalanan Nabi SAW menuju langit tertinggi.
Adapun peristiwa Isra Miraj ini dijelaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Lebih tepatnya, peristiwa ini dijabarkan melalui dua surah yakni Al-Isra dan An-Najm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahuinya, berikut daftar ayat tentang Isra Miraj lengkap dengan tafsirnya. Simak, yuk!
Peristiwa Isra Miraj dalam Surah Al-Isra
Terdapat 3 ayat yang menjabarkan tentang peristiwa Isra Miraj. Berikut ini ayatnya:
Surah Al-Isra Ayat 1
Al-Qur'an telah mengisahkan tentang Isra dalam surah Al-Isra ayat 1. Di dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِي بَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan ke- padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS al-Isra' [17]: 1) [1]
Tafsir Surah Al-Isra Ayat 1:
Ayat pertama ini menjelaskan bahwa Maha Suci Allah SWT telah memperjalankan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekah menuju ke Masjidil Aqsa di Palestina. Pada perjalanan itu, Allah SWT telah memberkahi sekelilingnya dengan tanah subur yang menghasilkan aneka tanaman dan buah-buahan serta tempat turunnya para nabi.
Berkah yang diturunkan Allah SWT tersebut dilakukan untuk memperlihatkan kepadanya dengan mata kepala atau mata hari sebagian dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Sesungguhnya, Dia Allah adalah Maha Mendengar perkataan hamba-Nya, Maha Mengetahui tingkah laku dan perbuatannya. [2]
Surah Al-Isra Ayat 36
Peristiwa Isra dan Miraj merupakan perjalanan nyata yang dilakukan Nabi SAW. Akan tetapi, sebagian kalangan seperti orang kafir Quraisy tidak mempercayai peristiwa agung tersebut.
Orang kafir Quraisy mempermasalahkan dengan cara mengunggulkan akal mereka di depan sahabat-sahabat Nabi SAW. Oleh karenanya, pada surah Al-Isra ayat 36 Allah SWT berfirman:
أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS al-Isra' [17]: 36) [1]
Tafsir Surah Al-Isra Ayat 36:
Berdasarkan peristiwa tersebut Allah SWT memperingatkan, janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Jangan mengatakan sesuatu yang engkau tidak ketahui, jangan mengaku melihat apa yang tidak engkau lihat, jangan pula mengaku mendengar apa yang tidak engkau dengar, atau mengalami apa yang tidak engkau alami. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, adalah amanah dari Tuhanmu, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya, apakah pemiliknya menggunakan untuk kebaikan atau keburukan? [2]
Surah Al-Isra Ayat 85
Peristiwa Isra Miraj juga membuat orang-orang kafir bertanya kepada Nabi SAW mengenai roh dalam perjalanan tersebut. Karena itu, Allah SWT berfirman:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا )
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (QS al-Isra' [17]: 85) [1]
Tafsir Surah Al-Isra Ayat 85:
Dan mereka, yakni orang-orang kafir Mekah bertanya kepadamu wahai Nabi Muhammad tentang roh, apakah hakikat roh itu. Katakanlah, "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, hanya Dia yang mengetahui hakikat roh itu dan tidaklah kamu wahai manusia diberi pengetahuan kecuali sedikit dibandingkan dengan keluasan objek yang diketahui atau dibandingkan dengan ilmu Allah. [2]
Peristiwa Isra Miraj dalam Surah An-Najm
Peristiwa Miraj sendiri dijelaskan dalam surah An-Najm ayat 13-18. Ayat-ayat tersebut menceritakan perjalanan Nabi SAW mulai bertemu malaikat Jibril sampai ke Sidratul Muntaha. [1]
Berikut ini uraiannya:
Surah An-Najm Ayat 13-14
(13) وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
Arab Latin: Wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrā.
Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain,"
(14) عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ
Arab Latin: 'Inda sidratil-muntahā.
Artinya: "(yaitu) di Sidratul Muntaha,"
Tafsir Surah An-Najm Ayat 13-14:
Pada ayat ke-13 dan 14 surah An-Najm, Allah menerangkan bahwa sesungguhnya Muhammad SAW pernah melihat Jibril (untuk kedua kalinya) dalam rupanya yang asli. Yakni pada waktu melakukan Mi'raj ke Sidratul Muntaha (suatu tempat yang merupakan batas alam yang dapat diketahui oleh para malaikat).
Ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah seperti dalam firman Allah:
وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الْمُنْتَهٰىۙ ٤٢
Artinya: "Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)." (An-Najm/53: 42)
Dengan diturunkannya ayat ini, maka setiap mukmin wajib mempercayai bahwa Sidratul Muntaha itu sebagaimana yang telah diterangkan oleh Allah dalam ayat-Nya. Tetapi ia tidak boleh menerangkan tempatnya dan sifat-sifatnya, dengan keterangan yang melebihi daripada apa yang telah diterangkan oleh Allah dalam Al-Qur'an.
Pengecualian apabila keterangan itu kita dapat dari hadis Nabi Muhammad SAW yang menerangkan kepada kita dengan jelas dan pasti. Sebab hal itu termasuk dalam hal yang gaib yang belum diizinkan kita untuk mengetahuinya.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Aḥmad, Muslim, at-Tirmīzī, dan lain-lainnya, Sidratul Muntaha itu ada di langit ketujuh.
Surah An-Najm Ayat 15
(15) عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ
Arab Latin: 'Indahā jannatul-ma`wā.
Artinya: "Di dekatnya ada surga tempat tinggal"
Tafsir Surah An-Najm Ayat 15
Pada ayat ke-15, Allah SWT menyebutkan di tempat itulah (di dekat Sidratul Muntaha) letak surga. Surga merupakan tempat tinggal bagi orang-orang yang takwa dan orang-orang yang mati syahid.
Surah An-Najm Ayat 16
(16) اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ
Arab Latin: Iż yagsyas-sidrata mā yagsyā.
Artinya: "(Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya."
Tafsir Surah An-Najm Ayat 16:
Allah SWT menerangkan bahwa Muhammad SAW melihat Jibril di Sidratul Muntaha itu ketika Sidratul Muntaha tertutup oleh suasana yang menandakan kebesaran Allah berupa sinar-sinar yang indah dan malaikat-malaikat.
Meskipun Al-Qur'an tidak menerangkan dengan jelas, namun bagi kita cukuplah penjelasan yang demikian, tidak menambah atau menguranginya, bila tidak ada dalil yang jelas yang menerangkannya. Seandainya ada manfaatnya untuk dijelaskan niscaya hal itu dijelaskan oleh Allah SWT.
Surah An-Najm Ayat 17
(17) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى
Arab Latin: Mā zāgal-baṣaru wa mā thagā.
Artinya: "penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya."
Tafsir Surah An-Najm Ayat 17:
Selanjutnya, Allah menjelaskan lagi bahwa tatkala Rasulullah SAW melihat Jibril di sana, ia tidak berpaling dari memandang semua keajaiban Sidratul Muntaha sesuai dengan apa yang telah diizinkan Allah kepadanya untuk dilihat. Dan ia tidak pula melampaui batas kecuali apa yang telah diizinkan kepadanya.
Surah An-Najm Ayat 18
(18) لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى
Arab Latin: Laqad ra`ā min āyāti rabbihil-kubrā.
Artinya: "Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar."
Tafsir Surah An-Najm Ayat 18:
Terakhir, pada ayat ke-18 dijelaskan dengan melihat Sidratul Muntaha, berarti Muhammad SAW telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Allah yang merupakan keajaiban dari kekuasaan-Nya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan lain-lain bahwa saat itu Nabi Muhammad SAW melihat suatu lambaian hijau dari surga yang memenuhi ufuk (arah pandangan).
Maka hendaklah kita tidak membatasi apa yang telah dilihat oleh Muhammad SAW dengan mata kepalanya, setelah diterangkan secara samar-samar dalam Al-Qur'an tentang hal itu. Yang jelas adalah nabi telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang tidak terbatas. [2]
Hadits tentang Isra Miraj
Perjalanan Isra Miraj juga dikisahkan dalam sejumlah hadis yang diriwayatkan para sahabat Nabi SAW. Berikut di antaranya:
1. Hadits Riwayat Al-Hakim
وَلَمَّا أُسْرِيَ بِالنَّبِيِّ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى أَصْبَحَ النَّاسُ يُنْكِرُوْنَ ذَلِكَ وَلَا يُصَدِّقُوْنَهُ وَذَهَبُوا إِلَى أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ: لَئِنْ قَالَ ذَلِكَ لَقَدْ صَدَقَ . قَالُوْا : أَوَ تُصَدِّقُهُ أَنَّهُ ذَهَبَ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَجَاءَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ؟! قَالَ : نَعَمْ ، إِنِّي لَأُصَدِّقُهُ فِيْمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ فَلِذَلِكَ سُمِّيَ أَبُو بَكْرِ الصِّدِّيقَ
Artinya: "Tatkala Nabi melakukan perjalanan malam (isra') ke al-Masjidil Aqsha, maka manusia (orang- orang kafir Quraisy, pen ) mengingkari hal itu dan tidak membenarkannya seraya pergi kepada Abu Bakar, lalu beliau mengatakan, 'Kalau memang dia yang memberitakannya, pastilah dia benar.' Mereka mengatakan lagi, 'Apakah engkau membenarkan dia yang bercerita bahwa dia pergi di malam hari ke Baitul Maqdis lalu sudah tiba (di Makkah) sebelum pagi?!' Abu Bakar berkata, 'Benar, saya pasti akan membenarkannya sekalipun yang lebih mustahil daripada itu." [1]
2. Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan Ahmad
Imam At-Tirmidzi pernah meriwayatkan dari jalan Qataadah dari Anas bin Maalik, bahwa ketika di Isra`kan, Rasulullah SAW diberi Buraq yang lengkap dengan tali (kendali) dan pelana, tetapi ia mempersulit beliau (tidak mau ditunggangi) lalu Jibril berkata padanya: "Patutkah kamu lakukan ini pada Muhammad? padahal belum ada yang menunggangimu yang paling mulia disisi Allah selain Muhammad?" Beliau bersabda: "Lantas mengalirlah keringatnya (karena takut)." (HR Tirmidzi no. 3056. Hal ini diriwayatkan pula oleh Ahmad no. 12211)
3. Hadits Riwayat Al-Bukhari
Imam Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Syihaab Az-Zuhriy berkata, Ibnu Hazm mengkhabarkan kepadaku bahwa Ibnu Abbaas dan Abu Habbaah Al-Anshaariy (Amiir bin Amr) keduanya berkata, Nabi SAW bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang di situ aku dapat mendengar suara pena (qalam) yang menulis". Berkata Ibnu Hazm dan Anas bin Maalik RA, Nabi SAW bersabda: "Kemudian Allah Azza wa Jalla memfardhukan kepadaku lima puluh kali shalat (matan selanjutnya sama seperti hadits Malik bin Sha'sha'ah). Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, terlihat kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya dari misik". (HR Al-Bukhari no. 3094) [3]
Hikmah Peristiwa Isra Miraj
Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW memberikan pelajaran dan hikmah luar biasa bagi umat muslim. Berikut ini hikmah yang bisa dipetik dari perjalanan Isra Miraj Nabi SAW:
1. Isra Miraj Mukjizat Nabi Muhammad SAW
Perjalanan Nabi SAW ini merupakan mukjizat dari Allah SWT. Peristiwa itu sekaligus menunjukkan wahyu yang diterima Rasulullah.
Sebagaimana dijelaskan Imam Syafi' berikut:
"Tidaklah Allah memberikan suatu mukjizat kepada seorang nabi pun kecuali Dia juga memberikan kepada Nabi Muhammad mukjizat yang lebih banyak dari- nya. Apabila mukjizat Nabi Musa terbelahnya lautan, Nabi kita memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan yaitu terbelahnya bulan. Apabila mukjizat Nabi Musa terpancarnya air dari batu, maka Nabi kita memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan yaitu terpancarnya air dari jari-jemari. Dan apabila mukjizat Nabi Sulaiman adalah ketundukan angin kepadanya, maka mukjizat Nabi kita adalah mi'raj (naiknya be- liau ke langit).
2. Pentingnya Tolong Menolong
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS ketika melakukan Miraj. Nabi Musa menolongnya dengan memberi tahu pengalaman berharganya sehingga membantu Nabi SAW dalam mengemban amanah.
3. Lantang Menyampaikan Kebenaran
Hikmah selanjutnya yang bisa dipetik yaitu umat muslim harus senantiasa lantang menyampaikan kebenaran. Seperti yang dilakukan Nabi SAW setelah melakukan Isra Miraj yang dianggap bohong oleh orang kafir.
Hamba yang dengan berani dan lantang menyampaikan kebenaran itu disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya berikut:
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَلَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ، وَلَا قلے يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللهُ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah- risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan me- reka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan. (QS al-Ahzab [33]: 39)
4. Kewajiban Sholat
Berdasarkan kisah ini dapat dipetik hikmah pentingnya melaksanakan sholat lima waktu. Ibadah lainnya, diwahyukan kepada Nabi SAW saat berada di muka bumi, sedangkan sholat diberikan di atas langit.
Artinya, ibadah sholat memiliki derajat yang tinggi dan sangat penting dikerjakan bagi umat muslim.
5. Ketinggian Allah
Kisah Isra Miraj menunjukkan kebesaran dan ketinggian Allah SWT. Nabi Muhammad SAW harus melewati perjalanan Miraj terlebih dahulu untuk bertemu dengan Allah SWT. [1]
Demikianlah ulasan mengenai ayat isra Miraj lengkap dengan tafsirnya. Semoga menambah wawasan!
Sumber:
1. Buku Keajaiban Peristiwa Isra Miraj oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi
2. Laman Qur'an Kementerian Agama RI
3. Jurnal Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang berjudul "Tafsir tentang Peristiwa Isra' Mi'raj"
(edr/urw)