Warga Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), menutup akses jalan dengan menanam pohon pisang ke lokasi tambang galian C di Desa Ale Lebbae. Warga kesal lantaran truk pengangkut material membuat jalan berdebu.
"Betul, warga menutup akses ke lokasi tambang. Warga kesal karena hanya meninggalkan debu sama itu batu-batu kendaraan terlempar ke rumah warga," ujar Kepala Desa Ale Lebbae Syamsuddin kepada detikSulsel, Rabu (11/12/2024).
Warga melakukan penutupan jalan di Desa Ale Lebbae, Kecamatan Pitumpanua, Wajo sejak Selasa (10/12). Warga juga memprotes jadwal operasional truk hingga larut malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tambang galian C, yang beroperasi sampai tengah malam. Katanya ada izinnya, tapi meskipun ada izin kalau merugikan masyarakat itu kan masalah," kata Syamsuddin.
Dia menuturkan warga setempat sudah pernah melakukan aksi yang sama. Namun warga membuka akses jalan setelah dimediasi dan pihak penambang berjanji memperhatikan jalan dan menyiramnya.
"Dulu pernah penutupan satu kali, tapi ada penambang bujuk masyarakat karena janjinya akan disiram 4 kali sehari. Tapi kenyataannya 1 kali saja 1 minggu," bebernya.
"Makanya warga bersatu tutup sampai jalan diperbaiki. Karena sudah sering dijanji, akhirnya masyarakat jengkel dijanji saja," sambung Syamsuddin.
Sementara itu, Kadis Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Wajo, Andi Pameneri mengaku sudah menerima informasi penutupan jalan yang dilakukan warga Desa Ale Lebbae. Dia menyebut kewenangan pertambangan ada pada Pemprov Sulsel.
"Infonya penutupan akibat debu dari tambang. Jadi saya sampaikan kalau tambang ini berizin, harusnya kita minta ESDM Provinsi Sulsel untuk meninjau izinnya, terutama kajian amdalnya," ucapnya.
(hsr/hsr)