Ilmuwan AS Temukan Potensi Sumber Energi Tak Terbatas dari Bebatuan Putih

Ilmuwan AS Temukan Potensi Sumber Energi Tak Terbatas dari Bebatuan Putih

Tim detikInet - detikSulsel
Selasa, 26 Nov 2024 21:00 WIB
Energi listrik bersih menawarkan begitu banyak peluang, salah satunya dengan mengolah jenis batu-batuan yang mengandung energi tak terbatas.
Foto: Ecocitias
Jakarta -

Amerika Serikat (AS), melalui Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil melakukan pencarian bentuk energi yang murah dan bersih. Mereka mengembangkan proses ekstraksi hidrogen dari bebatuan yang dapat membuka sumber energi bebas karbon yang sangat besar.

Melansir detikINET, Profesor Iwnetim Abate memimpin penelitian tersebut. Penelitian pengolahan jenis batu-batuan yang mengandung energi tak terbatas ini merupakan proses yang berkelanjutan.

Hidrogen alami khususnya hidrogen putih dihasilkan dari reaksi air dengan batuan yang mengandung besi, seperti dikutip dari Ecoticias. Dalam prosesnya, besi mengalami korosi dan melepaskan hidrogen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses ini terjadi pada kerak Bumi. Hal ini memungkinkan terbentuknya gelembung hidrogen murni yang belum pernah diteliti sebelumnya.

US Geology Survey memperkirakan sumber daya lainnya seperti air, mengandung miliaran ton hidrogen geologis yang terperangkap di dalam kerak Bumi. Dengan adanya ini dan prospek hidrogen sebagai vektor energi bersih, telah menarik minat para peneliti serta pemerintah di seluruh dunia.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan kekuatannya yang tak tertandingi, ditambah biaya yang tidak terduga, ekstraksi hidrogen dari bebatuan merupakan ide yang cemerlang. Hal ini karena metode reduksi elektromagnetik CO2 masih dalam tahap pengembangan, utamanya ketika dalam kondisi pH netral.

Kelompok penelitian Abate di MIT melakukan penelitian untuk menuntun elektrokusi CO2. Selain itu, mereka juga menghadirkan material berbasis karbon fleksibel yang canggih.

Sebagai usaha dalam menentukan kondisi ideal untuk sintesis hidrogen di bawah tanah dengan menggunakan dana jutaan dolar dari Departemen Energi AS sebesar USD3 juta, diharapkan agar sejumlah kondisi yang akan membuat proses tersebut lebih efisien dan dapat diidentifikasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi separuh biaya elektrolisis air atau menemukan cara lain yang lebih efektif.

Pada pengembangan katalis, tim berupaya membuat campuran zat padat dan cair dengan air sebagai komponen utama. Bereksperimen dengan banyak katalis dapat mempercepat reaksi pembangkitan hidrogen.

Para ilmuwan berencana menciptakan sistem cerdas berkapasitas tinggi dengan robot yang memungkinkan akan membandingkan berbagai komposisi katalis. Serta memodelkan dampaknya pada batuan yang berasal dari berbagai daerah.

Sementara itu, hasil hidrogen dan efisiensi berbagai mikroorganisme direncanakan untuk dipelajari dengan tujuan akhir untuk menentukan kondisi terbaik. Tentunya untuk produksi hidrogen, suhu, tekanan, dan pH.

Berbicara tentang metode produksi hidrogen, setiap metode termasuk dalam kategori warna tertentu ditentukan berdasarkan tingkat dampak lingkungan dan cara hidrogen diproduksi. Namun, hidrogen geologi terkadang diilustrasikan sebagai hidrogen 'putih' atau 'emas' berdasarkan asal-usulnya dan fungsinya sebagai sumber bahan bakar hijau.

Di lain sisi, hidrogen 'abu-abu' berasal dari gas alam atau batu bara dan 'hijau' dari elektrolisis air dengan energi listrik dari sumber terbarukan, dan hidrogen 'putih' memerlukan sedikit pemrosesan dan kemungkinan kurang intensif karbon. Berdasarkan klasifikasi ini membuat ia layak disebut sebagai sumber energi berkelanjutan.

Dengan adanya hidrogen putih di bebatuan di Amerika ini merupakan satu hal yang sudah diprediksi selama bertahun-tahun. Namun, belum ada seorang pun yang menemukan sumber yang benar-benar stabil dan cukup efektif untuk mengalokasikan dana jutaan dolar.

Saat ini, peneliti dari MIT berhasil melakukannya. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa hidrogen putih akan menjadi pertambangan masa depan, bersama dengan energi panas bumi sehingga sangat potensial menjadi sumber.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads