Terungkap Penyebab Tewasnya 'Orang Paling Tidak Beruntung Sepanjang Sejarah'

Terungkap Penyebab Tewasnya 'Orang Paling Tidak Beruntung Sepanjang Sejarah'

Tim detikInet - detikSulsel
Senin, 18 Nov 2024 21:30 WIB
Predikat Orang Paling Tidak Beruntung Sepanjang Sejarah sering disematkan kepada orang ini. Bagaimana kronologi yang merenggut nyawanya?
Foto: WION
Jakarta -

Erupsi Gunung Vesuvius menyebabkan bencana yang sangat besar pada 79 Masehi lalu. Dalam insiden itu, salah satu kota bernama Pompeii tertimbun dan dinyatakan hilang selama lebih dari 1.600 tahun karena abu vulkanik yang menyelimutinya.

Diketahui, ada satu orang yang diduga berkesempatan untuk lari menghindari erupsi. Akan tetapi, saat itu orang tersebut malah disebut sebagai 'Orang Paling Tidak Beruntung Sepanjang Sejarah'.

Dilansir dari detikINET yang mengutip IFLScience, awalnya para arkeolog menganggap kematian orang tersebut lebih tragis dari korban-korban Pompeii lainnya. Peneliti meyakini jika laki-laki yang diperkirakan berusia 30 tahun itu tewas setelah tertimpa batu raksasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para arkeolog dan warganet percaya jika pria tersebut mencoba bersembunyi dari abu vulkanik dan puing-puing dengan berlindung di balik sebuah batu. Sayangnya, dia mendapatkan benturan keras dari lempengan batu di kepalanya yang menyebabkan tengkoraknya hancur karena itu.

Untuk membuktikan spekulasi itu, peneliti menggali lebih dalam dan menemukan tengkorak dalam kondisi utuh baik lengan dan tubuh bagian atasnya. Hal ini kemudian mengubah persepsi awal alasan kematian laki-laki tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kematiannya mungkin bukan karena benturan balok batu, seperti yang diasumsikan sebelumnya, tetapi kemungkinan karena asfiksia yang disebabkan oleh aliran piroklastik," ujar Pompeii Archaeological Park dalam pernyataannya di Facebook.

Untuk diketahui, Asfiksia merupakan masalah sistem pernapasan yang diakibatkan oleh rendahnya kadar oksigen dalam tubuh. Sedangkan aliran piroklastik merupakan salah satu hasil letusan gunung berapi yang terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan.

Aliran piroklastik juga disebut dengan awan panas. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa kematian laki-laki itu sama dengan kebanyakan korban Pompeii lainnya.




(asm/sar)

Hide Ads