Proses Bunga Bangkai Mengeluarkan Bau Menyengat

Proses Bunga Bangkai Mengeluarkan Bau Menyengat

Tim detikInet - detikSulsel
Jumat, 15 Nov 2024 19:00 WIB
bunga bangkai bondowoso
Bunga bangkai. Foto: Chuk S Widarsha
Jakarta -

Bunga Titan Arum (Amorphophallus titanium) merupakan bunga yang dijuluki dengan bunga bangkai karena baunya yang tak sedap dan menyengat. Tanaman endemik dari hutan hujan Sumatera ini, diketahui bisa hidup puluhan tahun dan memiliki ukuran lebih dari 3 meter.

Dilansir dari detikINET, Kamis (14/11/2024), para ahli sudah sejak dulu bingung tentang bagaimana secara kimiawi, bunga titan bisa menghasilkan bau tersebut. Namun, berkat penelitian baru dari tim di Dartmouth Collage di New Hampshire, Amerika Serikat, misteri itu akhirnya terpecahkan.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di PNAS Nexus, bau busuk tersebut berasal dari senyawa organik yang ada dalam bunga bangkai. Senyawa itu dikombinasi dengan proses biologis yang biasanya hanya ditemukan pada hewan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titan arum tidak berbunga tiap tahun. Diketahui, bunga bangkai ini memiliki siklus yang hanya mekar lima hingga tujuh kali dalam setahun.

Dalam beberapa hari, lapisan kelopak merah tua akan menjuntai terbuka. Bunga ini secara teknis tidak tunggal karena terdapat bunga yang lebih kecil dalam tangkai yang disebut sebagai spadix.

ADVERTISEMENT

Ketika terpapar oleh penyerbuk potensial, spadix mulai menghangat hingga 6,6 derajat Celcius lebih tinggi dari suhu sekitar dalam proses yang disebut termogenesis. Setelah proses itu, bunga bangkai akan mengeluarkan zat kimia sulfur yang dimaksudkan untuk menarik lalat dan serangga lainnya.

Pada umumnya, thermogenesis sering terjadi pada hewan dan sangat jarang terjadi pada tumbuhan. Untuk mengungkap masalah ini, ilmuwan itu meneliti bunga bangkai berusia 21 tahun milik Dartmouth, dijuluki Morphy, yang terakhir mekar pada 2016 dan 2022.

Pada kedua kesempatan itu, profesor ilmu biologi G. Eric Schaller yang memimpin penelitian, mengumpulkan sampel jaringan daun. Hal ini bertujuan untuk analisis urutan RNA.

"Ini membantu kita melihat gen mana yang aktif secara spesifik saat apendiks memanas dan mengeluarkan bau," ujarnya yang dikutip dari Popular Science.

Mereka melakukan penelitian terhadap apa yang menjadi pemicu termogenesis bunga bangkai. Serta penyebab kimia spesifik di balik bau yang dihasilkan.

Rupanya, ketika bunga mulai mekar, ada ekspresi gen lebih besar yang terlibat dalam metabolisme sulfur, serta gen yang mengkodekan pembentukan protein yang terlibat dalam termogenesis tanaman. Proses itu disebut oksidase alternatif.

Para peneliti juga menemukan kadar tinggi asam amino yang disebut metionina. Metamonia ini memiliki bau yang sangat tidak sedap.

"Studi kami menyoroti perubahan dinamis yang terjadi dalam ekspresi gen hanya dalam beberapa hari selama bunga bangkai berbunga," tulis peneliti.




(asm/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads