Sejumlah sejarawan dan arkeolog meyakini jika Mesopotamia merupakan tempat lahirnya peradaban. Akan tetapi, hal ini berubah ketika peneliti menemukan Trypillia, kota yang disebut pernah lenyap secara misterius.
Dilansir dari detikINET, Minggu (10/11/2024), pada tahun 1960-an seorang topografi Rusia memeriksa beberapa foto yang diambil dari udara ukraina dan menemukan bayangan tidak biasa yang muncul di tanah kota Kyiv. Ia terperangah ketika menemukan banyak lingkaran konsentris dari bayangan tersebut.
Penelitian kemudian berlanjut dan ditemukan fakta jika bayangan itu berasal dari sisa-sisa arkeologi yang tidak diketahui dan terkubur di dalam tanah. Dikutip dari ScienceNews, saat arkeolog mempelajari penemuan ini, mereka menyimpulkan bahwa kota pertama umat manusia dibangun di Ukraina, bukan di Mesopotamia (yang saat ini adalah Irak).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahasia ini tersembunyi di megasite Trypillia. Yakni kota terlupakan yang secara misterius menghilang.
Sebelumnya, para pakar meyakini jika kota-kota tertua di dunia seperti Uruk, Çatalhöyük, dan Jericho, terletak di Mesopotamia, atau Irak modern. Namun, penyelidikan terhadap budaya Neolitikum Cucuteni-Trypillia di Ukraina saat ini mengungkap fakta bahwa beberapa kota tertua yang berasal dari sekitar 4000 SM terletak di sini.
Hal ini berdasarkan perencanaan efektif yang digambarkan oleh sisa-sisa pemukiman berusia 6.000 tahun ini. Para arkeolog menyimpulkan bahwa orang-orang kuno ini pasti memiliki perencanaan kota yang brilian.
Sejak penemuan awal, topografi Rusia Konstantin Shishkin telah menemukan hampir 250 bayangan sebagai bukti yang menjulang di area seluas 741 hektare. Namun saat itu, belum ada teknologi canggih untuk melanjutkan penyelidikan.
Bayangan-bayangan itu baru terungkap lagi pada tahun 1971. Beberapa ilmuan Ukraina meneliti struktur arkeologi bawah tanah menggunakan teknologi geomagnetik yang memindai wilayah bawah tanah untuk mengidentifikasi struktur dengan melacak perbedaan medan magnet Bumi di berbagai titik.
Selanjutnya di 2011, arkeolog Johannes Müller dari Kiel University di Jerman kembali ke situs Trypillia sekali lagi, dan memeriksa secara menyeluruh struktur bawah tanah menggunakan geomagnetik dan teknologi pencitraan berkualitas tinggi. Struktur tersebut tersebar dalam lingkaran konsentris dan jalan-jalan diatur dalam pola seperti kisi-kisi. Pola-pola ini dipelajari di tiga kota kuno yakni Maidanezke, Taljanki, dan Nebelivka.
"Arsitekturnya mengingatkan pada Lego, itu adalah sistem modular. Kota-kota dengan kepadatan rendah ini disebut sebagai 'megasites'," ujar Müller kepada publikasi Swiss Neue Zürcher Zeitung.
Diketahui, beberapa rumah yang dihuni di kota itu sengaja dibakar. Di Nebelivka, misalnya, orang-orang menggunakan kayu untuk melakukan pembakaran rumah secara seremonial.
"Membakar rumah dengan cara ini menciptakan tontonan yang dapat dilihat dari jarak beberapa kilometer," ucap arkeolog John Chapman dari Durham University, Inggris.
Di tempat itu ditemukan sisa-sisa kuburan dan rumah yang terbakar. Hal ini yang juga membuat para peneliti bertanya-tanya perihal praktik pemakaman dan ritual kematian seperti apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang Trypillia kuno ini.
"Kuburan individu adalah sesuatu yang digunakan sekelompok orang yang mengubur untuk menunjukkan peran mereka kepada orang lain. Refleksi struktur sosial ini tidak ada di sini," kata Müller.
Meskipun begitu, Muller menyebut jika tidak ada kuburan yang ditandai dengan cara yang baik bagi para arkeolog untuk menemukannya. Hal ini tidak berarti bahwa pemujaan terhadap orang mati tidak pernah ada.
Tantangan saat ini, para arkeolog menggali informasi tentang bagaimana kota-kota Trypillia ini terbentuk. Selain itu perihal bagaimana kota-kota itu menghilang secara misterius.
Penelitian ini belum selesai dan mereka akan meneliti lebih banyak detail tentang peradaban kuno. Hal ini tentu saja telah meruntuhkan gelar Mesopotamia yang telah ada selama berabad-abad sebagai kota tertua.
(asm/sar)