Kisah Bocah 12 Tahun Alami Kebutaan karena Cuma Mau Makan Burger-Donat

Kisah Bocah 12 Tahun Alami Kebutaan karena Cuma Mau Makan Burger-Donat

Tim detikFood - detikSulsel
Sabtu, 09 Nov 2024 22:00 WIB
Burger hingga Hot Dog, Ini 5 Cerita Menarik di Balik Terciptanya Makanan Populer
Ilustrasi. Foto: Site News/Ilustrasi iStock
Jakarta -

Bocah berusia 12 tahun di Massachusetts, Negara Bagian Amerika Serikat (AS) mengalami kebutaan karena pola makan yang tidak sehat. Sehari-hari, bocah tersebut hanya menyantap junk food.

Melansir detikFood yang mengutip DailyMailUK, Sabtu (9/11/2024), bocah ini hanya mau mengonsumsi burger, donat, kentang goreng, dan jus kemasan yang rendah nutrisi. Kasus itu kini ditangani di Boston's Children Hospital.

Pihak dokter menyebut anak laki-laki ini mengalami Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID). ARFID merupakan gangguan makan yang sering menimpa anak-anak yang mengalami gangguan autistik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini merupakan gangguan makan yang terbilang baru, namun sudah banyak kasus yang terjadi di Amerika. AFRID memiliki gejala seperti penderita tak mau mencicipi berbagai jenis makanan karena rasa takut, tak suka dengan warna, rasa, tekstur sampai aroma dari makanan.

Akibat dari kebiasaan makan yang tak sehat, penglihatan bocah ini mulai menurun hingga akhirnya mengalami buta permanen. Saat diperiksa, dokter menyimpulkan bahwa dia mengalami optic atrophy, yang menyebabkan sel-sel saraf optik rusak dalam jangka panjang.

ADVERTISEMENT

Dokter percaya bahwa hilangnya penglihatan tersebut disebabkan kekurangan vitamin A, vitamin C, vitamin D, tembaga, dan zinc yang parah akibat pola makan bocah tersebut yang terbatas. Diketahui, Kekurangan vitamin A menjadi salah satu penyebab paling umum yang membuat anak-anak di Amerika mengalami kebutaan.

Bocah ini sempat ditolong dengan berbagai suplemen vitamin A, C, D, K dan kalsium hingga zinc selama di rumah sakit. Sang pasien perlahan mau memakan sayur selada hingga keju.

Namun demikian, dokter mengatakan penyakit optik atrophy yang dialami si bocah cukup parah hingga mengalami buta permanen. Jika penyakit cepat diketahui, kata sang dokter, pemberian vitamin dan nutrisi dapat membantu penglihatan bocah ini.

"Sayangnya, kasus optik atrophy yang dialami pasien cukup parah. Sehingga penglihatannya tidak bisa dipulihkan lagi. Jika penyakit ini lebih cepat diketahui, tentu memberikan vitamin dan nutrisi akan membuat penglihatan pasien ini lebih baik," pungkas dokter di Boston's Children Hospital.

Diketahui kasus serupa pernah terjadi pada seorang anak perempuan berusia 12 tahun asal Inggris yang mengalami gangguan makan serupa. Anak ini hanya mau mengonsumsi nugget ayam dari usia 1,5 tahun.




(asm/hsr)

Hide Ads