Di Dusun Bonto Jonga, Desa Pa'bumbungang, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), tumbuh sebuah harapan bagi masa depan petani lokal. Berawal dari kegelisahan seorang perwira polisi bernama Ipda Purwanto yang menyaksikan sulitnya petani mengembangkan hasil tani, kini Kampung Sayur Organik menjadi kenyataan.
Ipda Purwanto yang menjabat Wakapolsek Pajukukang, Polres Bantaeng, memiliki misi mengubah keadaan dengan konsep pertanian ramah lingkungan dan berbasis kemandirian yang pada muaranya mewujudkan swasembada pangan. Berlatar belakang sebagai anak petani membuatnya paham akan berbagai tantangan yang dihadapi petani.
"Latar belakang saya sebagai anak petani. Pernah merasakan suka duka sebagai petani dan kendala budi daya yang sering mereka hadapi. Rasanya ikut prihatin karena kadang hasil panen mereka kurang maksimal, padahal sudah keluar banyak modal," ujar Ipda Purwanto kepada detikSulsel, Senin (4/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok kelahiran Magelang, Jawa Tengah, ini pun tergerak membantu petani meningkatkan hasil pertanian melalui pendekatan organik. Dengan memanfaatkan keahliannya dalam membuat hayati cair berbasis mikroba, dia menggulirkan Kampung Sayur Organik di atas lahan sekitar 20 hektare.
Pupuk Hayati Cair Kunci Pertanian Organik
Lahan itu milik warga setempat. Berjarak sekitar 45 kilometer dari tempatnya bertugas tak menjadi penghalang bagi Ipda Purwanto yang rutin menyambangi lokasi. Hal itu semata-mata demi melihat area setempat yang dihuni sekitar 40 kepala keluarga (KK) bisa mengembangkan lahan pertanian mereka dengan baik.
"Saya tergerak untuk mencoba untuk membantu para petani. Salah satunya dengan bekal kemampuan yang saya kembangkan untuk membuat pupuk organik hayati cair berbasis mikroba. Untuk meningkatkan produksi pertanian sekaligus mengembalikan kesuburan tanah yang ada sehingga petani bisa lebih sejahtera dan lahan tetap produktif," katanya.
Mulanya, Kampung Sayur Organik ini dibangun dengan kerja sama dengan Rumah Koran di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, yang turut memberi arahan dalam pengembangan metode bertani organik. Sebelum pindah tugas di Bantaeng, Ipda Purwanto yang sebelumnya merupakan anggota satuan Brimob Polda Sulsel memang turut dalam pendampingan petani di Kanreapia.
Jangkauan Dampak ke Seluruh Sulsel
Bukan hanya Gowa dan Bantaeng, Ipda Purwanto menuturkan sudah sering berbagi ide dengan beberapa kelompok tani yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel. Daerah itu di antaranya Kabupaten Bulukumba, Takalar, Jeneponto, hingga Enrekang. Pendampingan yang dilakukan Ipda Purwanto meliputi pembagian pupuk cair dan edukasi.
"Saya selalu membagikan pupuk hayati cairnya ke petani-petani untuk dipakai di lahan-lahan pertaniannya mereka. Saya bagikan gratis sejak 2016 sampai sekarang di beberapa kelompok tani kita. Mulai bimbing cara pakainya, cara semprotnya, jam berapa. Sampai panen," ungkapnya.
Banyak jenis sayuran yang ditanam di Kampung Sayur Organik, seperti kentang, wortel, seledri, dan cabai. Tanaman ini dipilih karena sesuai dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi yang berada di atas 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Para petani mengikuti pola tanam yang disesuaikan dengan musim, meminimalkan risiko penyakit yang bisa merugikan hasil panen.
Manfaat Sosial dan Ekonomi
Selain memperkaya tanah dengan nutrisi yang seimbang, Kampung Sayur Organik juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan warga.
Hasil panen yang meningkat membuat para petani lebih mandiri dan berbagi dengan membutuhkan. Termasuk menyuplai sayuran segar ke panti asuhan dan daerah terdampak bencana.
"Membantu petani untuk lebih produktif dengan kembali mengembangkan pertanian organik. Tujuan utamanya supaya hasil budi daya petani meningkat, baik mutu dan kuantitasnya serta mempertahankan keberlangsungan lahan supaya bisa terus produktif berkelanjutan dengan peningkatan hasil yang lebih banyak dan berkualitas," bebernya.
"Bisa berperan untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumen dan petani semakin mandiri untuk mendukung swasembada pangan," tambahnya.
Ambisi Jadi Pemasok Sayuran untuk IKN
Ipda Purwanto berharap Kampung Sayur Organik ini bisa menjadi penopang sayuran, baik untuk Sulsel maupun provinsi lain. Salah satu targetnya adalah menjadi pemasok utama sayuran Ibu Kota Nusantara (IKN) di masa depan.
"Untuk pasar lokal sudah dimulai dari dulu. Tambahannya sekarang ada sedekah sayur yang menyasar panti asuhan dan daerah bencana. Totalnya sudah 10 ton lebih," ucapnya.
"(Jangkauan) pasar-pasar sekitar Bantaeng maupun sampai Makassar ke Kalimantan. Kita siap itu (pemasok sayur untuk IKN). Alhamdulillah lahannya (di sini) bagus," imbuhnya.
Namun, di balik kesuksesan ini, tantangan tetap ada. Cuaca yang tidak menentu dan keterbatasan sarana produksi sering kali menjadi hambatan. Distribusi juga masih menghadapi kendala karena akses jalan belum optimal yang membuat pengiriman sayuran menjadi sulit.
"Sayuran daya simpannya cukup pendek, jadi mesti segera dibawa ke pasar atau konsumen," tuturnya.
Ke depan, Ipda Purwanto menargetkan Kampung Sayur Organik bisa menjadi kampung mandiri organik, yakni petani mampu memanfaatkan teknologi terbaru untuk terus berkembang. Dia juga mengajak daerah lain untuk mengikuti langkah ini demi menciptakan kemandirian pangan berkelanjutan.
"Semoga apa yang sudah dilakukan petani Kampung Sayur Organik dapat memotivasi daerah lain untuk maju. Meski awalnya ada keterbatasan, namun dengan semangat dan tekad, cita-cita apa pun bisa diwujudkan. Semoga muncul kampung-kampung sayur dan pertanian yang lain sampai semua petani bisa lebih sejahtera," harapnya.
(ata/asm)