Anggota satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Ipda Purwanto terpilih menjadi satu di antara sembilan nominator Hoegeng Awards 2022. Perwira polisi ini dipilih oleh publik karena dedikasinya membangun kampung sayur di Gowa yang hasil panennya rutin disedekahkan ke 100 panti asuhan.
Dedikasi Ipda Purwanto tanpa pamrih. Dia membangun membangun kampung sayur di Desa Kanreapia, wilayah Kecamatan Tombolo Pao, Gowa dengan cara rutin membagikan pupuk cair organik ke ratusan petani sayur. Tak sampai di situ, dia juga rutin memberikan penyuluhan agar hasil panen para petani maksimal.
Polisi Jago Buat Pupuk
Menariknya, pupuk organik cair yang dibagi-bagikan Ipda Purwanto ke para petani ini merupakan hasil buatannya sendiri. Polisi itu memang memiliki keahlian membuat pupuk organik cair berbasis mikroba dan dia dengan senang hati membagikannya secara gratis ke para petani sejak 5 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pupuk organik cair yang saya kembangkan adalah berbasis mikroba, mikroba itu istilahnya di dalamnya ada semacam mikroba yang saya inak pupukkan atau mati surikan. Manfaat dari pupuk hayati cair ini adalah menguraikan atau bisa mengurangi pupuk-pupuk kimia secara sempurna di kebun-kebun itu," kata Ipda Purwanto saat berbincang dengan tim detikcom pekan lalu.
Setidaknya ada 500 petani yang ikut bergabung dengan Ipda Purwanto dalam mengembangkan pertanian sayur mereka. Ipda Purwanto kerap terjun langsung mengembangkan tanaman sayur-mayur petani di Desa Kanreapia.
"Setelah saya berikan kepada petani saya ajarkan cara pakainya seperti ini sampai dari awal sampai akhir panen saya selalu mendampingi. Jadi kita bergerak dari hulu ke hilir sampai panennya tiba," kata Ipda Purwanto.
Para petani itu disebut begitu mensyukuri pupuk cair organik yang kerap dibagi-bagikan oleh Ipda Purwanto. Mereka mengakui hasil pertanian mereka menjadi jauh lebih baik.
"Lebih spesifiknya itu petani yang tahu, mereka hanya bilang pak hasilnya bagus hasilnya baik kita dalam mempraktekkannya di sayur daun seledri, daun bawang, pakis, kuat kokoh tidak cepat busuk termasuk sayur kol sawi maupun kentang wortel itu hasilnya meningkat," katanya.
![]() |
Cerita soal Pandemi dan Sedekah Sayur
Hasil panen yang melimpah tak membuat Ipda Purwanto dan kawan-kawan petaninya lupa dengan sesama. Sayur-mayur itu juga rutin dibagikan secara gratis hingga ke 100 panti asuhan.
Ipda Purwanto mengatakan ide sedekah sayur ini bermula saat pandemi 2020 lalu, yang mana saat itu para petani tak bisa menjual hail panen mereka ke Kota Makassar karena terhalang aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kita mulai tahun 2020 bulan April awal COVID-19 adanya PSBB petani itu tidak bisa turun (ke Makassar), tidak bisa dijual ke pasar-pasar karena penyekatan tadi, PSBB," kata Ipda Purwanto.
Kondisi ini membuat para petani terpaksa membuang hasil panen mereka. Sayur mayur yang melimpah dibuang ke sungai atau ke jalan. Kondisi itu semakin memburuk karena harga panen mereka anjlok sehingga membuat Ipda Purwanto ikut resah.
"Saya tidak menginginkan petani-petani binaan kita seperti itu, makanya konsep awalnya itu adalah dapur lapangan Brimob jadi kita di Brimob itu kita ada dua dapur lapangan yang setia harinya menyuplai sekitar 3.000 nasi kotak yang diberikan gratis ke warga yang terdampak adanya PSBB ini se-masyarakat kota Makassar. Itulah saya mulai kontak ke kelompok taninya, ketuanya ayo yang mau sedekah sayur ini ada dapur lapangan," turut Purwanto.
Dari ide sederhana ini akhirnya pikiran para petani untuk sedekah lebih banyak dan rutin menjadi terbuka. Akhirnya sayur mayur petani juga disedekahkan ke ke lokasi bencana.
"Awalnya dari dapur lapangan Brimob sampai dapur lapangan Polres, TNI dan umum itu berlanjut terus, begitu lapangan dapur ini tertutup sudah bisa longgar kegiatan masyarakat, kita menyasar ke musibah bencana, adanya musibah bencana kita sasar. Kata Purwanto.
"Contohnya banjir bandang di Jeneponto, Bantaeng, gempa bumi di Sulbar. Berikutnya adalah banjir bandang di Masamba Luwu Utara kita sampai juga di sana," sambungnya.
![]() |
Sedekah Sayur ke 100 Panti Asuhan
Setelah sejumlah bencana berlalu, Ipda Purwanto dan para petani sayur tetap rutin sedekah sayur. Sayur-mayur kali diberikan ke panti-panti asuhan di Gowa dan sekitarnya.
"Terus berlanjutlah sedekah sayur ke panti-panti asuhan, pondok tahfiz, kaum duafa dan sebagainya kita sasar semua di situ. Itulah lahirnya sedekah sayur di situ saat ini sudah sampai 107 panti asuhan. Insyaallah kita akan sampai ke 1.000 panti asuhan," katanya.
Ipda Purwanto mengaku sangat bersyukur karena para petani itu begitu bersemangat menyambut idenya.
"Karena petani memang sudah bersemangat bagaimana mereka bisa bersedekah, bagaimana mereka berlomba-lomba mencari kebaikan," katanya.
(hmw/nvl)