Ironi Pendaki Gunung Bawakaraeng Kelaparan-Hipotermia Usai Ditinggalkan Teman

Ironi Pendaki Gunung Bawakaraeng Kelaparan-Hipotermia Usai Ditinggalkan Teman

Andi Sitti Nurfaisah - detikSulsel
Kamis, 10 Okt 2024 09:00 WIB
Pendaki mengalami hipotermia hingga kelaparan usai ditinggal rombongannya di Gunung Bawakaraeng. Dokumen Istimewa
Foto: Pendaki mengalami hipotermia hingga kelaparan usai ditinggal rombongannya di Gunung Bawakaraeng. Dokumen Istimewa
Gowa -

Rombongan pendaki di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), menuai sorotan usai meninggalkan temannya bernama Akram (17) hingga mengalami hipotermia dan kelaparan. Rombongan pendaki itu pun di-blacklist selama tiga tahun.

Koordinator Divisi Tim SAR KPA Hijau Bawakaraeng Halik Hasbih mengatakan Akram ditinggalkan rombongannya di pos 9. Pihaknya kemudian mengevakuasi korban setelah mendapat laporan dari pendaki lainnya melalui telepon pada Sabtu (5/10) pukul 16.00 Wita.

"Setibanya di pertengahan jalur pendakian 8-7 ia mengalami gejala hipotermia dan badan sudah lemas," ujar Halik Hasbih dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Halik menuturkan korban bersama 5 temannya memulai tracking pada pukul 08.00 Wita dan saat di Pos 1 terbagi menjadi dua tim, Akram berada di tim 2. Tim 1 lebih dulu sampai di puncak sementara tim 2 belakangan.

"Berlanjut hingga ke puncak Gunung Bawakaraeng 2830 MDPL tim ke 2 yang bersama dengan Akram tiba di jam 12.45 Wita dan tim 1 sudah turun duluan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Saat tim 2 bergerak turun pada pukul 13.25 Wita, Akram kelelahan dan kelaparan pada pertengahan jalur 10 menuju Pos 9. Menurut Halik, rombongan Akram hanya memberinya jaket dan handy talky (HT) lalu meninggalkannya menuju Pos 8.

"Setiba Akram di pos 8, Akram kehilangan sebuah handphone dan terkendala untuk jalan bersama tim jadi temannya memutuskan untuk turun terlebih dahulu dan meninggalkan Akram," jelasnya.

Selanjutnya, Akram melanjutkan perjalanan turun meski sendiri. Namun saat di jalur pendakian dari pos 8 menuju pos 7, Akram mengalami gejala hipotermia.

"Untungnya ada pendaki yang turun, pendaki yang turun itu sempat menangani kasih makan, karena ini anak kan faktor kelelahan dan lapar," bebernya.

Pendaki tersebut langsung melaporkan kejadian itu pada Tim SAR di Pos Registrasi. Pihaknya memberikan arahan pada pendaki tersebut untuk melakukan penanganan pertama.

"Setelah survivor (Akram) sudah membaik, pendaki lain membawa survivor ke pos 7 sembari menunggu tim KPA Hijau Bawakaraeng dan titik bertemu di pos 7 (selanjutnya dilakukan evakuasi)," terangnya.

Halik pun menyayangkan perlakuan teman-teman korban yang meninggalkannya sendiri. Apalagi teman korban tidak berinisiatif melaporkan kondisi Akram ke KPA Hijau Bawakaraeng.

"Cuma itu yang kita sesalkan, kenapa rekan-rekan korban begitu ada bermasalah temannya satu orang tidak langsung (melapor) via telepon, padahal kami sudah wanti-wanti di pos registrasi itu melampirkan beberapa nomor kontak 1x24 jam standby untuk dihubungi saat ada yang bermasalah," tuturnya.

simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Akram-5 Rekannya Di-blacklist 3 Tahun

KPA Hijau Bawakaraeng pun memberikan sanksi kepada Akram dan rombongannya. Keenam pendaki tersebut tidak diperbolehkan atau di-blacklist melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng selama tiga tahun.

"Mereka kena sanksi blacklist, artinya mereka tidak diizinkan melalui pos registrasi Buluballea lagi selama kurun waktu 3 tahun," kata Halik Hasbih kepada detikSulsel, Selasa (8/10).

"Dianggap pelanggaran terlalu berat itu, karena kita anggap meninggalkan teman itu kan sudah salah satu pelanggaran yang dilakukan terhadap aturan yang kami buat," sambungnya.

Keenam pendaki kena blacklist yakni Akram (17), Andika (17), Akbar (17), Ibnu (17), Naufal (17), dan Jauhar (17). Halik mengatakan Akram yang ditinggalkan juga turut di-blacklist dengan alasan agar adil.

"Iya (keenam pendaki di-blacklist) karena dia satu rombongan, karena dianggap tidak kompak. Supaya adil bagi mereka bahwa mereka harus menjaga kekompakannya karena mereka satu tim," ujarnya.

Admin KPA Hijau Bawakaraeng Ahmad Dzaky menambahkan pihaknya mempertimbangkan umur para pendaki yang masih 17 tahun. Perkiraan 3 tahun ke depan, para pendaki tersebut telah dewasa dan juga diharap dewasa dalam pemikiran.

"Di-blacklist hanya 3 tahun dengan pertimbangan itu malam dia kan baru berumur 17 tahun. Jadi pertimbangannya dia akan (kembali) naik saat sudah berumur dewasa, dengan (harapan) pemikirannya itu dia (juga) sudah dewasa," kata Ahmad Dzaky.

Dzaky menegaskan pihaknya telah menandai identitas keenam pendaki tersebut di pos registrasi sehingga mereka tidak bisa melakukan pendaftaran baik secara online maupun offline. Pihaknya juga akan memajang foto keenam pendaki itu di Pos Registrasi.

"Rencananya untuk fotonya yang jelas mau ditampilkan di pos registrasi, mau ditempel. Jadi teman-teman yang lain saat melakukan pendakian dia akan bertanggung jawab penuh kepada teman-temannya, agar kejadian yang sama tidak terulang," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(hsr/ata)

Hide Ads