3 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat untuk Memasuki Rabiul Akhir

3 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat untuk Memasuki Rabiul Akhir

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Kamis, 03 Okt 2024 18:30 WIB
Suitable to use as Social Media Content, Greeting Cards, UI, Landing Page, Mobile Apps, Cover Illustration, Poster and Website. Vector Illustration
Foto: Getty Images/whisnu anggoro
Makassar -

Khutbah menjadi salah satu rangkaian dalam pelaksanaan ibadah sholat Jumat. Khutbah Jumat yang disampaikan oleh khatib biasanya menyesuaikan dengan tema atau waktu tertentu.

Pada Jumat, 4 Oktober 2024, penanggalan Hijriah memasuki bulan Rabiul Akhir. Ada berbagai pesan-pesan keagamaan yang cocok disampaikan di bulan ini.

Lantas, materi apa saja yang bisa dibawakan pada khutbah Jumat untuk mengawali bulan Rabiul Akhir?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah untuk referensi, berikut ini detikSulsel sajikan sejumlah materi contoh khutbah Jumat yang bisa dijadikan referensi bagi para khatib. Yuk simak!

Contoh Teks Khutbah Jumat #1

Judul: Belajar dari Peristiwa Penting pada Rabiul Akhir

ADVERTISEMENT

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita umat Islam untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt. Dengan keimanan, kita akan menjadi umat yang kuat dalam memegang prinsip dan keyakinan akidah serta mampu menjadi umat Islam yang semakin kuat dalam menjalankan ibadah.

Dengan ketakwaan kita akan senantiasa berada pada jalur serta senantiasa taat pada aturan yang telah ditentukan dalam agama dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Iman dan takwa menjadi modal penting dalam meneguhkan keislaman sehingga kita tidak akan menghadap Allah swt kecuali dalam keadaan Islam. Allah menegaskan perintahnya dalam Al-Qur'an surat Al Imran ayat 102:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam".

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Saat ini kita sudah memasuki bulan Rabiul Akhir atau ada yang menyebutnya dengan Rabi'uts Tsani. Bulan ini adalah bulan ke-4 dalam kalender Hijriah yakni setelah bulan Rabiul Awwal dan sebelum bulan Jumadil Ula. Para ulama menyebut bahwa yang pertama kali memberi nama bulan ini dengan sebutan Rabiul Akhir adalah buyut kelima Rasulullah SAW bernama Kilab bin Murrah.

Pemberian nama ini terkait dengan peristiwa alam yakni musim rabi' atau musim semi yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim rabi', tanaman dan rerumputan tumbuh subur dan pepohonan berbuah. Musim rabi' ini sering berlangsung selama dua bulan sehingga muncullah dua nama bulan yakni Rabiul Awal dan Rabiul Akhir.

Jika Rabiul Awwal merupakan bulan yang identik dengan peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW, Rabiul Akhir juga memiliki beberapa peristiwa penting yang bisa diambil hikmahnya. Di antaranya adalah penurunan Surat al-Hasyr (pengusiran) yang disebabkan upaya pembunuhan kepada Rasulullah yang dilakukan oleh kaum Yahudi bani Nadhir. Kaum ini adalah kaum yang pertama dikumpulkan dan diusir dari Madinah. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 2:

هُوَ الَّذِيْٓ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِاَوَّلِ الْحَشْرِۗ

Artinya: "Dialah yang mengeluarkan orang-orang yang kufur di antara Ahlulkitab (Yahudi Bani Nadhir) dari kampung halaman mereka pada saat pengusiran yang pertama.

Para ahli tafsir menyebut bahwa pengusiran terhadap kaum Yahudi itu terjadi karena dua hal yakni kepemimpinan Rasulullah yang tegas dan keridhaan Allah terhadap umat muslim.

Peristiwa lainnya yang terjadi pada Rabiul Akhir selanjutnya adalah sejarah diutusnya Khalid ibn al-Walid oleh Rasulullah SAW kepada Bani al-Harits ibn Ka'b pada tahun 10 Hijriah. Berkat perjuangan Khalid, Bani al-Harits ibn Ka'b masuk Islam.

Selain itu beberapa peperangan di zaman Nabi juga pernah terjadi pada bulan ini. Di antaranya adalah perang Dzat ar-Riqa pada tahun ke-4 Hijriah, perang al-Ghabah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW pada tahun ke-6 Hijriah, dan perang al-Ghamr yang dipimpin oleh 'Ukasyah ibn Mihshan.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Dari peristiwa yang terjadi di bulan Rabiul Akhir ini, mungkin kita bertanya-tanya, kenapa Nabi Muhammad sering melakukan peperangan?. Perlu diketahui, bahwa peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah adalah bukan memulai perang. Namun peperangan yang dilakukan oleh Nabi adalah dalam rangka membela diri.

Saat di Makkah, Allah swt malah memerintahkan Nabi untuk tidak melawan. Namun setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad dan pengikutnya diizinkan untuk berperang melawan orang-orang yang selama ini memerangi kaum Muslimin. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat Al Hajj ayat 39:

اُذِنَ لِلَّذِيْنَ يُقَاتَلُوْنَ بِاَنَّهُمْ ظُلِمُوْاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَصْرِهِمْ لَقَدِيْرٌ ۙ

Artinya: "Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa membela mereka."

Selain untuk membela diri, terjadinya peperangan di zaman Nabi adalah untuk memberi pelajaran terhadap musuh yang mencari gara-gara atau bersekongkol mengganggu umat Islam meskipun sudah ada perjanjian atau kerja sama. Peperangan ini adalah untuk melakukan penertiban atau penghukuman agar perjanjian yang telah dilakukan tidak dilanggar.

Peperangan di zaman nabi juga terjadi guna menggagalkan rencana musuh yang mengancam keselamatan kaum muslim.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Selain diizinkannya Nabi Muhammad berperang dalam rangka membela diri, Allah juga telah menurunkan firmanNya kepada Nabi Muhammad untuk menjadi pelindung semua golongan termasuk mereka yang berbeda agama. Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 6:

وَاِنْ اَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ اسْتَجَارَكَ فَاَجِرْهُ حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبْلِغْهُ مَأْمَنَهٗ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُوْنَ

Artinya: "Jika seseorang di antara orang-orang musyrik ada yang meminta perlindungan kepada engkau (Nabi Muhammad), lindungilah dia supaya dapat mendengar firman Allah kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui.".

Oleh karena itu, ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Penting bagi kita untuk mempelajari sejarah-sejarah yang terjadi di bulan Rabiul Akhir sekaligus mengerti apa yang terjadi dan alasan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Hal ini ditujukan agar kita tidak salah dalam memahami sejarah sekaligus kita bisa mengambil ibrah atau hikmah dari peristiwa-peristiwa tersebut.

Penting bagi kita untuk melihat masa lalu sebagai bekal untuk menghadapi masa depan. Kesuksesan yang terjadi dalam sejarah perlu dicontoh dan diwujudkan dalam kehidupan saat ini, sementara kegagalan dalam sejarah harus menjadi pelajaran dan diusahakan dengan sekuat tenaga untuk tidak terulang kembali. Allah berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 18:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Rasulullah pun bersabda:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: "Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka." (HR Al-Hakim).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Semoga hadirnya bulan Rabiul Akhir ini menjadi momentum untuk terus belajar dari sejarah dan memahaminya dengan benar. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang sukses dalam mengarungi kehidupan ini dengan belajar dari sejarah. Amin


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ .اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Oleh: Ustadz H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
Sumber: Laman Nahdlatul Ulama

Contoh Teks Khutbah Jumat #2

Judul: Hakikat Takwa

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلَّهِ ذِي الْكَرَمِ وَالْجُوْدِ وَالْإِفْضَالِ. وَأَسْأَلُهُ سُبْحَانَهُ التَّوْفِيقَ وَالْإِخْلَاصَ فِي سَائِرِ الْأَعْمَالِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ الْإِخْلَاصَ فِي جَمِيعِ الْأَحْوَالِ سَبَبًا لِلْوُصُوْلِ إِلَى مَرَاتِبِ أَهْلِ الْكَمَالِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْهَادِي إِلَى الرَّشَادِ وَالْمُنْقِذُ مِنَ الضَّلَالِ. صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِمُ السَّالِكِينَ فِي طَرِيقِهِ عَلَى أَحْسَن مِنْوَالٍ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ الْعِبَادَةَ لَا تَصِحُ بِدُوْنِ الْعِلْمِ، وَالْعِلْمُ وَالْعِبَادَةُ لَا يَنْفَعَانِ إِلَّا مَعَ الْإِخْلَاصِ.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Marilah kita meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan senantiasa beramal saleh dan menjauhi bermaksiat kepada-Nya.

Alhamdulillah dengan berakhirnya bulan Rabiul awal, kita telah memasuki bulan baru yaitu Rabiul akhir yang semestinya juga disertai semangat baru untuk beramal saleh dan semangat berlomba-lomba dalam kebaikan agar sedikit demi sedikit ketakwaan kita kepada Allah SWT dapat bertambah.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Pada zaman yang modern dan serba canggih ini, kemajuan di segala bidang terus berkembang pesat. Namun kemajuan pesat tersebut tidak disertai dengan peningkatan takwa kita kepada Allah SWT. Bukti lemahnya takwa kita sangatlah tampak jelas dengan adanya kemerosotan moral dan akhlak. Apakah kita akan terus menutup mata dan hati akan hal tersebut? Tentu tidak.

Oleh karena itu, marilah kita jernihkan pikiran ini dengan memahami takwa yang sesungguhnya.

Takwa dalam pengertian secara umum adalah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun apakah kita benar-benar memahami hakikat takwa itu sendiri? Dalam sebuah hadits dikatakan:

لَا يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُتَّقِينَ، حَتَّى يَدَعَ مَا لَا بَأْسَ بِهِ، حَذَرًا لِمَا بِهِ الْبَأْسُ. (رواه الترمذي وابن ماجه)

Artinya: "Seorang hamba tidak akan mencapai derajat orang- orang yang bertakwa hingga ia meninggalkan sesuatu yang tidak dilarang karena khawatir terjatuh kepada sesuatu yang dilarang." (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hakikat takwa adalah seseorang tidak akan sampai pada derajat iman dan takwa kepada Allah SWT sampai ia meninggalkan atau menghindari segala bentuk yang dapat menggoyahkan keimanan yang ada di dalam hatinya. Untuk itu marilah kita kuatkan kepercayaan kita, sedikit berpikir dalam taat dan memperbaiki ibadah kepada Allah SWT hingga mencapai derajat muttaqiin.

Allah SWT berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ (الأنفال: (٢)

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah SWT gemetarlah hati mereka dan bila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah kuatlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka berserah diri." (Q.S. al-Anfal: 2)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Iman dan takwa seseorang bisa bertambah dan dapat pula berkurang. Oleh karena itu kita juga harus mewaspadai terhadap perbuatan-perbuatan yang dapat menyurutkan iman dan takwa kita, terus berusaha dan memohon kepada Allah SWT agar menambah ketakwaan dan keimanan kita. Karena hanya Allah SWT yang dapat menambah ketakwaan dan keimanan seseorang. Seperti dalam firman Allah SWT:

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَأَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ. (محمد: (۱۷)

Artinya: "Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah SWT menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan mereka (balasan) ketakwaan." (Q.S. Muhammad: 17)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Untuk memahami hakikat iman dan takwa, kita perlu mengetahui ciri-ciri orang yang benar iman dan takwanya. Ciri-ciri tersebut telah Allah SWT jelaskan dalam firman-Nya:

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوْا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ أَمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَأَتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَإِلَّى الزَّكَاةَ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي البَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ. (البقرة: ۱۷۷)

Artinya: "Kebajikan bukanlah dengan menghadapkan wajahmu ke arah barat dan timur, tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah SWT, hari akhir, malaikat- malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), orang-orang yang meminta, (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya bila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam menghadapi kesulitan, penderitaan dan peperangan. Mereka orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Q.S. al-Baqarah: 177)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Untuk itu marilah kita bercermin diri, apakah kita telah memenuhi ciri-ciri tersebut atau masih jauh. Semoga kita semua diberi kemudahan Allah SWT untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menjadi orang yang beruntung kelak di akhirat. Karena orang yang beruntung adalah orang yang telah benar imannya.

Hal itu dikatakan dalam firman Allah SWT:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ (المؤمنون:1)

Artinya: "Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman." (Q.S. al-Mukminun:1)

Khutbah II

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ إِنَّهُ تَعَالَى جَوَادُ مَلِكُ بَرُّ رَؤُوْفٌ رَحِيمٌ.

Sumber: Buku Khutbah Zaynul Atqiya': Mimbar Dakwah LIM Lirboyo Kediri

Contoh Teks Khutbah Jumat #3

Judul: Keutamaan Al-Quran

Khutbah I

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي تَقَدَّسَ فِي أَزَلِيَّتِهِ وَأَبَدِيَّتِهِ وَأَحَدِيَّتِهِ عَنِ النَّظِيْرِ وَالشَّبِيْهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلَهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا النَّبِيَّ الْمُخْتَارَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي بُعِثَ إِلَى كَافَّةِ النَّاسِ مِنَ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ خَالِصًا مُخْلِصًا. أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَاقْرَأْوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ شَفِيعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِأَصْحَابِهِ.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Marilah kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan selalu mematuhi perintah-Nya, menjauhi larangan- Nya dan selalu melakukan amal saleh semata-mata untuk meraih ridhoNya. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Kita ketahui bersama bahwa umat Islam mempunyai satu pegangan utama sebagai pedoman hidup di dunia yaitu al-Qur'anul karim. Karena di dalamnya menjelaskan tentang semua aspek kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Al-Quran adalah kalamullah yang penyampaiannya melalui lisan baginda nabi Muhammad SAW. Perbedaan antara kitab Al-Quran dengan kitab-kitab (samawi) sebelumnya adalah Al-Quran akan terus terjaga sampai akhir zaman dan tentunya juga sebagai penyempurna untuk kitab-kitab sebelumnya. Allah SWT berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ. (الحجر: (۹)

Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (Q.S. al-Hijr: 9)

Al-Quran adalah pegangan hidup kita, sebagai pelindung dari segala godaan, sebagai obat hati di waktu gundah, sebagai pengingat di waktu lalai, sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang bertakwa dan banyak lagi peran Al-Quran bagi kita dalam menjalani hidup di dunia ini. Maka tidak ada alasan lagi untuk bermalas-malasan dan lalai untuk membaca Al-Quran. Ingatlah, nabi Muhammad SAW telah menjelaskan keutamaan bagi orang yang mau membaca Al-Quran, mempelajarinya dan mengajarkannya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي تِلَاوَةُ الْقُرْآنِ. (رواه البيهقي)

Artinya: "Sebaik-baik ibadah umatku adalah membaca Al-Quran." (H.R. Baihaqi)

Dalam hadis lain dijelaskan:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ. (رواه البخاري)

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah seseorang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya." (H.R. Bukhari)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Dalam membaca Al-Quran, seorang hamba harus memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan adab, baik secara lahir maupun batin. Dalam kitab Mauidzotul Mukminin dijelaskan, ketika seseorang membaca Al-Quran hendaknya berwudlu terlebih dahulu, menghadap kiblat dan duduk dengan tawadlu' (merasa rendah diri). Selain itu juga dianjurkan untuk membagi waktunya dalam membaca Al-Quran agar ia dapat teratur dalam membacanya hingga khatam. Seperti yang telah dilakukan oleh sahabat Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit dan Ibnu Mas'ud yang biasa mengkhatamkan Al-Quran setiap Jumat. Selain itu dianjurkan untuk membacanya dengan tartil agar mudah untuk meresapi makna ayat yang dibaca, serta bisa merasa sedih dan takut ketika ayat yang dibaca menjelaskan tentang peringatan dan ancaman bagi orang-orang yang berbuat maksiat.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Salah satu keutamaan Al-Quran adalah setiap hamba yang membaca akan tetap mendapatkan pahala dari setiap satu hurufnya, walaupun ia tidak memahaminya. Hal ini tidak bisa didapatkan dalam bacaan yang lain sekalipun bacaan itu adalah zikir kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرَةِ أَمْثَالِهَا. لَا أَقُولُ: (الم) حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفُ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ. (رواه الترمذي)

Artinya: "Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran maka ia akan mendapatkan kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipat gandakan menjadi sepuluh. Aku (Muhammad SAW) tidak berkata alif-laam-miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, mim satu huruf." (H.R. Tirmidzi)

Dalam kitab Ihya' Ulumuddin Imam al-Ghozali menceritakan kisah yang dialami Imam Ahmad bin Hanbal ketika bermimpi bertemu dengan Allah SWT.

Imam Ahmad bin Hanbal bertanya: "Wahai Tuhanku, apakah ibadah yang paling utama yang dapat mendekatakan seorang hamba kepada-Mu?"

Allah SWT menjawab: "Wahai Ahmad, dengan kalam- Ku (Al-Quran) ibadah yang paling utama untuk mendekatkan diri kepadaku, baik dia membacanya dengan paham ataupun tidak."

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Di zaman sekarang banyak orang yang lupa membaca Al-Quran karena kesibukanya. Oleh karena itu marilah kita meluangkan sedikit waktu untuk membaca Al-Quran, karena nabi Muhammad SAW mengibaratkan hati seseorang yang tidak pernah membaca Al-Quran seperti rumah tanpa perabot. Nabi Muhammad SAW bersabda:

إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرْبِ. (رواه الترمذي)

Artinya: "Sesungguhnya orang yang hatinya tidak ada sesuatu dari Al-Quran seperti rumah tanpa perabot." (H.R. Tirmidzi)

Sungguh sangat beruntung karena kita masih bisa menyaksikan mukjizat nabi Muhammad SAW yang paling besar yaitu Al-Quran. Hal ini patut kita syukuri dengan cara memperbanyak membaca Al-Quran serta mengamalkan isi kandungannya, baik yang berupa perintah ataupun larangan. Karena dengan membaca Al-Quran kita dapat menjadi seorang hamba yang berakhlakul karimah, baik di sisi Allah SWT atau di antara sesama.

Semoga hal-hal yang telah disampaikan tadi dapat menjadikan kita lebih dekat dengan Dzat penguasa alam semesta ini dengan senantiasa memperbanyak membaca Al-Quran sebagai lantaran untuk mengantarkan kita menuju jalan yang diridai Allah SWT, sehingga hidup kita akan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ إِنَّهُ تَعَالَى جَوَادٌ مَلِكُ بَرُّ رَؤُوْفُ رَحِيمٌ.

Sumber: Buku Khutbah Zaynul Atqiya': Mimbar Dakwah LIM Lirboyo Kediri

Nah, demikian kumpulan contoh khutbah Jumat yang cocok dibawakan untuk mengawali bulan Rabiul Akhir. Semoga bermanfaatyadetikers!




(alk/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads