Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) tengah menyiapkan skema makan siang gratis untuk murid di beberapa sekolah. Pemprov Sulsel menyiapkan anggaran Rp 1,381 miliar dengan harga per porsi Rp 25 ribu.
"Sudah mengarahkan untuk mempersiapkan skema makan siang gratis. Tentu makanan sehat, tapi tidak mahal," ujar Kepala Disdik Sulsel Iqbal Djamaluddin kepada wartawan di kantor Disdik Sulsel, Makassar, Kamis (26/9/2024).
Iqbal mengatakan pihaknya tengah mengkaji skema pembiayaan dengan mengusulkan anggaran Rp 25 ribu per porsi untuk tiap murid. Selain itu, Iqbal berharap agar program ini tidak hanya bergantung pada APBD, tetapi juga melibatkan kontribusi dari perusahaan melalui dana corporate social responsibility (CSR).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap (dalam pelaksanaannya) bukan hanya APBD, tetapi juga kontribusi teman-teman perusahaan melalui dana CSR. Kami mencoba menghitung dengan angka Rp 25 ribu per orang," ucapnya.
Adapun sasaran program ini, kata Iqbal, meliputi tiga jenjang pendidikan, yaitu SD, SMP, dan SMA. Untuk tahap awal, Disdik Sulsel telah menyiapkan tiga lokasi sekolah, yaitu SD di Kabupaten Jeneponto, SMP di Pangkep, dan SMA di Luwu Timur.
Masing-masing lokasi dipilih karena kedekatan dengan perusahaan yang potensial memberikan dukungan CSR, seperti PT Semen Tonasa di Pangkep dan PT Vale Indonesia di Luwu Timur.
"Sasaran kami adalah anak-anak tidak mampu di sekolah. Kami sudah menyiapkan tiga alternatif sekolah. Ada SD, SMP, dan SMA. Ada SD di Jeneponto satu lokus. SMP di Pangkep. Kenapa Pangkep? Di sana ada Semen Tonasa. SMA di Luwu Timur, di sana ada Vale," bebernya.
Lebih lanjut, Iqbal membeberkan di SD Jeneponto ada 102 siswa yang menjadi sasaran, dengan estimasi anggaran Rp 191 juta untuk tiga bulan. Kemudian, SMP di Pangkep sebanyak 236 siswa diproyeksikan membutuhkan dana Rp 448 juta. Sementara, untuk SMA di Luwu Timur ada 396 siswa akan memerlukan sekitar Rp 742 juta.
"Jadi, total selama tiga bulan Rp 1,381 miliar. Nanti akan dihitung ulang apakah Rp 25 ribu ini sudah memenuhi nilai gizi," ucapnya.
(ata/ata)