Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap alasan di balik cuaca panas ekstrem yang melanda Kota Makassar beberapa waktu belakangan. BMKG menyebutkan suhu panas yang dirasakan masih merupakan dampak dari musim kemarau.
"Untuk suhu panas yang terjadi belakangan ini terjadi disebabkan karena kita masih mengalami musim kemarau," ujar Prakirawan BMKG Sitti Nurhayati Hamzah kepada detikSulsel, Sabtu (21/9/2024).
Nurhayati mengungkapkan suhu panas yang dirasakan ini juga disebabkan kurangnya tutupan awan sehingga wilayah daratan lebih mudah terpapar panas Matahari. Selain itu, curah hujan yang rendah juga memicu meningkatnya suhu panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurangnya tutupan awan yang menyebabkan wilayah daratan lebih banyak menerima panas Matahari serta kurangnya curah hujan semakin menambah panas," ungkapnya.
Suhu Panas Ekstrem Akan Terjadi hingga Peralihan Musim
Nurhayati mengatakan fenomena cuaca panas ekstrem seperti ini akan berlangsung hingga bulan Oktober. Yakni sebelum masuk masa peralihan menuju musim hujan yang biasanya terjadi di bulan November.
"Situasi ini kami prediksi bisa terjadi hingga bulan Oktober, sebelum masuk masa peralihan yang biasanya mulai memasuki musim hujan pada bulan November," kata Prakirawan BMKG itu.
Lamanya masa cuaca panas ini, kata Nurhayati, disebabkan karena posisi Matahari akan berada di ekuator pada tanggal 23 September mendatang. Posisi itu nantinya akan bergerak menuju Belahan Bumi Selatan (BBS) yang menyebabkan cuaca panas diprediksi sampai di bulan Oktober.
"Pada tanggal 23 September 2024 posisi Matahari tepat berada di ekuator yang kemudian posisi Matahari bergerak menuju BBS (Belahan Bumi Selatan) sehingga diperkirakan cuaca panas ini diperkirakan bisa sampai bulan Oktober nanti," katanya.
Dampak Cuaca Panas Ekstrem di Makassar
Cuaca panas ekstrem akibat musim kemarau berpotensi menyebabkan dampak berkelanjutan seperti mudahnya terjadi kebakaran. Selain itu, musim kemarau dapat mengakibatkan berkurangnya debit air tanah.
"Akibat lanjutan dari musim kemarau juga dapat terjadi, seperti lebih mudahnya terjadi kebakaran dan kekurangan air tanah yang mengakibatkan masyarakat kekurangan air," ucap Nurhayati.
Oleh karenanya, untuk situasi suhu panas sekarang ini Nurhayati mengharapkan kesadaran masyarakat terkait penggunaan air tanah. Masyarakat diimbau untuk menggunakan air secukupnya agar bisa untuk mencegah kekurangan air yang parah.
"Untuk situasi sekarang ini diharapkan kesadaran dari masyarakat untuk penggunaan air tanah yang tidak berlebihan, atau sesuai keperluan saja agar bisa menghindari kekurangan air tanah yang lebih parah," tegas dia.
Lebih lanjut, Nurhayati menjelaskan dampak peningkatan suhu panas ini paling bisa dirasakan oleh masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan. Terutama di siang hari dengan suhu udara yang panas ditambah paparan sinar Matahari langsung.
"Akibat dari peningkatan suhu ini tentu saja yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan hampir sepanjang siang hari karena panasnya suhu udara yang dirasakan serta paparan sinar Matahari langsung yang dapat menyebabkan dehidrasi dan lain-lain," jelas Nurhayati.
Makassar Alami Suhu Panas Terlama di Asia Tenggara
Mengutip detikEdu, akibat perubahan iklim Kota Makassar sempat masuk ke dalam lima kota dengan suhu panas tinggi terlama di Asia Tenggara. Kota Makassar menempati urutan pertama dengan durasi mengalami suhu panas tinggi selama 91 hari.
Fenomena tersebut terjadi pada periode bulan Juni hingga Agustus 2024 sebagaimana tertera dalam data Climate Central. Kota-kota setelahnya, ada Sumedang, Davao di Filipina, Bandar Lampung, dan Palembang.
Berikut rincian lima kota dengan suhu panas ekstrem terlama di Asia Tenggara:
- Makassar: 91 hari
- Sumedang: 85 hari
- Davao, Filipina: 83 hari
- Bandar Lampung: 81 hari
- Palembang: 81hari
(urw/edr)