Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggelar pelatihan diversifikasi labu kuning dan dapur sehat untuk mengatasi stunting di Kabupaten Gowa. Kegiatan ini merupakan program Kemdikbud Dikti dan LPKM UMI sebagai pengabdian masyarakat.
"Pelatihan yang diberikan oleh tim pengabdi dosen UMI adalah cara membuat tepung, mie, pudding dan cake dari daging labu kuning, sedangkan biji labunya dibuatkan susu yang mana susu ini sebanding nutrisinya dengan susu kedelai formula," kata Dosen FKM UMI Hasriwiani Habo Abbas dalam keterangannya diterima detikSulsel, Minggu (15/9/2024).
Pelatihan tersebut berlangsung di Desa Borisallo, Kecamatan Parangloe, Gowa. Selain memberikan edukasi tentang pengolahan labu kuning, dosen UMI juga membangun dapur sehat yang sejalan dengan program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya dapur sehat para kader posyandu Melati akan dilatih untuk membuat makanan dan minuman yang bergizi berbahan labu untuk mengatasi stunting," papar Hasriwiani.
![]() |
Hasriwiani juga menjelaskan, dalam pelatihan ini, kader Posyandu juga diajarkan untuk menjual dan memasarkan produknya secara online. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
Selain Hasriwiani, dua dosen FKM UMI lainnya Kasnaeni Karim dan Aminah Nurjanna juga ikut mengisi kegiatan sebagai pemateri. Dosen ini juga dibantu oleh tiga mahasiswa UMI yaitu, Farah Malombasi, Aqilah salsabilah, dan Putri Zakira.
"Mereka menjelaskan pentingnya keterampilan memodifikasi labu kuning menjadi makanan dan minuman yang bernilai gizi dan bernilai jual. Bernilai gizi untuk mengatasi stunting dan bernilai jual untuk meningkatkan pendapatan penghasilan Ibu Kader," jelas Hasriwiani.
Sementara itu, Ketua Kader Posyandu Melati, Sairah merasa senang dengan adanya pelatihan tersebut. Dia mengaku mendapat banyak manfaat dari pelatihan tersebut, selain pemanfaatan labu kuning, dia juga sudah bisa memasarkan hasil produksi secara online.
"Dan juga dengan di bangunkannya dapur sehat kader posyandu tidak lagi khawatir dengan Program Pemerintah yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) akan tersendat sendat" ungkap Sairah.
Senada dengan Sairah, Kepala Desa Borisallo, Sofyan juga mengaku senang dengan pelatihan yang digelar dosen FKM UMI. Dia berharap, permasalahan stunting dan kekurangan gizi kedepannya bisa diatasi berkat ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini.
"Kegiatan ini sangat bagus karena kebetulan masalah gizi seperti stunting dan kekurangan gizi masih ada kasus walaupun tidak sebanyak dengan desa lain," ujar Sofyan.
(hsr/hmw)