Warga terdampak banjir di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, setuju direlokasi ke lokasi yang lebih aman. Namun warga meminta Pemkot Ternate menjamin lokasi baru nantinya tidak lagi terdampak bencana.
"Saya setuju (direlokasi), memang (wilayah permukiman yang diterjang banjir bandang) sudah tara (tidak) layak lagi untuk ditempati karena rawan bencana (banjir bandang)," ujar warga bernama Abdulrahman Kasim (60) kepada detikcom, Sabtu (31/8/2024).
Abdulrahman menilai pemerintah wajib memberikan jaminan terhadap keselamatan dan keamanan warga. Dia pun menyinggung banyak wilayah permukiman di Ternate yang berada di bantaran kalimati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian pemerintah juga harus pastikan kalau lokasi yang ditempati itu aman dari titik rawan bencana banjir dan longsor. Karena di Ternate ini banyak kalimati yang menjadi aliran air saat hujan deras," katanya.
Senada warga RT 01 Kelurahan Rua, Ekhal F Kapita (34) juga sepakat dengan rencana relokasi. Namun dia tidak ingin wilayah relokasi ke depannya kembali terdampak bencana.
"Hampir semua kelurahan di Ternate ini masuk daerah rawan bencana banjir dan longsor, karena wilayah permukiman itu rata-rata berada di aliran kalimati yang terhubung langsung dengan puncak Gunung Gamalama," ujar Ekhal.
Sebelumnya diberitakan, Sekda Kota Ternate Rizal Marsaoly mengatakan, rencana relokasi untuk korban banjir bandang di Kelurahan Rua akan segera dilaksanakan. Saat ini, pemerintah telah menyiapkan lokasinya seluas 2,6 hektare.
"Relokasi sudah fiks, lahan atau tanah yang akan dijadikan tempat relokasi itu milik pemerintah yang berlokasi di Kelurahan Jambula, Kecamatan Pulau Ternate, dengan luas kurang lebih 2,6 hektare," ujar Rizal saat dihubungi terpisah.
Rizal menambahkan, Wali Kota Ternate Tauhid Soleman sempat menyarankan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membangun 100 unit rumah. Jumlah itu dengan pertimbangan untuk rumah-rumah yang masuk titik rawan.
"Kita kasih lebih saja, karena kita menghindari jangan sampai ada tambahan. Bukan hanya (rumah yang berada pada) jarak 50 meter kiri dan 50 meter kanan (dari titik lokasi banjir bandang), tapi untuk rumah-rumah yang berpotensi bencana atau terkena dampak, sehingga kita harus bangun lebih," imbuh Rizal.
Diketahui, banjir bandang yang disertai longsor menerjang Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate pada Minggu (25/8) pukul 03.30 WIT. Insiden itu mengakibatkan 25 rumah warga dan 1 musala rusak berat.
(sar/hmw)