Banjir bandang yang menerjang Kota Ternate, Maluku Utara, mengakibatkan 16 orang meninggal dunia dan 15 lainnya mengalami luka-luka. Nasib tiga warga yang dilaporkan hilang masih menjadi tanda tanya.
Bencana alam itu tepatnya terjadi di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Minggu (25/8) sekitar pukul 03.30 WIT. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Ternate, Hawa A. Hamzah mengatakan masih ada 3 orang belum ditemukan hingga Senin (26/8).
"Bencana ini mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, 15 orang luka-luka, dan 3 korban lagi masih dalam pencarian," ujar Hawa kepada detikcom, Senin (26/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, delapan orang korban luka akibat banjir tersebut dirawat di rumah sakit pemerintah dan swasta. Sementara sisanya menjalani rawat jalan karena kondisinya sudah membaik.
"Empat orang di RSUD Chasan Boesoirie, tiga orang di RS Prima, dan satu orang di RS Tentara. Sedangkan selebihnya menjalani rawat jalan," imbuh Hawa.
Pemkot Ternate Tetapkan Status Tanggap Darurat
Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor selama 14 hari ke depan. Kebijakan ini diambil demi mempercepat penanganan dan penyaluran bantuan terhadap korban.
"Status ini kami putuskan dua minggu ke depan. Saat ini pemerintah fokus pada penanganan evakuasi korban. Apalagi laporan lapangan masih ada korban jiwa yang belum dievakuasi," kata Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly kepada wartawan, Senin (26/8).
Penetapan status tanggap darurat ini terhitung sejak 25 Agustus sampai dengan 7 September 2024. Keputusan ini juga mempertimbangkan masukan dari berbagai pemangku kebijakan.
"Status tanggap darurat bencana dilakukan untuk mempermudah tim evakuasi korban bencana yang saat ini masih bekerja. Langkah tanggap darurat juga untuk mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan dari kegiatan penyelamatan akibat bencana," tuturnya.
Rizal mengungkap pihaknya sudah mengerahkan personel dan sejumlah alat berat untuk membantu membersihkan material tanah berlumpur dan batuan yang menimbun jalan. Pemerintah Kota Ternate juga telah membentuk posko tanggap darurat.
"Selain itu, kita juga telah membentuk posko tanggap darurat bencana banjir di SD Kelurahan Rua. Sedangkan pengungsi banjir bandang ini kita tempatkan di SMK Pelayaran di Kelurahan Kastela dan korban yang lain sudah berada di rumah keluarga mereka untuk sementara waktu," imbuh Rizal.
(hsr/ata)