Detik-detik Banjir Bandang di Ternate Tewaskan 13 Warga-6 Orang Hilang

Maluku Utara

Detik-detik Banjir Bandang di Ternate Tewaskan 13 Warga-6 Orang Hilang

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Senin, 26 Agu 2024 17:08 WIB
Alat berat dikerahkan membersihkan material banjir bandang dan longsor di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate.
Foto: Alat berat dikerahkan membersihkan material banjir bandang dan longsor di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate. (Nurkholis/detikcom)
Ternate -

Sebanyak 13 warga meninggal akibat banjir bandang dan longsor di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut). Bencana hidrometeorologi itu turut mengakibatkan 6 warga lainnya masih dalam pencarian.

Warga bernama Abdul Haris (63) mengungkapkan banjir disertai longsor itu melanda kediamannya di RT 01 Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate pada Minggu (25/8) sekitar pukul 03.30 WIT. Abdul dan keluarganya tertidur pulas ketika banjir disertai tanah longsor datang menerjang.

"Saya dengar suara gemuruh, jadi suara gemuruh itu (jarak dengan rumah) bukan masih jauh. Tapi saat bangun (dari tidur) itu sudah tung, tang, tung, tang. Tara baku riki (tidak sempat menyelamatkan barang-barang)," ujar Abdul kepada detikcom, Senin (26/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul mengaku sempat berteriak membangunkan istri serta keponakan dan cucunya yang sedang tertidur pulas. Namun ketika berlari lewat pintu depan, kondisi ruang tamu dan perabotan sudah tertimbun lumpur.

"Saya bangun keluar berteriak (bangunan istri, keponakan dan cucu). Itu di dalam rumah lumpur masuk hantam kadera-kadera depan (kursi-kursi di ruang tamu), saya langsung teriak ke istri bilang keluar cepat, jangan diam. Saya langsung angkat cucu dan keponakan lari lewat pintu belakang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Abdul menuturkan, saat itu suasana tengah gelap gulita setelah gardu listrik di tepi jalan nasional yang melingkari Kota Ternate itu diterjang longsor. Suasana mencekam itu terjadi begitu cepat.

"Awalnya itu lampu menyala, (kemudian padam) karena saya curiga mungkin (lumpur) tembus (ke permukiman) hantam gardu listrik, (kabel) di atas putus, mati (padam) total sudah itu. Kejadian berlangsung cepat sekali," ujarnya.

Kesaksian yang sama diutarakan oleh warga RT 01 bernama Bakri (34). Bakri yang rumahnya berjarak 10 meter dari titik longsor dan 5 meter dari bibir pantai mengira, suara gemuruh itu berasal dari deburan ombak yang memecah di tanggul belakang rumahnya.

"Saya kira suara ombak hantam tanggul di belakang rumah, karena subuh itu hujan deras dan angin," kata Bakri kepada detikcom di lokasi.

Namun saat suara gemuruh kian membesar, Bakri berlari keluar dan melihat lumpur menutup separuh rumah warga. Bakri tidak bisa berbuat apa-apa lantaran takut, karena kabel listrik yang putus mengeluarkan percikan api.

"Itu kabel yang putus menyala-menyala, torang (kami) takut ke sana evakuasi warga. Nanti sekitar jam 7 pagi baru bantuan dari PLN datang perbaiki," tuturnya.

Lanjut Bakri, peristiwa itu mengakibatkan 5 rumah warga hilang diterjang lumpur, dan 16 rumah mengalami rusak parah. Dia juga mengaku masih ada warga terdampak bencana yang dinyatakan hilang.

"Ada 5 rumah yang hilang (terbawa lumpur) dan 16 rumah yang rusak parah," ungkap Bakri.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, tim SAR gabungan sudah dikerahkan melakukan pencarian korban hilang. Alat berat juga dikerahkan untuk mengevakuasi material banjir dan longsor.

"Data yang diterima BNPB melalui Pusdalops hingga pagi ini pukul 07.00 WIT itu yang meninggal 13 orang, kemudian luka-luka 9 orang, masih ada yang hilang 6 orang," kata Muhari saat konferensi pers, Senin (26/8).

Abdul Muhari mengatakan, pihaknya membuka posko pengaduan di lokasi kejadian. Bagi warga yang keluarganya belum ditemukan, bisa melaporkan ke posko tersebut untuk dilakukan pencarian.

"Jadi 6 orang hilang yang masih masuk dalam daftar pencarian orang oleh Basarnas yang sudah memiliki kekuatan personel gabungan sekitar 400 orang. Ini masih kita buka dan tampung laporan pengaduan dari masyarakat," jelasnya.




(sar/ata)

Hide Ads