Dalam video beredar, pria dan wanita yang mengenakan pakaian putih-putih tampak berjoget di depan Masjid Agung. Aksi mereka diiringi musik disc jockey alias DJ.
Beberapa dari mereka juga terlihat memakai bando yang memiliki lampu-lampu. Sebagian mereka juga menempelkan stiker merah putih di pipinya.
Dirangkum detikSulsel, berikut fakta-fakta pawai lampion berujung party di depan Masjid Agung Sengkang Wajo:
1. Kronologi Pawai Lampion
Kepala Kesbangpol Wajo Sony Paisal mengatakan pawai lampion itu berlangsung pada Kamis (15/8) malam. Peserta pawai lampion start dari Lapangan Merdeka dan finish di depan kantor gabungan dinas di Jalan Lamaddukelleng.
"Itu malam rangkaian peringatan HUT kemerdekaan yang start di Lapangan Merdeka dan finis di depan kantor gabungan dinas di Jalan Lamaddukelleng," ujar Sony Paisal kepada detikSulsel, Jumat (23/8).
Sony mengatakan peserta pawai tidak langsung membubarkan diri setelah rangkaian kegiatan selesai. Sejumlah peserta masih berkumpul di jalan raya tepatnya di depan Masjid Agung Ummul Quraan.
"Beberapa komunitas lampion masih berkumpul di jalan raya di seputaran Masjid Agung setelah pawai lampion. Di sisi lain kami mengakui kelengahan petugas kami yang tidak segera menegur pihak-pihak tersebut," terangnya.
"Sangat disayangkan ada yang melakukan aktivitas bergoyang yang tidak patut. Sudah disampaikan juga saat melepas rombongan pawai lampion bahwa setelah acara agar langsung membubarkan diri," jelasnya.
2. Penjelasan Pengurus Masjid
Pengurus masjid langsung buka suara usai beredarnya video pria dan wanita berjoget ria tersebut. Pihak pengurus menegaskan party tersebut digelar di luar pekarangan masjid.
"Itu bukan di pekarangan masjid, tapi di jalan raya. Cuman beririsan pekarangan masjid, jalanan, dan Lapangan Merdeka," ujar Seksi Pembangunan Masjid Agung Ummul Quraa, Karyaman kepada detikSulsel, Jumat (23/8).
Menurut Karyaman, party tersebut terkesan digelar di pekarangan masjid karena pengambilan gambarnya dilakukan dari Lapangan Merdeka.
"Dan (hasil rekaman video) menunjukkan itu seperti di pekarangan masjid," katanya.
3. DMI Sulsel Sebut Party Depan Masjid Hal Sensitif
Ketua DMI Sulsel Andi Muhammad menilai acara party pria dan wanita di depan Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang sangat sensitif. Aparat penegak hukum diminta turun tangan untuk melakukan penyelidikan.
Kan ini viral, dan sensitif, masalah keyakinan dan perlu dilakukan tindaklanjut untuk dilakukan klarifikasi. Sebab yang dilakukan itu kita sangat sayangkan, seolah-olah ada kesan di depan masjid joget-joget," ujar Andi Muhammad kepada detikSulsel, Jumat (23/8).
Muhammad menilai peristiwa tersebut bukan ranah DMI. Menurutnya, kejadian ini sudah menjadi ranah aparat penegak hukum (APH).
"Kalau aparatnya peka terkait keyakinan itu harusnya dicari dan diklarifikasi maksud dan tujuannya melakukan itu. Perjelas modusnya, dan APH yang harus mencari itu," tegasnya.
4. MUI Sulsel Minta Semua Pihak Bijak
Sekretaris Umum MUI Sulsel Muammar Bakry meminta seluruh pihak bijak dalam menanggapi video viral tersebut. Dia mengaku sudah mengonfirmasi ke pihak terkait soal lokasi para pria dan wanita berjoget tersebut.
"Saya konfirmasi dari pihak teman-teman yang ada di sana, itu katanya hanya numpang lewat, bukan di badan masjid diadakan," ujar Muammar Bakry, Jumat (23/8).
"Hanya numpang lewat saja, kebetulan lagi antre masuk (ke lapangan).Kemudian kesempatan itu dimanfaatkan untuk mengisi waktu. Kemudian mungkin karena cara merekamnya itu kelihatan seperti di bagian masjid, kemudian menjadi viral," jelasnya.
Dia menilai masjid atau halaman masjid tidak mungkin dijadikan sebagai tempat party. Dia pun meyakini masyarakat tidak akan lancang melakukan hal tersebut.
"Kita harus memahami dan melihat secara objektif ya. Jangan sampai Sengkang itu sebagai kota santri, tempatnya pusat pesantren As'adiyah, dengan video yang seperti itu kemudian menganggap bahwa Wajo atau Sengkang sebagai kota santri itu tidak islami, dengan hal-hal seperti itu. Jangan sampai ada dalam pemahaman masyarakat," ujarnya.
5. Pelaku Minta Maaf
Komunitas lampion di Wajo sendiri meminta maaf soal aksi mereka party di depan masjid tersebut. Mereka menyesali perbuatannya telah membuat kegaduhan.
Permintaan maaf tersebut tepatnya disampaikan oleh delapan anggota komunitas Pasar Sentral Lantai II Community Sengkang. Mereka antara lain Rita (18), Andi Riby (19), Fenny (22), Lisna (30), Fito (23), Filsa (22), dan Hasma (23).
"Sehubungan dengan viralnya di media sosial aksi berjoget di jalan raya di depan Masjid Agung Ummul Quraa, yang ada di dalam video tersebut adalah komunitas kami," kata salah anggota komunitas, Rita dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2024).
"Mewakili komunitas kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Wajo, tokoh agama, dan tokoh adat atas apa yang telah kami lakukan," sambungnya.
![]() |
Dia menjelaskan aksi berjoget itu terjadi begitu saja di depan masjid. Namun, dia menegaskan tidak akan mengulangi perbuatannya.
"Aksi tersebut terjadi karena spontanitas. Kami berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut," bebernya.
(hmw/hmw)