Warga di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), dibuat geger dengan video sejumlah pria dan wanita berjoget dengan diiringi musik disc jockey (DJ) di jalan depan Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang. MUI Sulsel dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel sama-sama buka suara soal hal itu.
Seksi Pembangunan Masjid Agung Ummul Quraa, Karyaman mengatakan peristiwa dalam video itu terjadi pada Kamis (15/8) saat kegiatan malam lampion dalam rangka perayaan 17 Agustus. Hanya saja, kata dia, pengambilan gambarnya dari Lapangan Merdeka yang menunjukkan party itu seakan-akan digelar di pelataran masjid.
"Itu bukan di pekarangan masjid, tapi di jalan raya. Cuman beririsan pekarangan masjid, jalanan, dan Lapangan Merdeka," ujar Karyaman kepada detikSulsel, Jumat (23/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan orang mengambil gambar di sekitar lapangan, dan menunjukkan itu seperti di pekarangan masjid," katanya.
DMI Sulsel Minta Polisi Usut
DMI Sulsel menilai acara party pria dan wanita di depan Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang sangat sensitif. Aparat penegak hukum diminta turun tangan untuk melakukan penyelidikan.
"Kan ini viral, dan sensitif, masalah keyakinan dan perlu dilakukan tindaklanjut untuk dilakukan klarifikasi. Sebab yang dilakukan itu kita sangat sayangkan, seolah-olah ada kesan di depan masjid joget-joget," ujar Ketua DMI Sulsel Andi Muhammad kepada detikSulsel, Jumat (23/8/2024).
Muhammad menilai peristiwa tersebut bukan ranah DMI. Menurutnya, kejadian ini sudah menjadi ranah aparat penegak hukum (APH).
"Kalau aparatnya peka terkait keyakinan itu harusnya dicari dan diklarifikasi maksud dan tujuannya melakukan itu. Perjelas modusnya, dan APH yang harus mencari itu," tegasnya.
MUI Sulsel Minta Semua Pihak Bijak
Sekretaris Umum MUI Sulsel Muammar Bakry meminta seluruh pihak bijak dalam menanggapi video viral tersebut. Dia awalnya mengaku sudah mengonfirmasi ke pihak terkait soal lokasi para pria dan wanita berjoget tersebut yang sama sekali bukan di halaman masjid apalagi di dalam masjid.
"Saya konfirmasi dari pihak teman-teman yang ada di sana, itu katanya hanya numpang lewat, bukan di badan masjid diadakan. Hanya numpang lewat saja, kebetulan lagi antre masuk (ke lapangan).Kemudian kesempatan itu dimanfaatkan untuk mengisi waktu. Kemudian mungkin karena cara merekamnya itu kelihatan seperti di bagian masjid, kemudian menjadi viral," jelasnya.
Dia menilai masjid atau halaman masjid tidak mungkin dijadikan sebagai tempat party. Dia pun meyakini masyarakat tidak akan lancang melakukan hal tersebut.
"Itu kan 2 hal yang tidak mungkin terjadi di 1 tempat itu. Masjid yang biasanya tempat ibadah dan ada dugem-dugem yang bukan tempatnya di situ, tidak sepantasnya lah," katanya.
"Kita harus memahami dan melihat secara objektif ya. Jangan sampai Sengkang itu sebagai kota santri, tempatnya pusat pesantren As'adiyah, dengan video yang seperti itu kemudian menganggap bahwa Wajo atau Sengkang sebagai kota santri itu tidak islami, dengan hal-hal seperti itu. Jangan sampai ada dalam pemahaman masyarakat," ujarnya.
(hmw/hmw)