Pertandingan sepakbola antar kampung (tarkam) kembali mengalami kericuhan setelah terjadi di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel). Kali ini, pemain dan penonton terlibat baku hantam di Kabupaten Barru.
"Iya pertandingan ricuh," ujar Ketua Panitia Pelaksana HUT ke-79 RI Kecamatan Tanete Riaja, Kamaluddin kepada detikSulsel, Rabu (14/8/2024).
Kericuhan terjadi saat laga final digelar di Lapangan Sepakbola La Bandu Ralla, Kecamatan Tanete Riaja, Barru, Selasa (13/8). Kamaluddin mengatakan, saat itu penonton juga masuk ke lapangan memukul pemain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkelahian antar pemain dan penonton juga ikut masuk ke lapangan," bebernya.
Kamaluddin mengungkap pertandingan dalam rangka HUT ke-79 RI diikuti 14 tim dari 6 desa dan 1 kelurahan se-Kecamatan Tanete Riaja. Pertandingan final yang ricuh mempertemukan tim dari Desa Libureng melawan Desa Lompo Tengah.
"Ini pertandingan antar desa/kelurahan se-Kecamatan Tanete Riaja. 14 tim, yang kemarin itu Libureng melawan Lompo Tengah," terangnya.
Kamaluddin menjelaskan keributan berawal ketika pertandingan baru berjalan 7 menit seorang pemain dari Desa Libureng dilanggar. Pelanggaran ini berujung pemain saling pukul dan saling kejar.
"Awalnya itu ada pelanggaran di lapangan, pemain protes lalu berkelahi. Tiba-tiba penonton masuk semua lapangan," terangnya.
Aparat kepolisian dan TNI yang berada di lokasi berhasil mengendalikan situasi. Seorang penonton yang bukan dari kedua desa yang bertanding diamankan ke Polsek Tanete Riaja.
"Satu orang diamankan polisi. Itu yang ikut memukul," ujarnya.
Kamaluddin menambahkan, usai keributan pihaknya melakukan mediasi dengan kedua tim dan disepakati untuk diskualifikasi. Juara 1 dan 2 dalam kompetisi ini tidak ada.
"Kesepakatan dengan manajer kedua tim, maka tidak ada yang juara. Kedua tim ini kita nyatakan diskualifikasi," pungkasnya.
Diketahui, kericuhan sepakbola tarkam juga sempat terjadi di sejumlah daerah. Di antaranya, terjadi di Soppeng, Pinrang, dan Luwu Timur.
(hsr/asm)