Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Zudan Arif Fakrulloh melantik Jufri Rahman menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel. Zudan pun menceritakan proses panjang pelantikan Jufri Rahman mulai sejak pencopotan Abdul Hayat Gani yang sebelumnya menjabat Sekda Sulsel.
Hal tersebut disampaikan Zudan usai melantik Jufri Rahman di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu (14/8/2024). Zudan awalnya menyebut jika pelantikan Jufri Rahman sebagai sekda mesti menunggu selama kurang lebih 22 bulan.
"Kalau saya boleh kilas balik, acara tadi pelantikan hanya 3-4 menit. Menunggunya 22 bulan. Sekda kita kosong 22 bulan dan atas kebesaran hati Pak Abdul Hayat, diskusi panjang dengan saya," kata Zudan dalam pidatonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zudan menuturkan, sudah menjalin komunikasi dengan Abdul Hayat sejak masih menjabat Dirjen Dukcapil di Kemendagri. Saat itu, Abdul Hayat melapor kepada dirinya setelah dicopot dari jabatannya sebagai Sekda Sulsel.
"Waktu saya masih Dirjen Dukcapil, Pak Hayat datang ke saya. Beliau Ketua Korpri Sulsel, saya Ketua Umum Korpri Nasional. Lapor pada saya, 'Mas, saya kehilangan jabatan'. Kenapa? 'Saya nonjon'. Terus maunya gimana? 'Ya, kalau bisa kembali lagi, kalau nggak bisa eselon II nggak apa-apa'. Saya lobi pejabat-pejabat di sini untuk eselon II, belum diterima," tutur Zudan.
Tak lama setelah laporan itu, Zudan ditunjuk menjadi Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar). Kala itu, kata Zudan, Abdul Hayat kembali melapor kepada dirinya bahwa statusnya masih nonjob dan ingin kembali mengabdi sebagai ASN.
"Beberapa bulan kemudian saya menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Barat. Datang lagi dengan Pak Hayat, berkali-kali bertemu, dia lapor, 'Mas, saya masih nonjob'. Terus pengennya gimana? 'Saya pengen mengabdi lagi, eselon II nggak apa-apa'. Saya lobi lagi, belum berhasil," bebernya.
"Tiba-tiba Tuhan memerintahkan saya berangkat jadi Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Pak Hayat datang lagi. 'Mas sekarang sudah Pj Sulsel, saya masih nonjob lagi atau bisa bekerja', gitu. Inilah kehendak Tuhan," imbuh Zudan.
Zudah menuturkan, dirinya kembali berdiskusi terkait nasib Abdul Hayat. Dia menjelaskan bahwa pengembalian jabatan sebagai Sekda Sulsel membutuhkan waktu yang panjang, meski telah memenangkan gugatan melawan Presiden Joko Widodo.
"Saya langsung diskusi. Mas, saya memiliki kewenangan tetapi terbatas. Kalau Mas Hayat ingin 100% menjadi Sekda itu menunggu Keputusan Presiden. Bapak Presiden sangat padat jadwalnya, mungkin belum sempat mengkaji semua putusan-putusan pengadilan. Berkas di beliau saya tahu banyak sekali.
"Kemarin saya baru bertemu dengan beliau (Abdul Hayat) di IKN. Saya bertanya, kalau menang 100% itu nunggu waktu panjang. Tetap menang tapi 80% bagaimana? Saya lantik jadi eselon II. Sehingga batang yang tadi terendam terangkat kembali. Dari yang tadi sudah mati hidup kembali. Pilih hidup sekarang atau pilih hidup nanti di masa-masa yang belum jelas," ucap Zudan menawarkan.
Tawaran itu pun langsung disetujui oleh Abdul Hayat. Zudan menuturkan, dirinya langsung mengurus proses pengaktifan Abdul Hayat setelah diskusi panjang tersebut.
"(Abdul Hayat jawab) 'Sekarang aja'. Ya, kalau begitu minggu depan kita lantik. Akhirnya, kita lantik dan saya melapor ke pemerintah pusat. Sebelum melantik sudah lapor dulu ke semua pemangku kepentingan, bagaimana rencana ini kalau saya tempuh. Ke BKN, KASN, Kemendagri, semua mendukung," tuturnya.
Setelah itu, Zudan mengaku mengurus proses lanjutan ke Presiden terkait Sekda Sulsel definitif. Dia pun mengaku kaget sebab prosesnya berlangsung begitu cepat.
"Akhirnya dibawalah proses ini kepada Bapak Presiden dan kita semua sangat surprise, tidak sampai satu minggu keputusan eselon I langsung keluar dan dipilihlah Pak Jufri Rahman sebagai Sekda. Inilah perjalanan takdir," ungkap Zudan.
"Pak Jufri Rahman nggak tahu kalau mau jadi sekda. Nggak tahu beliau. Baru kita beri tahu setelah selesai TPA," imbuhnya.
(asm/hsr)