Mobil dinas Mercedes Benz GLS-Class 450 4Matic seharga Rp 2,5 miliar milik Pemkab Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), disorot lantaran diadakan saat masa pandemi COVID-19 tahun 2021 lalu. Kendaraan dinas (randis) itu diadakan saat 69,32 ribu warga Polman berada di bawah garis kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, pada tahun 2021 tercatat jumlah penduduk Polman mencapai 483.920 jiwa. Dari jumlah tersebut, ada 69,32 ribu jiwa atau 15,68 persen penduduk miskin.
"Iya, 69,32 ribu jiwa (jumlah penduduk miskin Polman di tahun 2021)," kata Humas BPS Sulbar Haryo Satriaji kepada detikcom, Selasa (6/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu mengalami peningkatan di 2022. Dari 490.493 jiwa penduduk Polman saat itu, dilaporkan 72,87 ribu jiwa atau 16,39 persen masuk kategori penduduk miskin.
Jumlah penduduk miskin bertambah seiring peningkatan jumlah penduduk di Polman. Di 2023, BPS mencatat penduduk miskin di Polman sebanyak 71,92 ribu jiwa atau 16,08 persen dari jumlah penduduk 495.371 jiwa.
Sebagai informasi, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk mengukur tingkat kemisikinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Jadi, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Modul Konsumsi dan Kor.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin turut mengatensi mobil dinas Mercy Pemkab Polman. Kendaraan dinas untuk menunjang operasional bupati Polman itu dianggap tidak tepat pemanfaatannya sehingga diminta untuk dilelang.
"Kita pejabat publik harus jadi teladan bagi masyarakat banyak. Tidak layaklah sebuah kabupaten untuk menggunakan mobil dinas Mercy, jadi kita menyelamatkan aset negara ini segera dilelang," kata Bahtiar dalam keterangannya.
Bahtiar mengatakan arahan untuk melelang mobil dinas Mercy itu merupakan instruksi dari Mendagri Tito Karnavian. Dia kembali menegaskan bahwa pejabat harus memberi contoh kepada masyarakat.
"Segera ditindaklanjuti tidak boleh lagi hal ini terjadi dan terulang di kabupaten lain di Sulbar. Saya sendiri mencontohkan pakai mobil bekas," jelasnya.
Bahtiar menambahkan, hasil lelang randis itu bisa menambah kas daerah. Apalagi kemampuan keuangan Pemkab Polman dianggap terbatas, apalagi menjelang pilkada.
"Jadi segera dilakukan lelang ini aset, karena penggunaan sudah tidak tepat dan dipakai disimpan tidak produktif," kata Bahtiar.
Diketahui, mobil Mercy milik Pemkab Polman heboh di media sosial setelah Pj Sekda Polman I Nengah Sumadana menggunakan mobil Mercy sebagai kendaraan operasional. Mobil itu ternyata kendaraan dinas bupati Polman yang dipinjampakaikan ke I Nengah Sumadana.
Setelah ramai disorot, Nengah akhirnya mengembalikan mobil tersebut ke Pj Bupati Polman Muhammad Ilham Borahima. Serah terima mobil Mercy tersebut berlangsung di halaman Kantor Bupati Polman, Jumat (2/8).
"Sesuai dengan perjanjian kita untuk peminjaman satu minggu. Jadi kami sudah serahkan Randis (kendaraan dinas) untuk Sekda mobil Fortuner," ungkap Ilham.
Namun Ilham menegaskan mobil Mercy tersebut akan lebih banyak parkir di Rumah Jabatan Bupati Polman. Dia mengaku enggan menggunakannya karena operasionalnya tinggi.
"Karena biaya operasional tinggi, mahal, saya akan lebih banyak menggunakan Kijang Innova karena untuk biaya operasional mahal," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Bupati Polman Sempat Minta Maaf
Sebagai informasi, mobil dinas mewah tersebut diadakan pada 2021 di masa kepemimpinan Bupati Polman Periode 2014-2024, Andi Ibrahim Masdar. Andi Ibrahim sempat menyampaikan permohonan maaf setelah pengadaan kendaraan dinas mewah itu menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
"Kalau saya dibelikan Mercy lantas itu salah, ya saya minta maaf. Kalau dikatakan salah, saya minta maaf," kata Andi Ibrahim kepada wartawan, Senin (23/8/2021).
Andi Ibrahim berdalih tidak pernah meminta agar dibelikan mobil Mercy. Dia berdalih hanya fokus bekerja menjalankan program pemerintahan tanpa harus disediakan fasilitas mewah.
"Saya orangnya enjoy, jangan dibawa susah apa yang tidak perlu dikasih susah. Saya bupati pekerja, bukan bupati yang cinta sama fasilitas," ujarnya.
Andi Ibrahim saat itu mewacanakan untuk menjual kembali mobil dinas Mercedez Benz tersebut. Dia mengaku tidak ingin persoalan ini berlarut-larut menjadi sorotan publik.
"Terserahlah Kabag Umum, mau jual kembali silakan. Saya siap, tidak ada masalah, kalau bilang kembalikan, ya kembalikan, carikan pembeli, suruh appraisal, jual kembali," ungkap Andi Ibrahim.
Sementara tokoh pemuda setempat, Herman Kadir menyayangkan pengadaan mobil dinas Mercy tersebut. Dia menilai mobil Mercedez Benz itu tidak tepat diadakan Pemkab Polman kala masyarakat saat itu dilanda pandemi Corona.
"Sangat tidak etislah, di momen kondisi yang sangat mencekik saat ini, masyarakat kita di tengah COVID, pandemi, Bupati justru membeli mobil dengan harga yang sangat fantastis, Rp 2,5 miliar itu," kata Herman.