Tanda Tanya Santri di Konsel Ditemukan Bareng Pemulung Usai Hilang 6 Bulan

Sulawesi Tenggara

Tanda Tanya Santri di Konsel Ditemukan Bareng Pemulung Usai Hilang 6 Bulan

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Selasa, 06 Agu 2024 06:00 WIB
Santri di Konawe Selatan ditemukan usai dilaporkan hilang selama 6 bulan.
Foto: Santri di Konawe Selatan ditemukan usai dilaporkan hilang selama 6 bulan. (Dok. Istimewa)
Konawe Selatan -

Kasus penemuan santri bernama Agung Kurniawan (14) di Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), usai dilaporkan hilang selama 6 bulan masih menyisakan tanda tanya. Polisi belum mengungkap penyebab Agung memutuskan pergi dari pesantren hingga ditemukan tinggal bersama pemulung inisial JS (49) selama masa pencarian.

Diketahui, Agung mulanya dilaporkan hilang oleh orang tuanya ke Polsek Ranomeeto pada Minggu (25/2). Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an (PPTQ) Darur Raihanun Nahdatul Wathan, tempat Agung menempuh pendidikan, juga tidak mengetahui keberadaan korban.

"Korban dilaporkan hilang itu sekitar tanggal 25 Februari," ujar kuasa hukum keluarga Agung, Tri Mandala P Erindo kepada detikcom, Selasa (16/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tri Mandala melanjutkan, orang tua Agung sempat melakukan aksi unjuk rasa di Mapolda Sultra pada Senin (15/7). Pihak keluarga mendesak Polda Sultra mengambil alih penyelidikan terhadap kasus hilangnya Agung.

"Tidak ada upaya dari pihak pesantren untuk mencari Agung Kurniawan. Ini sangat miris ketika pihak pesantren tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan sebagai lembaga pendidikan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Tri Mandala, pihak keluarga khawatir Agung menjadi korban kejahatan. Keluarga Agung saat itu cemas Agung dieksploitasi oleh oknum tidak bertanggung jawab.

"Takutnya, Agung ini jadi korban eksploitasi, karena sebelum hilang orang tuanya itu menemukan Agung di pasar sedang meminta sumbangan, itu berkali-kali," tutur Tri Mandala.

Setelah 6 bulan pencarian, keberadaan Agung terkuak. Berdasarkan informasi dari masyarakat, Agung akhirnya ditemukan di Masjid Nurul Ukhuwah Kelurahan Anggalomoare, Kecamatan Sampara, Konawe, Minggu (4/8) sekitar pukul 13.00 Wita.

"Ada orang yang menghubungi keluarganya, dan keluarga langsung melapor ke polisi," ungkap Kapolresta Kendari Kombes Aris Tri Yunarko kepada wartawan, Senin (5/8).

Polisi kemudian menjemput Agung di lokasi. Korban lalu dibawa lebih dulu ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan.

"Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan Agung dalam kondisi sehat dan tidak terdapat luka serta bebas dari narkoba," tuturnya.

Setelah diperiksa di RS, Agung dibawa ke Mapolresta Kendari untuk dimintai keterangan. Polisi lantas memeriksa ponsel yang dibawa Agung yang diketahui ternyata handphone itu milik pria berinisial JS.

Pemulung Tak Tahu Agung Korban Hilang

Aris melanjutkan, polisi pun memeriksa JS yang diketahui seorang pemulung. Dari hasil pemeriksaan, JS mengakui mengenal Agung usai bertemu di Masjid Nurul Falah, Kecamatan Baruga pada akhir Februari 2024 lalu.

"JS tidak mengetahui bahwa Agung merupakan anak hilang dari Pondok Pesantren Darur Raihanun Nahdlatul Wathan karena keterbatasan mengakses media sosial," jelas Aris.

Aris menuturkan, sejak pertemuan itu Agung mulai tinggal di kediaman JS di kompleks pemulung wilayah Kecamatan Kambu. Selama tinggal bersama, JS mengakomodir kebutuhan Agung.

"JS mengaku diberitahu oleh Agung bahwa Agung hanya tinggal dengan tantenya dan ibunya telah pergi sejak kecil. Selama tinggal bersama Agung, JS memfasilitasi Agung berupa makanan, pakaian serta memberi HP," paparnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Agung Menolak Diantar Pulang

Berdasarkan keterangan dari JS, Agung sempat mengalami sakit demam berdarah hingga dilarikan ke puskesmas pada 18 Maret 2024. Setelah seminggu menjalani rawat inap, Agung dinyatakan sembuh hingga JS kembali mengajak Agung untuk pulang ke rumah keluarganya.

"JS sempat beberapa kali mengajak Agung untuk pulang ke rumah keluarganya, namun selalu saja menunda dan beralasan, 'nanti pi'," tambah Aris.

Aris menyebut, Agung jarang bergaul selama tinggal bersama JS yang bekerja sebagai pemulung. JS bahkan memberikan HP-nya kepada Agung mulai hari kedua tinggal bersama.

"JS sempat beberapa kali memberitahu Agung untuk keluar bermain atau bergaul namun Agung selalu saja menolak," bebernya.

Kepada polisi, JS menegaskan tidak pernah sekalipun mempekerjakan Agung selama tinggal di kediamannya. Agung disebut kerap berdiam diri di rumah saat JS keluar.

"Selama JS memulung, Agung hanya tinggal sendirian di rumah dalam keadaan pintu tidak terkunci dan Agung biasa berinteraksi dengan tetangganya pada saat mengambil air di sore hari," jelasnya.

Aris mengatakan, kasus ini masih dalam penyelidikan. Pihaknya belum berkomentar lebih jauh terkait penyebab Agung pergi dari pesantren hingga akhirnya ditemukan di masjid setelah tinggal bersama JS.

"JS sementara diambil keterangan lebih lanjut oleh penyidik Satreskrim Polresta Kendari," pungkas Aris.

Halaman 2 dari 2
(sar/hsr)

Hide Ads