Orang tua (ortu) siswa baru SMPN 1 Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan adanya pungutan biaya pemakaian WiFi sebesar Rp 106 ribu setiap siswa. Ortu siswa pun mempertanyakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan siswa.
"Anak saya baru masuk (SMPN 1 Pinrang) tapi ada biaya WiFi yang dibebankan sebesar Rp 106 ribu," kata ortu siswa inisial YN kepada wartawan, Kamis (1/8/2024).
YN menjelaskan pengadaan WiFi tersebut telah dibahas dan disampaikan pihak komite sekolah SMPN 1 Pinrang. Alasannya akan dipakai untuk menunjang aktivitas belajar siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pihak komite sekolah yang sampaikan ada kesepakatan pengadaan WiFi (yang dibebankan ke siswa baru)," keluhnya.
Tidak hanya dibebankan pembayaran WiFi, kata YN, siswa baru juga dibebankan untuk pengadaan perabotan di kelas seperti foto presiden dan wakil presiden. Termasuk foto pj bupati hingga gambar pahlawan dan kipas angin.
"Katanya untuk mempercantik kelas yakni pengecatan kelas, gambar presiden, wakil presiden dan lambang Garuda. Foto gubernur, bupati dan wakilnya lalu ada kipas angin 4 buah dan masih banyak lagi. Itu biayanya Rp 100 ribu," rincinya.
YN lantas mempertanyakan dana BOS (bantuan operasional sekolah) yang selama ini dikelola oleh pihak sekolah. Dia mempertanyakan alasan sampai harus ada biaya lain yang dibebankan kepada siswa.
"Dona BOS-nya kemana? Kan untuk siswa juga sebahagian, untuk menunjang pembelajaran siswa. Apakah kurang sehingga harus dibebankan ke siswa?" ujarnya.
Terpisah, Ketua Komite SMPN 1 Pinrang, M. Aswin membenarkan adanya pungutan untuk siswa baru untuk pengadaan WiFi sekolah. Dia berdalih pengadaan tersebut telah dirapatkan bersama orang tua siswa.
"Itukan sudah dirapatkan bersama orang tua siswa bersama tim siber pungli dari Waka Polres Pinrang. Disepakati pengadaan WiFi biayanya itu Rp 106.000 per siswa," kata Aswin.
Aswin menjelaskan pihak sekolah tidak mampu membayar pengadaan perangkat WiFi yang mencapai Rp 40 juta sehingga dibebankan kepada siswa baru. Pengadaan WiFi kata dia penting, sebab menjadi kebutuhan untuk para siswa dalam menunjang aktivitasnya.
"Pengadaan WiFi inikan untuk menunjang mutu peserta didik. Kan kita mau cerdas anak anak, kalau tidak ada teknologi anak-anak tidak pintar. Apalagi anak anak mau ikut lomba, SMPN 1 menjadi percontohan di Kabupaten Pinrang," jelasnya.
Adapun terkait biaya lainnya seperti pengadaan foto presiden dan wakil presiden hingga kipas, dia mengaku bukan menjadi ranah komite sekolah. Hal tersebut bergantung kesepakatan pihak wali kelas bersama orang tua siswa atau organisasi paguyuban.
"Kan begini, biasanya ada siswa mengeluh kepanasan. Jadi, disepakati misalnya pengadaan kipas angin, nah begitu ceritanya itu," ujarnya.
(ata/ata)