Wanita Halteng Bawa Sajam Ngamuk ke Sekuriti Tambang gegara Rumah Kena Banjir

Maluku Utara

Wanita Halteng Bawa Sajam Ngamuk ke Sekuriti Tambang gegara Rumah Kena Banjir

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Minggu, 21 Jul 2024 16:30 WIB
Wanita di Halteng mengamuk ke sekuriti tambang gegara rumahnya kebanjiran.
Wanita di Halteng mengamuk ke sekuriti tambang gegara rumahnya kebanjiran. Foto: dok. istimewa
Halmahera Tengah -

Seorang wanita di Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara, mengamuk sambil memegang senjata tajam (sajam) jenis parang ke sekuriti perusahaan tambang nikel gegara rumahnya diterjang banjir. Aksi wanita yang belum diketahui identitasnya itu viral di media sosial.

"(Mengamuk sambil menenteng parang) karena air masuk di dorang (mereka) punya rumah. Ketinggian air sampai di lutut orang dewasa," ujar Manager Advokasi Tambang Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Maluku Utara, Mubaliq Tomagola kepada detikcom, Minggu (21/7/2024).

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Lelilef Woebulan, Kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah pada Jumat (19/7) sekitar pukul 17.30 WIT. Aksi wanita tersebut direkam video oleh Mubaliq yang saat itu berada di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mubaliq menuturkan, hujan mulai turun pukul 16.00 WIT hingga 17.00 WIT. Wanita tersebut melampiaskan kekesalannya ke sekuriti tambang karena pihak perusahaan sempat berjanji bakal membangun saluran air.

"Maitua (ibu) bilang perusahaan sudah janji mau bikin gorong-gorong, cuma tara (tidak) terlaksana sampai sekarang, makanya maitua berani kasih keluar parang itu," katanya.

ADVERTISEMENT

Mubaliq juga mengaku sempat mempertanyakan alasan wanita tersebut marah-marah. Wanita itu kemudian menyampaikan bahwa setelah perusahaan tambang itu hadir, rumahnya sering diterjang banjir saat turun hujan.

"Saya sempat tanya kenapa marah-marah, maitua bilang selama dia hidup di situ, tara (tidak) pernah ada banjir, walaupun di desa-desa lain sering banjir. Nanti perusahaan tambang hadir ini baru maitua punya rumah kena banjir. Jarak rumah dengan jalan hauling perusahaan itu cuma 5 meter," katanya.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Tengah, Rais Musa mengatakan di Desa Lelilef Woebulan selalu menjadi langganan banjir ketika turun hujan. Ini diperparah dengan adanya pembangunan indekos di wilayah tersebut.

"Kalau di Desa Lelilef Woebulan itu langganan banjir, apalagi kondisi sekarang dengan pembangunan yang ada, pembangunan kos-kosan," imbuh Rais.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads