Air Sungai Sagea Halteng Diduga Kembali Tercemar Tambang hingga ke Laut

Maluku Utara

Air Sungai Sagea Halteng Diduga Kembali Tercemar Tambang hingga ke Laut

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Jumat, 19 Jul 2024 22:30 WIB
Sungai Sagea di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara, berubah warna menjadi keruh kecokelatan diduga akibat aktivitas tambang.
Foto: Sungai Sagea di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara, berubah warna menjadi keruh kecokelatan. (dok. istimewa)
Halmahera Tengah -

Sungai Sagea di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara, berubah warna menjadi keruh kecokelatan diduga akibat aktivitas tambang yang diperparah karena hujan di daerah hulu. Air sungai yang tercemar meluber hingga ke laut.

"Kejadian (Sungai Sagea tercemar hingga meluber ke laut terjadi) hari ini," ujar warga Desa Sagea, Lada Ridwan kepada detikcom, Jumat (19/7/2024).

Sungai Sagea berada di wilayah Desa Sagea dan Desa Kiya, Kecamatan Weda Utara, Halmahera Tengah. Perubahan pada warna air sungai mulai terlihat pada Rabu (17/7) hingga Jumat (19/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (perubahan warna air Sungai Sagea mulai terlihat pada tanggal 17, 18, hingga 19 Juli 2024," kata Lada Ridwan.

Camat Weda Utara, Takdir Tjan mengatakan pencemaran Sungai Sagea terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Weda Utara pada Senin (15/7). Permukaan air sungai kemudian merembes hingga ke ujung jalan Desa Sagea dan menyisakan lumpur yang mengendap.

ADVERTISEMENT

"(Air sungai merembes ke badan jalan) saat air pasang. Endapan ini terlihat di lokasi yang dimaksud," kata Takdir menanggapi foto jalan dan halaman rumah warga dipenuhi endapan lumpur yang dikirim detikcom.

"Kami sudah melaporkan ke pemda dan pihak IWIP (industri pengolahan nikel yang terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan penambang di Halmahera Tengah). Saat ini juga sudah menjadi perhatian," kata Takdir.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku Utara Fachruddin Tukuboya menolak berkomentar. Dia kemudian mengirimkan kontak Ketua Tim Evaluasi Kawasan Cagar Alam Geologi dan Kawasan Bentang Alam Karst Pusat Tanah dan Geologi Tata Lingkungan dari Badan Geologi, Selasian Gussyak serta Kepala Kantor Penegakkan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) wilayah Papua-Maluku.

"Coba adik konfirmasi ke dorang (mereka) dari Kementerian ESDM yang kemarin turun ke lokasi Sagea, atau ke Gakkum KLHK yang tangani (masalah lingkungan di wilayah) Papua-Maluku," singkat Fachruddin.

Namun dua nomor kontak yang dikirimkan Fachruddin tidak bisa dihubungi. Sementara, Kepala DLH Halmahera Tengah Rivani Abdul Radjak juga belum memberikan respons terkait kondisi Sungai Sagea tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Sungai Sagea juga pernah dilaporkan tercemar pada September 2023. Massa pun melancarkan protes hingga melakukan aksi unjuk rasa menuding aktivitas PT IWIP sebagai pemicu pencemaran sungai.

Namun General Manager External Relations and HR PT IWIP Yudhi Santoso membantah tudingan itu. Pihaknya berdalih kekeruhan air sungai dipengaruhi faktor alam.

"Kekeruhan air Sungai Sagea disebabkan oleh fenomena alam seperti cuaca dan karakteristik batuan karst di wilayah tersebut dan bukan disebabkan oleh aktivitas PT Weda Bay Nickel (WBN) maupun PT IWIP," ujar Yudhi Santoso kepada detikcom, Jumat (10/11/2023).




(hsr/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads