Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Lantas, seperti apa bacaan niat puasa Asyura?
Umat muslim sangat dianjurkan berpuasa di hari Asyura bulan Muharram. Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama Banten, bahwa diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahabat Ibnu Abbas ra, marfu' (disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW) berkata,
"Puasalah pada Hari Asyura dan bedakanlah diri kalian dengan Kaum Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau setelahnya."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi umat muslim yang ingin mengerjakan puasa Asyura, berikut bacaan niat puasa Asyura lengkap dengan qadha Ramadhan yang dirangkum dari situs Nahdlatul Ulama.
Bacaan Niat Puasa Asyura
Hari ini 16 Juli 2024 sejumlah umat muslim akan menjalani puasa Asyura. Namun sebelum itu, wajib hukumnya bagi yang ingin berpuasa untuk berniat puasa Asyura.
Berikut niat puasa Asyura yang dapat dilafalkan:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma syûrâ-a lilâhi ta'âlâ.
Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'âlâ
Bacaan Niat Puasa Asyura di Siang Hari
Adapun yang tidak sempat melafalkan niat pada malam hari, dapat melafalkannya pada siang hari. Dengan syarat, orang yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Berikut niat puasa Asyura di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatit Tasû'â awil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Tasu'a atau Asyura hari ini karena Allah SWT."
Apakah Puasa Asyura Bisa Digabung dengan Qadha Ramadhan?
Terdapat perbedaan pendapat ulama terkait hukum menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa Asyura. Ada yang berpendapat sah dan kedua-duanya bernilai pahala, dan ada juga tidak diperbolehkan bahkan tidak sah kedua-duanya.
Imam Ar-Ramli (wafat 1004 H) menjelaskan dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj tentang keabsahan menggabungkan dua niat puasa qadha' dengan puasa sunnah.
وَلَوْ صَامَ فِي شَوَّالٍ قَضَاءً أَوْ نَذْرًا أَوْ غَيْرَهُمَا أَوْ فِي نَحْوِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ تَطَوُّعِهَا كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - تَبَعًا لِلْبَارِزِيِّ وَالْأَصْفُونِيِّ وَالنَّاشِرِيِّ وَالْفَقِيهِ عَلِيِّ بْنِ صَالِحٍ الْحَضْرَمِيِّ وَغَيْرِهِمْ
Artinya: "Kalau seorang puasa qadha atau nadzar di hari Asyura, maka dia mendapatkan pahala puasa sunnah Asyuranya juga, sebagaimana fatwa ayah kami (Sayamsudin Ar-Ramli) mengikuti fatwanya Al-Barizi, Al-Asfuni, An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Shalih Al-Hadrami dan selainnya." (Syihabbuddin ar-Ramli, Nihayatul Mujtaj [Bairut, Darul Fikr: 1984 H] juz III halaman 208)
Sementara pendapat Imam Abdurahman Ba'alawi (wafat 1320 H) dalam kitabnya, Bugyatul Mustarsyidin fi Talkhish Fatawa Ba'dh Al-Aimmah Al-Muta-akhkhirin menjelaskan perbedaan pendapat terkait permasalahan ini.
ظاهر حديث : "وأتبعه ستاً من شوّال" وغيره من الأحاديث عدم حصول الست إذا نواها مع قضاء رمضان ، لكن صرح ابن حجر بحصول أصل الثواب لإكماله إذا نواها كغيرها من عرفة وعاشوراء
Artinya: "Dzahir hadits "kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal" dan hadits-hadits lainnya mengindikasikan tidak tercapainya kesunnahan puasa enam hari di bulan Syawal jika diniatkan bersamaan dengan niat qadha Ramadhan. Akan tetapi Ibnu Hajar menjelaskan tentang dihasilkannya pahala sunnah karena ia telah dianggap telah menyelesaikannya, jika ia meniatkannya termasuk juga puasa sunnah lainnya seperti puasa sunnah Arafah, Asyura dan lain-lain."
Pendapat itu juga didukung oleh Imam Ramli, berikut:
بل رجح (م ر) حصول أصل ثواب سائر التطوعات مع الفرض وإن لم ينوها ، ما لم يصرفه عنها صارف ، كأن قضى رمضان في شوّال ، وقصد قضاء الست من ذي القعدة ، ويسنّ صوم الست وإن أفطر رمضان اهـ.
Artinya: "Bahkan Imam Ramli menguatkan pendapat tentang dihasilkannya pahala semua puasa sunnah yang diniatkan bersama puasa fardlu sekalipun tanpa diniatkan, selama tidak ada niat lain yang membelokkannya seperti seseorang berniat qadha Ramadhan di bulan Syawal dan berniat mengqadha puasa sunnah Syawal pada bulan Dzulqa'dah. Dan disunnahkan berpuasa sunnah Syawal, meskipun ia tidak puasa Ramadhan."
Adapun pendapat yang menyebut bahwa menggabungkan puasa Asyura dan qadha Ramadhan tidak diperbolehkan, dijelaskan oleh Imam Abu Makhramah sebagai berikut:
قلت : واعتمد أبو مخرمة تبعاً للسمهودي عدم حصول واحد منهما إذا نواهما معاً ، كما لو نوى الظهر وسنتها ، بل رجح أبو مخرمة عدم صحة صوم الست لمن عليه قضاء رمضان مطلقاً
Artinya: "Aku berkata: "Imam Abu Makhramah mengikuti pendapat Imam As-Samanhudi memegang pendapat tidak tercapainya salah satu dari keduanya (kedua-duanya tidak sah) jika berniat dengan dua niat secara bersamaan. Sebagaimana seseorang yang berniat shalat dzhuhur sekaligus niat shalat sunahnya. Bahkan, beliau menegaskan tidak sah seseorang puasa sunnah Syawal sementara ia masih memiliki tanggungan puasa qadha Ramadhan." (Sayyid 'Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin Umar Ba 'Alawi Al-Hadhrami [Bairut, Darul kutub ilmiyah: 2012], halaman 235).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa Asyura terdapat perbedaan pendapat ulama madzhab Syafi'i.
Pendapat pertama mengatakan sah menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa Asyura dan keduanya bernilai pahala. Pendapat tersebut dari Al-Baziri, Syihabuddin Ar-Ramli, Syamsuddin Ar-Ramli, Ibnu Hajar dan yang lainnya.
Sementara pendapat kedua menurut Imam Abu Makhramah mengikuti pendapat Imam As-Samhudi menyatakan penggabungan dua niat puasa wajib dan sunnah dalam satu kali pelaksanaan justru membuat puasa tersebut tidak sah. Seperti tidak sahnya niat shalat dzuhur dan sunnah ba'diyahnya dalam satu pekerjaan shalat.
Bahkan lebih dari itu, beliau menyatakan puasa sunnah tidak sah jika masih memiliki tanggungan qadha Ramadhan. Wallahu a'lam bisshawab.
Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
Itulah bacaan niat puasa Asyura lengkap dengan qadha Ramadhan. Semoga membantu, detikers.
(alk/alk)