Jadwal Puasa Tasua dan Asyura Menurut Muhammadiyah, Hukum, dan Penjelasannya

Jadwal Puasa Tasua dan Asyura Menurut Muhammadiyah, Hukum, dan Penjelasannya

Edward Ridwan - detikSulsel
Minggu, 14 Jul 2024 19:46 WIB
125 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah Penuh Makna hingga dalam Bahasa Arab
Foto: Getty Images/Baramyou0708
Makassar -

Puasa Tasua dan Asyura merupakan dua amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat muslim di bulan Muharram. Puasa ini masing-masing dikerjakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Tahun ini terdapat perbedaan terkait jadwal pelaksanaan puasa Tasua dan Asyura di kalangan umat muslim. Hal ini lantaran adanya perbedaan penetapan kalender Hijriah oleh sejumlah organisasi Islam di Indonesia.

Diketahui, organisasi Islam Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Muharram 1446 jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Jadwal tersebut juga sama dengan penetapan yang dilakukan pemerintah melalui Kemenag RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan Muhammadiyah dan Pemerintah RI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) justru menetapkan 1 Muharram 1446 jatuh pada Senin, 8 Juli 2024.

Hal ini membuat sebagian masyarakat khususnya warga Muhammadiyah bertanya, kapankah pelaksanaan puasa Tasua dan Asyura versi Muhammadiyah? Untuk lebih jelasnya, simak berikut ulasan selengkapnya!

ADVERTISEMENT

Jadwal Puasa Tasua dan Asyura Menurut Muhammadiyah

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Muhammadiyah bersamaan dengan pemerintah menetapkan 1 Muharram jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Sehingga tanggal 9 Muharram akan jatuh pada Senin, 15 Juli 2024.

Atau lebih tepatnya, umat muslim sudah memasuki tanggal 9 Muharram pada Senin, 15 Juli 2024. Hal ini lantaran perhitungan kalender Hijriah menggunakan waktu perputaran Bulan mengelilingi Matahari, sehingga pergantian hari terjadi pada saat memasuki waktu Magrib.

Adapun tanggal 10 Muharram (Hari Asyura) akan jatuh pada Selasa 16 Juli 2024.

Berikut rincian selengkapnya:

  • 9 Muharram (Puasa Tasua): Senin, 15 Juli 2024
  • 10 Muharram (Puasa Asyura): Selasa, 16 Juli 2024

Dengan demikian, bagi umat muslim yang ingin mengerjakan puasa Tasua, maka bisa bangun sahur dan membaca niat malam ini.

Hukum Puasa Tasua Menurut Muhammadiyah

Mengerjakan puasa Tasua sendiri hukumnya sunnah. Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah.or.id, puasa tanggal 9 Muharram ini hanyalah sebagai tambahan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya sebagai pembeda dari tradisi kaum Yahudi.

Saat orang-orang Yahudi mengagungkan puasa Asyura, Nabi Muhammad menganjurkan umat Islam untuk berpuasa sehari sebelumnya, yakni pada tanggal 9 Muharram. Namun, karena Nabi wafat sebelum tahun depan tiba, maka pelaksanaan puasa Tasua tidak sempat dikerjakan.

Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas:

عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا : حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Abdullah bin Abbas RA berkata saat Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.' Maka Rasulullah SAW bersabda: 'Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).' Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah Saw wafat." (HR. Muslim)

Meski demikian, sunnah puasa Tasua ini memberikan pelajaran kepada setiap muslim tentang pentingnya kesempurnaan ibadah, mengenang sejarah, dan menghormati agama.

Puasa Asyura dan Tasua sendiri memiliki makna yang dalam. Asyura mengajarkan perjuangan melawan kezaliman, sementara Tasuah menegaskan pentingnya membedakan ibadah Islam dari tradisi agama lain.

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua Sebelumnya

Salah satu pertanyaan yang kerap ditanyakan masyarakat terkait puasa Asyura adalah jika seseorang tidak puasa Tasua apakah boleh melaksanakan puasa Asyura?

Dikutip dari laman Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, anjuran puasa Asyura dibarengi dengan puasa Asyura dilandaskan pada hadits nabi sebagai berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
[رواه مسلم وأبو داود]وَفِي لَفْظٍ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ يَعْنِي يَوْمَ عَاشُورَاءَ
[رواه أحمد و مسلم]وقَالَ أَبُو عَلِيٍّ رَوَاهُ أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ زَادَ فِيهِ مَخَافَةَ أَنْ يَفُوتَهُ عَاشُورَاءُ
[انظر سنن ابن ماجه]

Artinya: "Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para sahabatnya untuk berpuasa juga, para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.' Rasulullah SAW kemudian bersabda, 'Jika saya panjang umur sampai tahun depan, niscaya saya akan berpuasa pada hari kesembilan,' yakni hari Tasu'a. Namun, sebelum tahun depan datang, Rasulullah SAW telah wafat." (HR Muslim dan Abu Dawud)

Dalam lafaz lain Rasulullah SAW bersabda: "Jika Saya panjang umur sampai tahun depan, niscaya saya akan berpuasa pada hari kesembilan, yakni hari, Asyura'." [HR Ahmad dan Muslim]

Abu 'Ali mengatakan: "Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad Ibn Yunus dari Ibnu Abi Dzi'b dengan tambahan "karena beliau takut ketinggalan 'Asyura'." [Lihat Ibnu Majah]

Namun, sebagaimana dijelaskan di atas, puasa Tasua sendiri hukumnya sunnah. Puasa ini sifatnya tambahan yang membedakan puasa Asyura umat Islam dengan orang-orang Yahudi.

Sehingga bagi umat muslim yang ingin mengerjakan puasa Asyura namun tidak sempat puasa Tasua sebelumnya, maka tetap diperbolehkan untuk berpuasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Nah, demikianlah penjelasan tentang jadwal puasa Tasua dan Asyura menurut Muhammadiyah. Selamat berpuasa ya, detikers!




(edr/alk)

Hide Ads