20 Makam di Desa Rumah Tiga Ambon Amblas Akibat Erosi Sungai Wailela

Maluku

20 Makam di Desa Rumah Tiga Ambon Amblas Akibat Erosi Sungai Wailela

Muhammad Jaya Barends - detikSulsel
Jumat, 12 Jul 2024 19:30 WIB
Lokasi makam yang amblas akibat erosi sungai di Ambon.
Foto: Lokasi makam yang amblas akibat erosi sungai di Ambon. (Muhammad Jaya Barends/detikcom)
Ambon -

Sebanyak 20 makam di perkuburan kawasan Wailela, Kota Ambon, Maluku, amblas akibat erosi Sungai Wailela. Puluhan makam itu amblas secara bertahap sejak 2022.

"Total makam yang sudah hanyut terbawa air sungai akibat longsor sekitar 20 makam," ungkap warga setempat, Tinus Elwarin kepada detikcom, Jumat (12/7/2024).

Pekuburan itu berada di RT 01/RW 01, kawasan Sungai Wailela, Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon. Awalnya, kata Tinus, tahun 2022 sekitar lima makam yang hanyut termasuk tulang belulang ke sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya itu lima makam dulu yang hanyut tahun 2022. Kemudian berlanjut hingga 2024, makam yang hanyut diperkirakan mencapai 20 makam," jelasnya.

Tinus mengatakan, makam amblas turut dipicu intensitas curah hujan yang tinggi. Hujan deras memicu luapan sungai hingga mengikis tanah yang turut mengakibatkan longsor.

ADVERTISEMENT

"Pekuburan dekat sungai memang, makanya saat terjadi erosi lalu terjadi pengikisan tanah perlahan-lahan. Selain itu sering terjadi longsor. Namun, ada sebagian kerangka berhasil diselamatkan," jelasnya.

Terpisah, warga yang makam keluarganya amblas, Erwin Bravor mengatakan, kerangka orang tuanya sudah dipindahkan. Dia turut menyoroti belum ada tindak lanjut dari pemerintah terkait kejadian ini.

"Kalau tidak cepat kerangka orang tua saya dipindahkan mungkin saja sudah terbawa air sungai. Kondisi ini terjadi sejak lama, tapi belum ada tindakan konkret dari pemerintah," jelas Erwin.

Sementara itu, pejabat Desa Rumah Tiga Ridwan Salampessy menyebut, pihaknya telah menyurat ke Pemkot Ambon, BPBD, Dinas PUPR guna mengatasi persoalan itu. Dia mengatakan, pembuatan talud tak bisa menggunakan dana desa sebab anggaran terlalu besar.

"Kita sudah bersurat ke Pemkot Ambon dan instansi teknis lain. Untuk itu, kita masih menunggu. Sebab anggaran pembuatan talud sangat besar tak bisa pakai dana desa. Saat ini, kita telah memasang terpal tepat di lokasi erosi sehingga melambat pengikisan tanah," jelasnya.




(sar/hsr)

Hide Ads