Cerita Pantarlih Coklit Warga di Selayar, Datangi Kuburan-Seberangi Lautan

Cerita Pantarlih Coklit Warga di Selayar, Datangi Kuburan-Seberangi Lautan

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Rabu, 10 Jul 2024 19:05 WIB
Pantarlih bernama Darmawati di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu mendatangi kuburan saat proses coklit DP4 Pilkada 2024.
Foto: Pantarlih bernama Darmawati di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu mendatangi kuburan saat proses coklit DP4 Pilkada 2024. (Dok. Istimewa)
Kepulauan Selayar -

Petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) atau pantarlih di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), punya sederet cerita selama proses pencocokan dan penelitian (coklit) daftar penduduk potensial pemilih pemilihan (DP4) untuk Pilkada 2024. Ada yang mendatangi kuburan, ada pula yang mesti menyeberang lautan demi jaringan internet.

Salah satunya datang dari pantarlih bernama Darmawati di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu. Darmawati mengaku harus mendatangi kuburan demi memastikan calon pemilih sudah meninggal dunia, tetapi belum memiliki akta kematian.

"Iya, itu waktu awal-awal proses coklit. Mau tidak mau harus cek ke kuburan. Kita kan harus punya data riil. Ada empat orang. Alhamdulillah sudah berhasil semua di-coklit," ujarnya kepada detikSulsel, Rabu (10/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmawati mengaku mendatangi kuburan untuk coklit atas inisiatifnya sendiri. Hal itu, kata dia, semata-mata agar data yang diperoleh akurat sehingga orang yang sudah meninggal tidak lagi dimasukkan dalam daftar pemilih tetap (DPT).

"Setelah memastikan tanggal kematian, langsung koordinasi dengan PPS (panitia pemungutan suara) agar koordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengeluarkan surat keterangan kematian. Surat keterangan kematian jadi syarat administrasi agar dicoret dalam daftar pemilih," bebernya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, pengalaman lain diungkapkan Berlian Puspita Sari, pantarlih di Desa Komba-komba, Pasimarannu. Saat proses coklit beberapa waktu lalu, kata dia, jaringan internet sempat lemot yang menjadikan proses input data ke e-coklit terhambat.

"Setengah mati sekali (jaringan internet). Login ke e-coklit saja tidak bisa itu hari," ungkapnya.

Berlian pun harus mencari wilayah yang mempunyai jaringan internet stabil untuk login ke e-coklit. Tidak tanggung-tanggung, dia mesti menyeberangi lautan dengan menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam ke kecamatan lain, tepatnya di Pulau Jampea, Kecamatan Pasimasunggu.

"Akhirnya saya pergi Jampea. Jauh sekali, 4 jam. Kebetulan ada keluarga yang berangkat, jadi saya ikut. Di sana baru bisa login. Alhamdulillah sekarang selesai, sudah 100%," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, KPU Selayar mengakui proses coklit terhambat jaringan internet. Dari 103.651 warga yang masuk DP4 untuk Pilkada 2024, progresnya baru mencapai 91,46%.

"Progres coklit Selayar sudah 91,46%. Itu di aplikasi, ya. Kalau secara manualnya hampir 100%. Kita terkendala di jaringan kalau mau di-upload di e-coklit," ujar Koordinator Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Selayar Ahmad Sultan kepada detikSulsel, Selasa (9/7).

Ahmad menuturkan kendala jaringan internet terjadi di kecamatan kepulauan, yakni Kecamatan Pasimarannu, Pasilambena, dan Taka Bonerate. Di kecamatan tersebut, ada beberapa desa yang akses internetnya sulit dijangkau.

"E-coklit itu kita terkendala di Pasimarannu, Pasilambena, itu di sebagian desa, ya. Termasuk di Taka Bonerate. Kita terkendala di jaringan kalau mau di-upload di e-coklit," katanya.




(ata/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads