Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) meraih penghargaan dalam acara Anugerah Merdeka Belajar 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pemprov Sulsel masuk dalam kategori pemerintah provinsi terbaik dalam Transformasi Pembelajaran Merdeka Belajar.
Penghargaan tersebut diserahkan Mendikbudristek Nadiem Makarim di Jakarta, Jumat (5/7/2024) malam. Penghargaan diterima langsung oleh Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh.
"Saya mengucapkan terima kasih, di seluruh Sulawesi Selatan sudah ada 559 SMA dan 234 SMK yang sudah menyelenggarakan kurikulum Merdeka Belajar," ungkap Zudan dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zudan menjelaskan, Anugerah Merdeka Belajar 2024 ini sebagai apresiasi kepada pemerintah dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemendikbudristek RI. Di Sulsel, jumlah sekolah yang menerapkan Merdeka Belajar ini menjadi salah satu provinsi yang terbanyak di Indonesia.
"Jadi program dari Menteri Pendidikan sudah dilaksanakan oleh Provinsi Sulawesi Selatan, program Merdeka Belajar terbaik dan terbanyak yang diselenggarakan di Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Zudan menilai, pencapaian tersebut membutuhkan kerja keras dan media-media belajar yang jauh lebih inovatif dan lebih kreatif. Dia berharap program ini harus dimaksimalkan lagi untuk diterapkan ke seluruh siswa.
"Selamat untuk seluruh jajaran dinas pendidikan, para guru dan seluruh siswa yang sudah menerapkan Merdeka Belajar," ucap Zudan.
Sementara itu, Nadiem Makarim menjelaskan program Merdeka Belajar sudah berjalan selama lima tahun. Dia mengklaim program ini sudah membawa perubahan termasuk berbagai praktik baik pendidikan di seluruh Indonesia.
"Anugerah Merdeka Belajar 2024 ini merupakan bentuk apresiasi kami kepada pemerintah daerah yang terus mengupayakan perwujudan sekolah yang kita cita-citakan melalui transformasi sistem pendidikan," kata Nadiem dilansir dari laman resmi Kemendikburistek.
Nadiem menambahkan, sekolah yang dicita-citakan memiliki sejumlah karakteristik, antara lain pembelajaran yang berpusat pada murid, iklim sekolah yang inklusif, aman, dan merayakan kebhinekaan, guru-guru yang gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi. Kepala sekolah juga dituntut meningkatkan kualitas layanan satuan pendidikan secara berkelanjutan.
"Semua karakteristik itu mungkin terdengar sangat ideal dan sulit untuk direalisasikan. Namun, pada kenyataannya, sekarang pemangku kepentingan pendidikan sudah mulai melihat perwujudan sekolah yang dicita-citakan di berbagai daerah di seluruh Indonesia," pungkasnya.
(sar/hsr)