Zudan Arif Klaim Sulsel Masuk 5 Terbaik Penanganan Inflasi di Indonesia

Zudan Arif Klaim Sulsel Masuk 5 Terbaik Penanganan Inflasi di Indonesia

St Fatimah - detikSulsel
Selasa, 02 Jul 2024 10:18 WIB
Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh saat berkunjung ke kantor BPS Sulsel.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh saat berkunjung ke kantor BPS Sulsel. (Dok. Humas Pemprov Sulsel)
Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan inflasi tahunan Sulsel pada Juni 2024 turun di angka 2,03 persen year to year (y-o-y). Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh mengklaim capaian itu menempatkan Sulsel di posisi lima terbaik penanganan dan pengendalian inflasi di Indonesia.

"Ini kabar yang menggembirakan bagi Sulsel," ujar Zudan Arif Fakrulloh dalam keterangannya saat berkunjung di Kantor BPS Sulsel, Senin (1/7/2024).

Dalam rilis BPS juga dilaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,84. Zudan melanjutkan laporan ini merupakan hal yang positif bagi Sulsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dilihat rata-rata nasional dari 38 provinsi, Sulawesi Selatan masuk nomor lima terbaik di Indonesia. Jadi terima kasih banyak untuk semua," tuturnya.

Zudan mengatakan capaian ini berkat kerja sama semua pihak. Pencapaian ini diharapkan menjadi motivasi untuk menekan angka inflasi ke tingkat yang lebih rendah.

ADVERTISEMENT

"Tingkat indeks yang membaik tercermin dari inflasi year on year di bulan Juni di Sulsel turun menjadi 2,03 persen. Ini menjadi sesuatu yang sangat bagus bagi kita," jelas Zudan.

Menurut Zudan, laporan BPS Sulsel menjadi acuan bagi Pemprov Sulsel termasuk kabupaten/kota untuk melakukan langah-langkah pengendalian inflasi.

"BPS luar biasa, datanya sangat akurat sehingga intervensi dari pemerintah provinsi dan kabupaten kota semakin tepat," imbuhnya.

Berdasarkan laporan BPS Sulsel, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wajo 2,73 persen dengan IHK sebesar 106,34 dan terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 1,77 persen dengan IHK sebesar 106,13.

Tingkat inflasi dari tahun ke tahun itu terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Pengeluaran yang dimaksud, yakni: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,06 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,71 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,4 persen.

Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,79 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,71 persen. Kelompok transportasi sebesar 0,9 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,43 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,78 persen.

Selanjutnya, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,27 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,28 persen. Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,12 persen.

"Inflasi dari tahun ke tahun 2,03 persen ini diakibatkan oleh kelompok, makanan, minuman, tembakau, transportasi dan perawatan pribadi yaitu harga emas. Sedangkan Informasi dan komunikasi mengalami deflasi dari tahun ke tahun," jelas Kepala BPS Sulsel, Ariyanto.

Sementara tingkat deflasi month to month (m-to-m) pada Juni 2024 sebesar 0,26 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) capaian Sulsel di Juni 2024 sebesar 0,83 persen.




(sar/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads