Jokowi Nilai Swasembada Pangan Butuh Proses Panjang gegara Iklim Tak Menentu

Jokowi Nilai Swasembada Pangan Butuh Proses Panjang gegara Iklim Tak Menentu

Syachrul Arsyad - detikSulsel
Jumat, 05 Jul 2024 13:25 WIB
Presiden Jokowi usai meninjau program pompanisasi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Foto: Presiden Jokowi usai meninjau program pompanisasi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). (Dok. Sekretariat Presiden)
Bantaeng -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia menuju swasembada pangan membutuhkan proses yang panjang. Upaya menuju kemandirian produksi pangan kerap terhambat perubahan iklim yang tidak menentu.

"Ini proses yang panjang. Swasembada itu tidak hanya... kadang sudah baik, turun lagi karena iklim yang tidak menentu, Kemudian turun lagi karena ada El Nino, La Nina," kata Jokowi usai meninjau pompanisasi di Desa Layoa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (5/7/2024).

Jokowi menilai produksi pertanian yang terganggu akibat cuaca ekstrem tidak hanya terjadi di Indonesia. Kondisi ini disebut turut menjadi kendala negara-negara di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira iklim sangat mempengaruhi produktivitas pangan di semua negara dan dalam dua tahun ini negara-negara yang biasanya produksi lebih itupun sudah mengalami penurunan yang tajam," tegas Jokowi.

Diketahui, Jokowi melanjutkan kunjungan kerja di Sulsel. Jokowi turut meninjau pasar tradisional di Kabupaten Bulukumba dan mengecek harga pangan, Jumat (5/7) pagi tadi.

ADVERTISEMENT

"Pagi tadi saya dan rombongan berkunjung ke Bulukumba mengecek harga-harga yang ada di pasar Bulukumba, harganya sangat baik. Tapi saya lihat bawang merah Rp 30 ribu, cabe Rp 30 ribu," ungkapnya.

Jokowi beranggapan harga pangan di Sulsel jauh lebih murah dibanding Pulau Jawa. "Setelah saya tanya, di sini memang ada produksi sendiri di Sulawesi Selatan. Ini sangat bagus," sambung Jokowi.

Jokowi kemudian melanjutkan kunjungan ke Bantaeng. Jokowi meninjau pompanisasi air bantuan dari Kementerian Pertanian untuk mengairi sawah petani.

"Di Bantaeng sebanyak 80 pompa, keperluannya 150 Pak Bupati (Bantaeng) tadi menyampaikan kebutuhannya 150, sudah diberikan 80 pompa," sebutnya.

Jokowi meyakini pemasangan pompa air akan meningkatkan produktivitas pertanian. Program pompanisasi ini juga untuk mengantisipasi kekeringan.

"Petani tadi menyampaikan di sini hanya panen sekali, padahal tanahnya subur, karena airnya nggak ada. Sehingga dengan pompa ini sudah nanam yang kedua. Kita harapkan nanti bisa masuk ke penanaman ketiga," jelasnya.




(sar/sar)

Hide Ads