Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat tingkat inflasi di Sulbar berada di bawah standar nasional, yaitu 3,05%. Inflasi Sulbar dari bulan ke bulan mencapai 0,81%.
Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri menjelaskan penyumbang inflasi menurut kelompok pengeluaran dari tahun ke tahun (yoy) adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,59%, penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,50 %, transportasi sebesar 0,09%, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08%, kesehatan dan pendidikan menyumbang 0,01%.
Penyumbang utama inflasi untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu komoditas beras, pisang, dan cabai merah, sementara untuk kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, komoditas penyumbang inflasinya adalah nasi dengan lauk, ayam goreng dan sayur olahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angka ini masih jauh di bawah batas maksimal yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 3,05 persen," kata Tina dalam keterangan tertulis, Senin (1/7/2024).
Menurutnya, inflasi Sulbar dari bulan ke bulan mencapai 0,81%. Hal ini didorong oleh peningkatan harga beberapa komoditas utama, seperti beras, ikan layang, ikan cakalang dan cabe merah sebesar 0,79%.
Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 2,45 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,62 dan terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 2,24 persen dengan IHK sebesar 106,76.
"Inflasi ini didorong utamanya oleh budaya masyarakat pada Idul Adha di mana masyarakat meningkat konsumsi ikan cakalang, cabe merah dan beras," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, naiknya permintaan ikan mendorong peningkatan nilai tukar subsektor perikanan sebesar 100,89 dan nilai tukar sub sektor petani yang bergerak di hortikultura sebesar 105,38.
Menanggapi hal itu, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin mengapresiasi capaian yang telah ditorehkan oleh tim inflasi, baik tingkat provinsi maupun kabupaten.
"Saya mengapresiasi tim inflasi provinsi maupun kabupaten atau kota yang telah bekerja keras untuk mengelola inflasi dari waktu ke waktu," tuturnya.
Dia menekankan menekan laju inflasi di Sulbar bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun langkah itu perlu dilakukan, mengingat dampaknya bagi ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat.
"Ada 21 bahan pokok yang mempengaruhi, melingkupi kehidupan warga kita siang dan malam," tuturnya.
(ncm/ega)