"Sudah dimulai (status tanggap darurat) dari tanggal 24 Juni sampai dengan 14 hari ke depan," ujar Sekretaris BPBD Parimo Rivai kepada detikcom, Selasa (25/6/2024).
SK penetapan status tanggap darurat itu ditandatangani Pj Bupati Parimo Richard Arnaldo. Rivai mengatakan ada 9 desa di Parimo yang dilanda banjir, yakni 3 desa di Kecamatan Torue, 2 desa di Kecamatan Parigi Selatan, dan 4 desa di Kecamatan Toribulu.
"Status darurat penanganan bencana banjir di Kecamatan Torue, Kecamatan Parigi Selatan, dan Kecamatan Toribulu. Total 9 desa," terangnya.
Rivai menuturkan kebijakan status tanggap darurat diambil lantaran dampak yang ditimbulkan banjir bandang sangat besar. Bencana itu mengakibatkan ada satu warga meninggal terseret arus, 1.990 jiwa terdampak, 76 kepala keluarga (KK) mengungsi, 60 rumah rusak hingga 2 jembatan putus.
"Berdasarkan asesmen dari TRC maupun teman-teman dari Tagana, PMI dampaknya memang besar. Korban jiwa 1 orang, 1.990 jiwa terdampak, 76 KK mengungsi, 60 unit rumah rusak, jembatan 2 yang putus," ungkapnya.
Ia menambahkan BPBD Parimo telah menempatkan beberapa posko induk untuk menangani para pengungsi. Pihaknya juga masih melakukan pendataan rinci terkait dampak banjir.
"Sudah ada posko untuk pengungsi," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, banjir yang menerjang Parimo terjadi sejak Minggu (23/6). Insiden ini mengakibatkan seorang wanita lansia bernama Andi Nur Hayati (70) tewas terseret arus banjir.
Dua warga lainnya sempat dilaporkan hilang. Namun belakangan keduanya dan ditemukan sudah menyelamatkan diri di area lebih tinggi.
"Banjir terjadi akibat bertemunya air laut pasang dan banjir yang meluap dari Sungai Toribulu," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus kepada wartawan, Minggu (23/6).
(sar/asm)